Sabtu, 28 Oktober 2017

OBAT PRE EKLAMSIA DAN EKLAMPSIA, OBAT ANTI PIRETIKA, VITAMIN DAN MINERAL, & ANTI KONVULSI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Preeklampsia didefinisikan sebagai hipertensi disertai proteinuria, merupakan suatu gangguan multisistem yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai dengan kejang. Preeklampsia dan eklampsia berkontribusi terhadap 10 – 15% dari total kematian ibu di dunia. Sebagian besar kematian di negara berkembang diakibatkan oleh eklampsia, sementara di negara maju lebih sering disebabkan oleh komplikasi dari preeklampsia (Turner, 2010). Eklampsia menduduki urutan kedua setelah perdarahan sebagai penyebab utama kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010 (Hernawati, 2011).
Masyarakat saat ini sudah tidak pasif lagi dalam menanggapi situasi sakit maupun gangguan ringan kesehatannya. Masyarakat sudah tidak segan lagi minum obat pilihan sendiri untuk menangkal gangguan-gangguan tersebut. Obat yang paling banyak digunakan untuk menyembuhkan atau mengurangi sakit kepala atau demam adalah dari golongan analgetik- antipiretik (Anief, 1996).
Di Indonesia obat analgetik beredar sangat banyak, diantaranya sebanyak 110 merek obat analgetik yang termasuk golongan bebas, 307 merek obat analgetik yang termasuk dalam golongan obat keras, dan 29 merek obat analgetik yang termasuk obat bebas terbatas (Anonim, 2009b).
Bagi seorang tenaga medis, mengetahui obat-obatan adalah hal penting, sebelum memulai pelayanan dimasyarakat sebagai tanggung jawabnya.
Manusia adalah salah satu sasaran praktik keperawatan, dimana manusia tesebut membutuhkan palayanan dari seorang tenaga kesehatan secara maksimal, oleh karena itu seorang tenaga kesehatan juga dituntut untuk lebih memahami kebutuhan akan obat-obatan bagi manusia yang membutuhkan demi memperbaiki status kesehatannya.
Manusia sebagai makhluk yang membutuhkan nutrisi dari makanan untuk menghasilkan energi, sebagai penujang dan sebagai sumber mempertahankan kondisi tubuhnya agar tetap dapat bertahan hidup. Alam telah menyediakan sumber – sumber yang dapat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, diperoleh dari berbagai tumbuhan, hewan dan mineral yang di dalamnya mengandung berbagai macam zat yang berguna untuk tubuh manusia. Zat yang berguna tersebut adalah vitamin dan mineral.
Vitamin dan mineral adalah zat yang sangatlah penting untuk menunjang kehidupan manusia. Zat – zat tersebut berperan penting dalam proses – proses kimia dalam tubuh dan berpengaruh dalam mempertahankan fungsi tubuh, karena vitamin dan mineral merupakan faktor yang berdampak besar terhadap berjalannya fungsi fisiologi tubuh, dan umumnya kekurangan, kelebihan ataupun kesalahan penggunaan vitamin dapat berdampak terhadap patologi tubuh.
Peranan vitamin dan mineral di dunia farmasi, vitamin dan mineral merupakan zat yang banyak digunakan dalam pelengkap atau penunjang pengobatan, sebagai zat sekunder pada terapi untuk mempertahankan kondisi tubuh dan digunakan untuk mengobati beberapa penyakit. Maka dari itu, kami menyusun makalah yang memuat tentang pengertian vitamin, penggolongan vitamin, mineral, unsur hara serta dampak keberadaan zat tersebut di dalam tubuh.
Antikonvulsi digunakan terutama untuk mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi (Epileptic seizure ). Golongan obat ini lebih tepat dinamakan antiepilepsi, sebab obat ini jarang digunakan untuk gejala konvulsi penyakit lain. Bromida, obat pertama yang digunakan untuk terapi epilepsi telah di tinggalkan karena ditemukanya berbagai antiepilepsi baru yang lebih efektif. Fenobarbital diketahui memiliki efek antikonvulsi spesifik, yang berarti efek antikonvulsinya tidak berkaitan langsung dengan efek hipnotiknya.
1.2        Rumusan Masalah
1.         Apa itu Obat Pre Eklamsia dan Eklampsia?
2.         Apa itu Obat Anti Piretika?
3.         Apa itu Vitamin Dan Mineral?
4.         Apa itu Konvulsi

1.3       Tujuan Penulisan
Melalui makalah ini mengharapkan sebagai tenaga kesehatan bidan dapat mengetahui apa saja manfaat dan dampak dari obat serta vitamin dan mineral dalam lingkup praktik kebidanan.




















BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Obat Pre Eklamsia dan Eklampsia
2.1.1    Pengertian
Preeklampsia atau keracunan kehamilan sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil tapi tak terjadi pada wanita yang tidak hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklampsia umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan.
Pre eklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas.
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Eklampsia merupakan kondisi lanjutan dari preeklampsia yang tidak teratasi dengan baik. Selain mengalami gejala preeklampsia, pada wanita yang terkena eklampsia juga sering mengalami kejang kejang. Eklampsia dapat menyebabkan koma atau bahkan kematian baik sebelum, saat atau setelah melahirkan.
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan neurologik) dan/atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklampsia.
2.1.2    Macam-macam Obat Pre Eklamsia Dan Eklamsia
Anti konvulsan
Mencegah kambuhnya kejang dan mengakhiri aktivitas klinik dan elektrik kejang.
1.                  Magnesium sulfat.

Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa magnesium sulfat merupakan drug of choice untuk mengobati kejang eklamptik (dibandingkan dengan diazepam dan fenitoin). Merupakan antikonvulsan yang efektif dan membantu mencegah kejang kambuh dan mempertahankan aliran darah ke uterus dan aliran darah ke fetus. Magnesium sulfat berhasil mengontrol kejang eklamptik pada >95% kasus. Selain itu zat ini memberikan keuntungan fisiologis untuk fetus dengan meningkatkan aliran darah ke uterus.

2.                  Fenitoin
Fenitoin telah berhasil digunakan untuk mengatasi kejang eklamptik, namun diduga menyebabkan bradikardi dan hipotensi. Fenitoin bekerja menstabilkan aktivitas neuron dengan menurunkan flux ion di seberang membran depolarisasi. Keuntungan fenitoin adalah dapat dilanjutkan secara oral untuk beberapa hari sampai risiko kejang eklamtik berkurang. Fenitoin juga memiliki kadar terapetik dan penggunaannya dalam jangka pendek sampai sejauh ini tidak memberikan efek samping yang buruk pada neonates.

3.                  Diazepam
Telah lama digunakan untuk menanggulangi kegawatdaruratan pada kejang eklamptik. Mempunyai waktu paruh yang pendek dan efek depresi SSP yang signifikan.
4.                  Hidralazin
Merupakan vasodilator arteriolar langsung yang menyebabkan takikardi dan peningkatan cardiac output.Hidralazin membantu meningkatkan aliran darah ke uterus dan mencegah hipotensi. Hidralazin dimetabolisir di hati. Dapat mengontrol hipertensi pada 95% pasien dengan eklampsia.
5.                  Labetalol
Merupakan beta-bloker non selektif. Tersedia dalam preparat IV dan per oral. Digunakan sebagai pengobatan alternatif dari hidralazin pada penderita eklampsia. Aliran darah ke uteroplasenta tidak dipengaruhi oleh pemberian labetalol IV.
6.                  Nifedipin:
Merupakan Calcium Channel Blocker yang mempunyai efek vasodilatasi kuat arteriolar. Hanya tersedia dalam bentuk preparat oral.
7.                  Klonidin
Merupakan agonis selektif reseptor 2 ( 2-agonis). Obat ini merangsang adrenoreseptor 2 di SSP dan perifer, tetapi efek antihipertensinya terutama akibat perangsangan reseptor 2 di SSP.

2.1.3        Cara Kerja/ Khasiat Obat Pre Eklamsia Dan Eklampsia
1.         Untuk menghentikan dan mencegah kejang
2.         Mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya krisis hipertensi
3.         Sebagai penunjang untuk mencapai stabilisasi keadaan ibu seoptimal mungkin
4.         Mengakhiri kehamilan dengan trauma ibu seminimal mungkin

