Sabtu, 14 April 2018

DDST & Pemeriksaan Menggunakan Lembar Denver II


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Perkembangan anak pada fase awal dibagi dalam empat kelompok diantaranya motorik kasar, motorik halus dan penglihatan, berbicara bahasa dan pendengaran, sosial emosi dan perilaku.
Adanya kekurangan pada salah satu aspek kemampuan tersebut dapat mempengaruhi aspek yang lain misalnya gangguan pendengaran dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan perilaku anak. Pada pertumbuhan selanjutnya kemampuan-kemampuan seperti perhatian, kemampuan konsentrasi dan sejauh mana kemampuan individual anak terintegrasi, menjadi sangat penting artinya.
Kemajuan perkembangan anak ditentukan oleh pencapaian kemampuan fungsionalnya dengan prinsip-prinsip diantaranya terdapat pola kemajuan perkembangan dalam patokan kemampuan perkembangan berjenjang yang penting, kemajuan perkembangan untuk tiap kemampuan selalu dipertimbangkan dalam jangka panjang tehadap waktu, adanya skala waktu yang lebar dalam rentang yang normal, serta batasan usia menunjukkan bahwa suatu patokan kemampuan harus dicapai karena batas ini penting untuk memonitor perkembangan yang mana bila gagal mencapainya dapat segera dilakukan penilaian yang lebih rinci, pemeriksaan serta intervensi (Narendra, et al. 2010: 105).
Pada saat ini berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan perkembangan anak telah dibuat. Demikian pula dengan dengan skrining untuk mengetahui penyakit-penyakit yang potensial dapat mengakibatkan gangguan perkembangan anak.
Karena deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna agar diagnosis maupun pemulihannya dapat dilkukan lebih awal, sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin (Soetjiningsih, 1995: 63).
Stimulasi dalam tumbuh kembang adalah perangsangan dan pelatihan terhadap anak yang datangnya dari lingkungan luar misalnya latihan kemampuan motorik, kemampuan bahasa dan kognitif, kemampuan bersosialisasi, dan kemandirian sehingga anak mencapai kemapuan yang optimal (Rochmah, 2012: 56).
Kurangnya stimulasi mungkin berkaitan dengan keterlambatan perkembangan terutama pada kemampuan berbicara, bahasa dan sosial. Selain pencapaian tahap perkembangan, kualitas yang dicapai juga penting. Anak mungkin akan mencapai tolok ukur berbahasa dan menyusun kalimat pada tahap yang sesuai akan tetapi tidak mampu atau lemah dalam berdiskusi/berkomunikasi dengan anak-anak lain atau orang dewasa.
Salah satu instrumen untuk skrining yang dipakai secara internasional adalah DDST (Denver Development Screening Test) disebut sebagai Denver II dengan menggunakan pass-fail ratings pada empat ranah perkembangan yaitu personal-social, fine motor adaptive, language dan gross motor untuk anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Test ini sudah sejak tahun 1969 dikembangkan oleh Frankenburg di Denver Colorado (Narendra, et al. 2010: 106).
DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, dimana tes ini bukanlah tes diagnostik ataupun tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa DDST dapat secara efektif mengidentifikasi bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan.
Aspek perkembangan yang dinilai dalam DDST terdiri dari 105 tugas perkembangan dan pada Denver II direvisi lagi sehingga terdapat 125 tugas perkembangan menurut umur. Semua tugas perkembangan tersebut disusun berdasarkan empat sektor perkembangan yang meliputi perilaku sosial, gerakan motorik halus, bahasa, dan gerakan motorik kasar (Soetjingsih, 1995:71)

1.2              Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan DDST ?
2.      Bagaimana cara pemeriksaan menggunakan lembar Denver II ?

1.3              Tujuan Penulisan
Diharapkan sebagai tenaga kesehatan bidan dapat mengetahui antara lain :
1.         Untuk mengetahui dan mengikuti proses perkembangan anak.
2.         Untuk mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan perkembangan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1              DDST
2.1.1        Pengertian DDST
Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi individu, dan merupakan indicator penting dalam menilai kualitas hidup anak. Oleh karena itu perkembangan anak harus dipantau secara berkala. Bayi atau anak dengan resiko tinggi terjadinya penyimpangan perkembangan perlu mendapat prioritas, diantaranya bayi premature, berat lahir rendah, riwayat asfiksia, hiperbilirubinemia, infeksi intrapartum, ibu diabetes mellitus, gamely, dll.
DDST adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan untuk menilai perkembangan anak umur 0-6 tahun. DDST memenuhi semua persyaratan yang dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. DDST II merupakan revisi dan standarisasi dari DDST dan Revised DDST Development Screening Test (DDST-R) oleh Frakenburg, revisi ini terutama tugas perkembangan pada sektor bahasa (Soetjiningsih, 2012).