Pengobatan Konservatif.
Sama seperti pengobatan pre eklampsia berat kecuali bila timbul kejang-kejang lagi maka dapat diberikan obat anti kejang (MgSO4).
Pengobatan Obstetrik 
1.      Sikap dasar : Semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri dengan atau tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin
2.      Bilamana diakhiri, maka kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilisasi (pemulihan) kondisi dan metabolisme ibu. Setelah persalinan, dilakukan pemantauan ketat untuk melihat tanda-tanda terjadinya eklampsia. 25% kasus eklampsia terjadi setelah persalinan, biasanya dalam waktu 2 – 4 hari pertama setelah persalinan. Tekanan darah biasanya tetap tinggi selama 6 – 8 minggu. Jika lebih dari 8 minggu tekanan darahnya tetap tinggi, kemungkinan penyebabnya tidak berhubungan dengan pre-eklampsia.
2.1.4    Indikasi/Kontraindikasi
Indikasi : Kejang bronkus pada semua jenis asma bronkial, bronkitis kronis dan emphysema, Hipertensi, dapat digunakan tunggal atau kombinasi dengan deuritika golongan tiazi,
a.    Ibu
·      Usia kehamilan 37 minggu atau lebih
·      Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia, kegagalan terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam perawatan medisinal, ada gejala-gejala status quo (tidak ada perbaikan). Kontra indikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini, hamil dan laktasi, anak
2.1.5    Dosis Yang Digunakan
1.    Magnesium Sulfat
Inisial: 4-6 g. IV bolus dalam 15-20 menit; bila kejang timbul setelah pemberian bolus, dapat ditambahkan 2 g. IV dalam 3-5 menit. Kurang lebih 10-15% pasien mengalami kejang lagi setelah pemberian loading dosis. Dosis rumatan: 2-4 g./jam IV per drip. Bila kadar magnesium > 10 mg/dl dalam waktu 4 jam setelah pemberian per bolus maka dosis rumatan dapat diturunkan. Pada Magpie Study, untuk keamanan, dosis magnesium dibatasi. Dosis awal terbatas pada 4 g. bolus IV, dilanjutkan dengan dosis rumatan 1 g./jam. Jika diberikan IM, dosisnya 10 g. dilanjutkan 5 g. setiap 4 jam. Terapi diteruskan hingga 24 jam.
2. Fenotinin
Dosis awal: 10 mg/kgbb. IV per drip dengan kecepatan < 50 mg/min, diikuti dengan dosis rumatan 5 mg/kgbb. 2 jam kemudian.
3. Diazepam
Dosis : 5 mg IV
4.  Hidralazin
Dosis: 5 mg IV ulangi 15-20 menit kemudian sampai tekanan darah <110 mmHg. Aksi obat mulai dalam 15menit, puncaknya 30-60 menit, durasi kerja 4-6 jam.
5. Labetalol
Dosis: Dosis awal 20 mg, dosis kedua ditingkatkan hingga 40 mg, dosis berikutnya hingga 80 mg sampai dosis kumulatif maksimal 300 mg; Dapat diberikan secara konstan melalui infus; Aksi obat dimulai setelah5 menit, efek puncak pada 10-20 menit, durasi kerja obat 45 menit sampai 6 jam.
6. Nifedipin:
Dosis: 10 mg per oral, dapat ditingkatkan sampai dosis maksimal 120 mg/ hari
7.  Klonidin
Dosis: dimulai dengan 0.1 mg dua kali sehari; dapat ditingkatkan 0.1-0.2 mg/hari sampai 2.4 mg/hari.Penggunaan klonidin menurunkan tekanan darah sebesar 30-60 mmHg, dengan efek puncak 2-4 jam dan durasi kerja 6-8 jam. Efek samping yang sering terjadi adalah mulut kering dan sedasi, gejala ortostatik kadang terjadi. Penghentian mendadak dapat menimbulkan reaksi putus obat.
2.1.6    Efek Samping Dan Cara Mengatasinya
1)   Penanganan aktif.
Penderita harus segera dirawat, sebaiknya dirawat di ruang khusus di daerah kamar bersalin. Tidak harus ruangan gelap.
Penderita ditangani aktif bila ada satu atau lebih kriteria ini :
·      ada tanda-tanda impending eklampsia
·      ada Hellp Syndrome
·      ada kegagalan penanganan konservatif
·      ada tanda-tanda gawat janin atau IUGR
·      usia kehamilan 35 minggu atau lebih
Pengobatan medisinal : diberikan obat anti kejang MgSO4 dalam infus dextrose 5% sebanyak 500 cc tiap 6 jam. Cara pemberian MgSO4 : dosis awal 2 gram intravena diberikan dalam 10 menit, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan sebanyak 2 gram per jam drip infus (80 ml/jam atau 15-20 tetes/menit). Syarat pemberian MgSO4 : –frekuensi napas lebih dari 16 kali permenit – tidak ada tanda-tanda gawat napas –diuresis lebih dari 100 ml dalam 4 jam sebelumnya – refleks patella positif. MgSO4 dihentikan bila : – ada tanda-tanda intoksikasi – atau setelah 24 jam pasca persalinan atau bila baru 6 jam pasca persalinan sudah terdapat perbaikan yang nyata. Siapkan antidotum MgSO4 yaitu Ca-glukonas 10% (1 gram dalam 10 cc NaCl 0.9%, diberikan intravena dalam 3 menit).Obat anti hipertensi diberikan bila tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari 110 mmHg. Obat yang dipakai umumnya nifedipin dengan dosis 3-4 kali 10 mg oral. Bila dalam 2 jam belum turun dapat diberi tambahan 10 mg lagi.Terminasi kehamilan : bila penderita belum in partu, dilakukan induksi persalinan dengan amniotomi, oksitosin drip, kateter Folley, atau prostaglandin E2. Sectio cesarea dilakukan bila syarat induksi tidak terpenuhi atau ada kontraindikasi partus pervaginam. Pada persalinan pervaginam kala 2, bila perlu dibantu ekstraksi vakum atau cunam.
2)   Penanganan konservatif
Pada kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending eklampsia dengan keadaan janin baik, dilakukan penanganan konservatif. Medisinal: sama dengan pada penanganan aktif. MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-tanda pre-eklampsia ringan, selambatnya dalam waktu 24 jam. Bila sesudah 24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan ini dianggap sebagai kegagalan pengobatan dan harus segera dilakukan terminasi.
Contoh obat:
1. Magnesium sulfat
2. Fenotinin
3. Diazepam
4. Nifedipin
5. Hidralazin
6. Labetalol
7. Klonidin

2.2              Obat Anti Piretika
2.2.1        Pengertian
Antipiretik adalah golongan obat yang dipergunakan untuk menurunkan suhu tubuh bila demam. Cara kerja antipiretik antara lain dengan melebarkan pembuluh darah di kulit, sehingga terjadi pendinginan darah oleh udara luar. Sebagian obat antipiretik juga merangsang berkeringat (Lubis., 1993).
Antipiretik adalah zat-zat yang dapat mengurangi suhu tubuh (suhu tubuh yang tinggi). Pada umumnya (sekitar 90%) analgesik mempunyai efek antipiretik.

2.2.2        Individual
Obat yang memiliki efek antipiretik antara lain;
1.    Paracetamol: Asetaminopen, Panadol, Tylenol, Tempra, Nipe Paracetamol merupakan derivat-asetanilida, adalah metabolit dari fenasetin, yang dahulu banyak digunakan sebagai analgetik, tetapi pada tahun 1978 telah ditarik dari peredaran karena efek sampingnya (nefrotoksisitas dan karsinogen).
Khasiat paracetamol antara lain sebagai analgetik (nyeri ringan sampai sedang) dan antipiretik tetapi tidak anti radang. Dewasa ini pada umumnya dianggap sebagai zat anti nyeri yang paling aman, juga untuk swamedikasi (pengobatan mandiri).
Efek samping jarang terjadi antara lain reaksi hipersensitivitas dan kelainan darah. Pada penggunaan kronis dari 3-4 gram sehari dapat terjadi kerusakan hati, pada dosis 6 gram mengakibatkan necrosis hati yang tidak reversibel.
Wanita hamil dapat menggunakan parasetamol dengan aman, juga selama laktasi walaupun mencapai air susu ibu.
Dosis:
Untuk nyeri dan demam
a.    Oral 2-3x sehari 0,5-1 gram, maximum 4 gram per hari, pada gangguan kronis maksimum 2,5 gram per hari, anak-anak 4-6x 10mg/kg BB, yakni rata-rata usia 3-12 bulan 60mg, 1-4 tahun 120-180mg,4-6 th 180mg, 7-12 th 240-360mg, 4-6x sehari.
b.    Rectal 20mg/kg setiap kali, dewasa 4x sehari 0,5-1 gram. Anak-anak usia 3-12 bulan 2-3x 120mg, 1-4 th 2-3x 240mg, 4-6 th 4x 240mg, dan 7-12th 2-3x 0,5 g.
2.    Asam Asetilsalisilat ; asetosal, Aspirin, Cafenol, Naspro
Asetosal adalah obat anti nyeri tertua (1899), yang sampai kini paling banyak digunakan di dunia. Zat ini juga berkhasiat anti-demam kuat. Efek samping yang paling sering terjadi berupa iritasi mukosa lambung dengan resiko tukak lambung dan perdarahan samar. Penyebabnya adalah sifat asam dari asetosal, yang dapat dikurangi dengan kombinasi dengan suatu antasidum (MgO, alumuniumhidroksida, CaCO3atau garam kalsiumnya (carbasalat, Ascal). Pada dosis besar, faktor lain memegang peranan yakni hilangnya efek pelindung dari prostasiklin terhadap mukosa lambung. Selain itu asetosal menimbulkan efek –efek spesifik, seperti reaksi alergi kulit dan tinnitus (telinga mendengung) pada dosis lebih tinggi. Efek yang lebih serius adalah kejang-kejang bronki hebat pada pasien asma meski dalam dosis kecil dapat mengakibatkan serangan. Anak-anak kecil yang menderita cacar air atau flu/ salesma sebaiknya jangan diberikan asetosal melainkan parasetamol, karena beresiko terhadap syndrom grey yang berbahaya. Syndrom ini bercirikan muntah hebat, termangu-mangu, gangguan pernafasan, konvulsi dan adakalanya koma. Wanita hamil tidak dianjurkan menggunakan asetosal dalam dosis tinggi, terutama pada triwulan terakhir dan sebelum persalinan, karena lama kehamilan dan persalinan dapat diperpanjang, juga kecenderungan perdarahan meningkat.
Dosis: ;
Pada nyeri dan demam oral dewasa 4x 0,5-1g setelah makan, maksimum 4g sehari, anak-anak sampai 1th 10mg/kgBB 3-4x sehari, 1-12th 4-6x, diatas 12th 4x 320-500mg, maksimum 2g per/hari. Rectal dewasa 4x 0,5-1gr, anak-anak sampai 2th 2x 20mg/kgBB, diatas 2th 3x 20mg/kgBB

2.2.3        Interaksi Obat Selama Metabolisme
1.    Paracetamol
a.    Pada dosis tinggi dapat memperkuat efek antikoagulansia, dan pada dosis biasa tidak interaktif.
b.    Paracetamol dapat menyebabkan masa paruh kloramfenikol menjadi sangat panjang.
c.    Kombinasi dengan obat AIDS zidovudin meningkatkan akan resiko neutropenia
2.    Asetosal
a.    Asetosal memperkuat daya kerja antikoagulan, antideabetik oral, dan metotreksat.
b.    Asetosal menyebabkan efek obat encok probensial dan sulfinpirazon berkurang, begitupula diuretik furosemid dan spironolakton
c.    Sedangkan kerja analgetik asetosal diperkuat oleh kodein dan d-propoksifen.
d.   Alkohol menyebabkan peningkatan resiko perdarahan lambung-usus, karena efek antitrombotisnya yang mengakibatkan resiko perdarahan meningkat

2.2.4        Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Metabolisme Obat
Pada umumnya obat dimetabolisme oleh enzim mikrosom di retikulum endoplasma sel hati. Pada proses metabolisme, molekul obat dapat berubah sifat antara lain menjadi lebih polar (mudah larut air). Metabolit yang lebih polar ini menjadi tidak larut dalam lemak sehingga mudah diekskresikan melalui ginjal.
Metabolit obat dapat lebih aktif dari obat asal (bio-aktivasi), tidak atau berkurang aktif (detoksifikasi atau bio-inaktivasi) atau sama aktivitasnya. Proses metabolisme ini sangat memegang peranan penting dalam mengakhiri efek obat.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi metabolisme obat:
1.         Fugsi hati, metabolisme dapat berlangsung lebih cepat atau lambat, sehingga efek obat akan menjadi lebih kuat atau lemah dari apa yang diharapkan
2.         Usia, pada bayi metabolismenya lebih lambat
3.         Faktor genetik (keturunan), ada orang yang memiliki faktor genetik tertentu yang dapat menimbulkan perbedaan khasiat obat pada pasien
4.         Adanya pemakaian obat lain secara bersamaan, dapat mempercepat metabolisme (induksi enzim) atau memperlambat metabolisme (inhibisi enzim)

2.3              Vitamin Dan Mineral
2.3.1        Pengertian
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal (Mulyono 2005).
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecilyang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisienzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif.Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi.Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan. Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin.  Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus (Syarif, 2007).
Mineral ialah zat gizi yang dibutuhkan manusia guna mendukung proses tumbuh serta berkembang oleh tubuh dalam jumlah yang sedikit atau kecil. Mineral mempunyai komposisi unsur murni dan juga garam sederhana yang sangat kompleks dengan beberapa jenis bentuk hingga ribuan bentuk. Dalam mendefinisikan arti mineral, ada banyak sekali tergantung dari mana memandang pengertian dari mineral itu sendiri, dapat dari ilmu farmasi atau ilmu geologi. 
Mineral merupakan sebuah substansi anorganik yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang kecil guna berbagai fungsi tubuh. Vitamin berbeda dengan mineral, hal ini karena vitamin merupakan senyawa yang terdiri dari berbagai unsur seperti : karbon, hidrogen, oksigen. 
Mineral merupakan unsur kimia individu. Mineral tidak dapat rusak. Kandungan mineral dari berbagai jenis makanan biasanya disebut “abu”, hal ini karena mineral ialah produk yang tersisa dari makanan setelah seluruh makanan tersebut dihancurkan pada suhu yang tinggi atau didegradasi oleh bahan kimia. Pada tubuh manusia, mineral membentuk sekitar 4 persen dari berat badan orang dewasa.
2.3.2        Pengelolaan Vitamin
Vitamin berdasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Untuk beberapa hal, vitamin ini berbeda dari vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini terdapat dalam lemak dan bagian berminyak dari makanan. Vitamin ini hanya dicerna oleh empedu karena tidak larut dalam air(Syarif, 2007).
2.3.3        Fungsi Vitamin
1.      Fungsi Vitamin A Bagi Tubuh Manusia
Vitamin A sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. Selain untuk kesehatan mata, vitamin A juga membantu membentuk sistem kekebalan dan daya tahan tubuh serta bermanfaat bagi kesehatan kulit.
2.      Fungsi Vitamin B1 Bagi Tubuh Manusia
Selain penyakit beri beri, kekurangan vitamin B1 juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan,(susah BAB), kulit menjadi kering dan bersisik serta daya imunitas tubuh melemah. Fungsi lain dari vitamin jenis ini yaitu untuk memperbaiki system syaraf dan jantung.
3.    Fungsi Vitamin B2 Bagi Tubuh Manusia
Vitamin B2 yang memiliki nama lain (biokimia) Riboflavin, selain bermanfaat untuk pencegahan kepekaan mata terhadap sinar atau cahaya, juga sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan kulit dan pertumbuhan pada jaringan tubuh manusia.
4.    Fungsi Vitamin B3 Bagi Tubuh Manusia
Memiliki nama lain (biokimia) yang disebut dengan Niaci atau Niacinamide, vitamin B 3 sangat bermanfaat bagi pertumbuhan sistem syaraf dan membantu mengubah makanan menjadi energi.
5.    Fungsi Vitamin B5 Bagi Tubuh Manusia 
Pantothenic acid atau Asam Pantotenat adalah nama lain (biokimia) dari vitamin B5. Vitamin jenis ini berfungsi memproduksi senyawa asam lemak, sterol dan juga hormon tubuh. Selain itu, vitamin B5 juga ikut berperan dalam pemecahan nutrisi makanan (khususnya lemak) serta membantu menjaga kelancaran komunikasi system saraf dan otak pada tubuh.
6.    Fungsi Vitamin B6 Bagi Tubuh Manusia
Vitamin B6 atau nama lainnya (biokimia) adalah Pyridoxine (Pridoksin) merupakan salah satu vitamin yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. Karena, selain penting untuk sel-sel darah merah dan sistem saraf pada tubuh kita, vitamin B6 juga berperan penting untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi. Bukan itu saja, vitamin B6 juga merupakan salah satu jenis vitamin yang berfungsi dalam membantu memproduksi antibody pada tubuh kita
7.    Fungsi Vitamin B7 Bagi Tubuh Manusia
Nama biokimianya adalah Biotin. Ya..vitamin yang satu ini sangat membantu memperlancar reaksi biokimia seperti transfer karbondioksida dan proses metabolisme karbohidrat dan lemak.
8.    Fungsi Vitamin B9 Bagi Tubuh Manusia
Selain membantu dalam proses metobolisme protein serta pembentukan sel sel darah merah, vitamin B9 atau kalau dalam istilah biokimianya disebut dengan Folic acid (Asam Folat), juga berperan dalam pencegahan janin agar tidak mengalami kecacatan. Selain itu, vitamin B9 juga membantu mengurangi resiko penyakit jantung.
9.    Fungsi Vitamin B12 Bagi Tubuh Manusia
Hampir sama dengan vitamin B lainnya, vitamin B12 juga berfungsi mencegah penyakit kurang darah sekaligus menjaga kesehatan system saraf. Kekurangan vitamin ini selain beresiko terkena penyakit anemia, juga mengakibatkan badan gampang lelah. Untuk itu, bagi yang bermaksud memenuhi kebutuhan vitamin yang memiliki nama lain Cyanocobalamin, hydroxycobalamin, atau methylcobalamin ini,
10.     Fungsi Vitamin C Bagi Tubuh Manusia
Vitamin yang satu ini memiliki nama (biokimia) Ascorbic acid (Asam Askorbat). Namanya sangat familier di telinga kita. Seringkali apa bila bibir mengalami pecah pecah, kita langsung mengatakan bahwa hal tersebut dipicu oleh kurangnya asupan makanan yang mengandung vitamin.Selain itu badan juga mudah sekali mengalami kelelahan. Adapun fungsi vitamin C bagi tubuh, selain meningkatkan daya tahan tubuh, juga berperan penting dalam pembentukan sel sel tubuh dan pembuluh darah serta sangat diperlukan untuk kesehatan gusi, gigi dan tulang.
11.     Fungsi Vitamin D Bagi Tubuh ManusiaMendapatkan vitamin D dari sinar matahari pagi. Karena tubuh kita sangat memerlukan vitamin ini, yang dalam nama biokimianya disebut Cholecalciferol, Ergocalciferol (Kalsiferol). Selain untuk kesehatan tulang dan gigi, vitamin D juga sangat berperan penting membantu tubuh dalam menggunakan Kalsium dan Phospor, serta bisa mencegah terjadinya penyakit rahkitis dan Osteomalasia.
12.     Fungsi Vitamin E Bagi Tubuh Manusia
Berbeda lagi dengan vitamin E. Vitamin dengan nama Biokimia Tocopherols, Tocotrienols ini memiliki manfaat yang sangat penting untuk fungsi darah, menjaga kesehatan kulit dan mata, serta mencegah kelebihan asam lemak dalam tubuh.
13.     Fungsi Vitamin K Bagi Tubuh Manusia
Dan terakhir adalah vitamin K. Vitamin dengan nama biokimia Phylloquinone, Menaquinones ini berperan menurunkan resiko terserang penyakit osteoporosis (pengeroposan tulang), diabetes, membantu dalam proses metabolisme tubuh serta dapat menekan proses pendarahan karena pemakaian antibiotik secara berlebihan.

Mineral makro terdiri dari :
1.    Kalsium
Fungsi kalsium: membantu meningkatkan kesehatan tulang, membantu interaksi gizi, meningkatkan fungi otot dan menjaga kesehatan hati.
2.    Kalium.
Fungsi kalium: meningkatkan fungsi otak, menjaga irama jantung, meningkatkan fungsi sistem saraf dan menjaga kesehatan ginjal.
3.    Magnesium.
Fungsi magnesium : membantu mengontrol gula darah, meningkatkan pengendalian peradangan, menjaga kesehatan jantung dan menurunkan HDL(kolesterol jahat).
4.    Fosfor.
Fungsi fosfor: menjaga kesehatan tulang, ektraksi energi, reaksi kimia dalam tubuh, perbaikan sel serta membantu formasi protein.
5.    Natrium
Fungsi natrium : menjaga keseimbangan air dalam tubuh, menjaga tubuh dari sengatan sinar matahari, menjaga fungsi otak, anti penuaan, dan mencegah kram otot
6.    Blerang
Fungsi : belerang berperan dalam beberapa proses tubuh yang berbeda, di antaranya membantu penyusunan jaringan misalnya kartilago.
7.    Klorida
Fungsi :
Klorida membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Klorida membantu proses pencernaan makanan karena unsur ini merupakan komponen esensial dari getah lambung dan usus.
Mineral mikro terdiri dari:
1.    Besi (ferrum/fe)
Fungsi  Besi : membantu pembentukan hemoglobin, menjaga metabolisme tubuh, membantu mengatasi anemia, dan menjaga fungsi otak.
2.    Tembaga (Copper, Cuprum = Cu)
Fungsi : membantu memproduksi eritrosit dan lekosit dan merangsang pelepasan besi untuk membentuk hemoglobin, suatu bahan pembawa oksigen ke seluruh tubuh. Berperan penting bagi pertumbuhan bayi, perkembangan otak, sistem imun dan kekuatan tulang. 
3.    Fluor (Fluoride = F)
Fungsi : berkontribusi dalam menguatkan gigi, meningkatkan ketahanan terhadap kerusakan gigi.
4.    Zinc/seng
Fungsi : untuk perawatan kulit, eksim, jerawat, penyembuhan luka, gangguan postrate, membantu dalam penurunan berat badan, reproduksi, perawatan mata dan rambut
5.    Yodium
Fungsi : yodium bermanfaat untuk perawatan rambut, menjaga metabolisme tubuh, kehamilan, hingga kanker.
6.    Selenium
Fungsi : sistem imun, metabolisme hormon tiroid dan reproduksi. Unsur ini juga merupakan bagian dari sistem pertahanan antioksidan tubuh, mencegah kerusakan sel dan jaringan.
7.    Mangan
Fungsi : menjaga metabolisme tubuh, mencegah osteoporosis, kelelahan, peradangan, epilepsi, menjaga fungsi otal dan alat reproduksi.
8.    Kobalt
Fungsi : kobalt berperan membentuk bagian dari struktur Vitamin B12
2.3.4        Penyakit Akibat Defesiensi Vitamin
1.    Vitamin A
Kekurangan vitamin A bisa menyebabkan beberapa gagguan kesehatan mata seperti katarak, rabun senja, kerusakan kornea mata atau biasa disebut Keratomalacia, serta Hyperkeratosis. Vitamin A memiliki nama lain (biokimia) yaitu Retinal, Retinol, dan Carotenoids
2.    Vitamin B1 Bagi Tubuh Manusia
Kekurangan vitamin ini menyebabkan gangguan pencernaan,(susah BAB), kulit menjadi kering dan bersisik serta daya imunitas tubuh melemah
3.    Vitamin B2 Bagi Tubuh Manusia
Bisa mengakibatkan kulit menjadi kering dan bersisik, bibir kering dan pecah pecah, kekebalan tubuh melemah serta penyakit penyakit lainnya seperti Penyakit Ariboflavinosis dan sebagainya. Vitamin B2 memiliki nama lain (biokimia) yaitu Riboflavin
4.    Vitamin B3 Bagi Tubuh Manusia
Kekurangan vitamin B3 bisa mengakibatkan nafsu makan berkurang dan penyakit yang ditimbulkannya (seperti penyakit Pellagra), tubuh lemas, ingin muntah (mual mual), serta otot mudah mengalami kram atau kejang.
5.    Vitamin B5 Bagi Tubuh Manusia
Orang yang kekurangan vitamin B5 biasanya akan mengalami insomnia (susah tidur), otot mudah kram, kulit menjadi lebih kering dan bersisik serta mudah terserang Penyakit Paresthesia.
6.    Vitamin B6 Bagi Tubuh Manusia
Kekurangan vitamin B6 bisa mengakibatkan gangguan pada sistem saraf serta tubuh berpotensi kekurangan darah atau yang biasa disebut dengan istilah anemia.
7.    Vitamin B7 Bagi Tubuh Manusia
Orang akan mudah terserang penyakit anemia, penyakit Dermatitis, nusea, depresi, Enteritis serta mengalami rambut rontok apabila kekurangan vitamin jenis ini.
8.    Vitamin B9 Bagi Tubuh Manusia
Kekurangan vitamin B9, seperti cacat pada janin
9.    Vitamin B12 Bagi Tubuh Manusia
Kekurangan vitamin ini menyebabkan kekurangan darah merah
10.    Vitamin C Bagi Tubuh Manusia
Namun tahukah anda, bahwa kekurangan vitamin C, bukan hanya mengakibatkan bibir pecah pecah saja, namun juga bisa menyebabkan penyakit penyakit lainnya seperti kudis, sariawan maupun anemia (kurang darah).
11.    Vitamin D Bagi Tubuh Manusia
Kekurangan vitamin ini juga bisa mengakibatkan penyakit diabetes.
12.    Vitamin E Bagi Tubuh Manusia
Kekurangan vitamin ini memiliki gangguan kesehatan pada kulit, saraf, otot dan  kemandulan
13.    Vitamin K Bagi Tubuh Manusia
Kekurangan vitamin K bisa menghambat pembekuan darah.

2.4              Anti Konvulsi
2.4.1    Pengertian
Anti Konvulsi merupakan golongan obat yang identik dan sering hanya digunakan pada kasus- kasus kejang karena Epileptik. Golongan obat ini lebih tepat dinamakan ANTI EPILEPSI, sebab obat ini jarang digunakan untuk gejala konvulsi penyakit lain.
Epilepsi adalah nama umum untuk sekelompok gangguan atau penyakit susunan saraf pusat yang timbul spontan dengan episode singkat (disebut Bangkitan atau Seizure), dengan gejala utama kesadaran menurun sampai hilang. Bangkitan ini biasanya disertai kejang (Konvulsi), hiperaktifitas otonomik, gangguan sensorik atau psikis dan selalu disertai gambaran letupan EEG obsormal dan eksesif.  Berdasarkan gambaran EEG, apilepsi dapat dinamakan disritmia serebral yang bersifat paroksimal.

2.4.2        Mekanisme Kerja
Terdapat dua mekanisme antikonvulsi yang penting, yaitu :
1.             Dengan mencegah timbulnya letupan depolarisasi eksesif pada neuron epileptik dalam fokus epilepsi.
2.             Dengan mencegah terjadinya letupan depolarisasi pada
neuron normal akibat pengaruh dari fokus epilepsi.
Mekanisme kerja antiepilepsi hanya sedikit yang dimengerti secara baik. Berbagai obat antiepilepsi diketahui mempengaruhi berbagai fungsi neurofisiologik otak, terutama yang mempengaruhi system inhibisi yang melibatkan GABA dalam mekanisme kerja berbagai antiepilepsi.
2.4.3        Efek Samping Dan Cara Mengatasinya
Efek samping obat anti konvulsi:
a.         Jumlah sel darah putih & sel darah merah berkurang
b.         Tenang
c.         Ruam kulit
d.        Pembengkakan gusi 
e.         Penambahan berat badan, rambut rontok  
Cara Mengatasi efek samping obat Anti konvulsi:

1.         Hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lain dari benda keras, tajam atau panas.

2.         Longgarakan pakaian, bila mungkin miringkan kepala kesamping untuk mencegah sumbatan jalan nafas.

3.         Biarkan kejang berlangsung, jangan memasukkan benda keras diantara gigi karena dapat mengakibatkan gigi patah.

4.         Biarkan istirahat setelah kejang, karena penderita akan bingung atau mengantuk setelah kejang.

5.         Laporkan adanya serangan pada kerabat dekat penderita epilepsy ( penting untuk pemberian pengobatan dari dokter ).

6.         Bila serangan berulang dalam waktu singkat atau mengalami luka berat, segera larikan ke rumah sakit.

2.4.4        Contoh Obat Anti Konvulsi

Beberapa Obat Golongan Antikonvulsi/ Antiepilepsi

a.        Golongan Hidantoin

Pada golongan ini terdapat 3 senyawa yaitu Fenitoin, mefentoin dan etotoin, dari ketiga jenis itu yang tersering digunakan adalan Fenitoin dan digunakan untuk semua jenis bangkitan, kecuali bangkitan Lena.Fenitoin merupakan antikonvulsi tanpa efek depresi umum SSP, sifat antikonvulsinya penghambatan penjalaran rangsang dari focus ke bagian lain di otak.

b.        Golongan Barbiturat

Golongan obat ini sebagai hipnotik- sedative dan efektif sebagai antikonvulsi, yang sering digunakan adalah barbiturate kerja lama ( Long Acting Barbiturates ).Jenis obat golongan ini antara lain fenobarbital dan primidon, kedua obat ini dapat menekan letupan di focus epilepsy.

c.        Golongan Oksazolidindion

Salah satu jenis obatnya adalah trimetadion yang mempunyai efek memperkuat depresi pascatransmisi, sehingga transmisi impuls berurutan dihambat , trimetadion juga dalam sediaan oral mudah diabsorpsi dari saluran cerna dan didistribusikan ke berbagai cairan tubuh.

d.        Golongan Suksinimid

Yang sering digunakan di klinik adalah jenis etosuksimid dan fensuksimid yang mempunyai efek sama dengan trimetadion. Etosuksimid diabsorpsi lengkap melalui saluran cerna, distribusi lengkap keseluruh jaringan dan kadar cairan liquor sama dengan kadar plasma. Etosuksimid merupakan obat pilihan untuk bangkitan lena.

e.        Golongan Karbamazepin

Obat ini efektif terhadap bangkitan parsial kompleks dan bangkitan tonik klonik dan merupakan obat pilihan pertama di Amerika Serikat untuk mengatasi semua bangkitan kecuali lena.

Karbamazepin merupakan efek analgesic selektif terutama pada kasus neuropati dan tabes dorsalis, namun mempunyai efek samping bila digunakan dalam jangka lama, yaitu pusing, vertigo, ataksia, dan diplopia.

f.         Golongan Benzodiazepin

Salah satu jenisnya adalah diazepam, disamping senagai anti konvulsi juga mempunyai efek antiensietas dan merupakan obat pilihan untuk status epileptikus.



















BAB III
PENUTUP

3.1        Kesimpulan
Faktor risiko pada preeklamsi dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu faktor risiko maternal, faktor risiko medikal maternal, dan faktor risiko plasental atau fetal.
Sebab potensial yang mungkin menjadi penyebab preeklamsi adalah invasi trofoblastik abnormal pembuluh darah uterus, intoleransi imunologis antara jaringan plasenta ibu dan janin, maladaptasi maternal pada perubahan kardiovaskular atau inflamasi dari kehamilan normal, faktor nutrisi, dan pengaruh genetik.
Anti hipertensi diberikan bila tekanan diastol mencapai 110 mmHg. Tujuan utama pemberian obat anti hipertensi adalah menurunkan tekanan diastolik menjadi 90-100 mmHg.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, obat antipiretik adalah obat atau senyawa yang dipergunakan untuk menghilangkan rasa sakit atau nyeri dan serentak menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Vitamin berdasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan vitamin B Kompleks) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K).
Mineral yang dibutuhkan dalam jumlah relative banyak antara lain kalsium, fosfor, magnesium, kalium, natrium, klorida dan sulfur.
Kekurangan atau kelebihan vitamin, mineral dan unsur hara dapat menimbulkan dampak tidak baik untuk tubuh sehingga setiap orang harus memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) yang didasarkan pada patokan berat badan untuk masing – masing kelompok umur dan jenis kelamin.
Anti konvulsi adalah obat yang di gunakan terutama untuk mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi<epilec seizure>.Bangkitan ini biasa di sertai kejang{konvulsi}.hiperaktivitas otonom,gangguan sensoris atau psikis.O bat anti konvulsi di sebut juga obat anti-epilepsi.Epilepsi{berasal dari bahasa Yunani berarti Kejang}atau di indonesia di kenal dngan penyakit ayan.Ayan adalah penyakit yang menyerang saraf sehinggaa fungsi saraf terganggu yang timbul secara tiba-tiba dan berkala,biasa nya di sertai perubahan kesadaran.penyebab utama dari epilepsi adalah akibat adanya muatan listrik yang cepat.

3.2              Saran

Dari hasil kesimpulan yang telah dikemukakan maka dapat diberikan saran-saran sebagai bahan masukan bagi pihak yang bersangkutan dalam rangka meningkatkan kualitas dalam pemberian obat Pre Eklamsia dan Eklampsia, Obat Anti Piretika, Vitamin dan Mineral, Serta Obat Anti Konvulsi guna menunjang peningkatan kualitas kesehatan ibu sehingga dapat menjadi literature guna mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan khususnya kesehatan ibu.















DAFTAR PUSTAKA
           
Obat Preklamsia dan Obat Eklampsia :
-       Tuner. 2010. Ilmu Sosial di Indonesia Perkembangan dan Tantangan. Jakarta : Pustaka Obor Indonesia

Obat  Anti Piretika:
-       ISFI.2005.ISO Indonesia.PT Anem kosong.Jakarta
-       H.T.Tan,Drs dan Raharja,Kirana,Drs.1993.Swamedikasi.DepKes RI
DEPKES.2000.IONI.CV sagung Seto.Jakarta
-       H.T.Tan,Drs dan Raharja,Kirana,Drs.2011.Obat-obat penting.PT Elex Media Komputindo.Jakarta
Buku pelajaran Farmakologi untuk SMF.1994.Bakti Husada
-       Buku Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta

Vitamin Dan Mineral
-     Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga, jakarta.
-     Girindra A. 1986. Biokimia I. Gramedia, Jakarta.
-     Lal, H. 2000. Biochemistry for Dental Students. CBS Publishers and Distributor, New Delhi.
-     Lehninger, A. L. 1998. Dasar-Dasar Biokimia I. Erlangga, Jakarta.
-     Mulyono HAM. 2005. Kamus Kimia. Bumi Aksara, Jakarta.
-     Pujiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press, Jakarta.
-     Sirajuddin, S. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. Laboratorium Terpadu Kesehatan Masyarakat AIPTKMI Regional Indonesia Timur UNHAS, Makassar.
-     Sulaiman, A.H.1995. Biokimia untuk Pertanian. USU-Press, Medan.
-     Syarif, dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Hal 769 – 793.

Obat Anti konvulsi
1.      ISFI.2005.ISO Indonesia.PT Anem kosong.Jakarta
2.      H.T.Tan,Drs dan Raharja,Kirana,Drs.1993.Swamedikasi.DepKes RI
3.      DEPKES.2000.IONI.CV sagung Seto.Jakarta
4.      H.T.Tan,Drs dan Raharja,Kirana,Drs.2011.Obat-obat penting.PT Elex Media Komputindo.Jakarta
Buku pelajaran Farmakologi untuk SMF.1994.Bakti Husada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pelayanan Penyakit Menular TB di Keluarga

BAB I PENDAHULUAN 1.1               Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang menular, disebabkan oleh kuman...