2.1.2        Deskripsi DDST II
DDST adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan untuk menilai perkembangan anak umur 0-6 tahun. Formulir DDST II terdiri atas satu lembar kertas dimana halaman depan berisi tentang tes dan halaman belakang berisi tentang petunjuk pelaksanaannya.
a.         Pada halaman depan terdapat skalam umur dalam bulan dan tahun pada garis horizontal atas dan bawah.
1.         Umur dimulai dari 0-6 tahun.
2.         Pada umur 0-2 bulan, jarak antara 2 tanda (garis tegak kecil) adalah 1 bulan.
3.         Setelah umur 24 bulan, jarak antara 2 tanda adalah 3 bulan.
b.         Pada halaman depan kiri atas terdapat neraca umur yang menunjukkan 25%, 50%, 75%, dan 90%.
c.         Pada kanan bawah terdapat kotak kecil berisi tes perilaku. Tes perilaku ini dapat digunakan untuk membandingkan perilaku anak selama tes dengan perilaku sebenarnya.
d.        Pada bagian tengah berisi 125 item yang digambarkan dalam neraca umur 25%, 50%, 75%, dan 90% dari seluruh sampel standar anak normal yang dapat melaksanakan tugas tersebut.

2.1.3        Manfaat DDST
Manfaat DDST bergantung pada umur anak. DDST II dapat digunakan untuk berbagai tujuan sebagai berikut :
a.         Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan umurnya.
b.         Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat.
c.         Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan gejala kemungkinan adanya kelainan perkembangan (Adriana, 2013).

2.1.4        Prosedur / Dilakukan DDST II
Prosedur DDST II dilakukan melalui dua tahap, yaitu sebagai berikut :
a.         Tahap I : secara periodic dilakukan pada anak yang berumur 3-6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun.
b.         Tahap II : dilakukan pada anak yang dicurigai mengalami hambatan perkembangan pada tahap I, kemudian dilakukan evaluasi diagnostic yang lengkap.

2.1.5        Aspek Yang Dinilai
Ada 125 tugas perkembangan yang dinilai, yang dikelompokkan menjadi 4 sektor, yaitu :
1.      Sektor personal social.
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.
2.      Sektor gerakan motorik halus.
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh tertentu yang dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Contohnya koordinasi mata, tangan, memainkan, menggunakan benda-benda kecil.
3.         Sektor bahasa.
Yaitu kemampuan untuk memberikan reflek terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.
4.         Sektor gerakan motorik kasar.
Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan otot-otot besar. Contohnya duduk, melompat, berjalan, dll.

2.1.6        Penentuan umur
Menentukan umur menggunakan patokan sebagai berikut.
a.         1 bulan = 30-31 hari.
b.         1 tahun = 12 bulan
c.         Umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah.
d.        Umur lebih dari atau sama dengan 15 hari dibulatkan ke atas.
e.         Apabila anak lahir prematur maka dilakukan pengurangan umur, misalnya prematur 6 minggu maka dikurangi 1 bulan 2 minggu.
f.          Apabila anak lahir maju atau mundur 2 minggu, tidak dilakukan penyesuaian umur.

2.1.7        Pelaksanaan Tes
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
a.         Semua item harus diujikan dengan prosedur yang sudah terstandarisasi.
b.         Perlu kerja sama aktif dari anak sebab anak harus merasa tenang, aman, senang, dan sehat.
c.         Harus terbina kerja sama yang baik antara kedua belah pihak.
d.        Tersedianya ruangan yang cukup luas, ventilasi baik, dan berikan kesan santai dan menyenangkan.
e.         Orang tua harus tahu tes ini bukan tes IQ melainkan tes untuk melihat perkembangan anak secara keseluruhan.



2.1.8        Persiapan
1.         Usahakan test perkembangan dilakukan pada tempat yang tenang / tidak bising, dan bersih.
2.         Sediakan meja tulis dengan kursinya dan matras.
3.         Formulir Denver.
·      Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur < 6 tahun, berisi 125 gugus tugas yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi.
·      Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi dari umur dalam bulan dan tahun, sejak lahir sampai berusia 6 tahun.
·      Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan, sampai anak berumur 24 bulan. Kemudian mewakili 3 bulan, sampai anak berusia 6 tahun.
·      Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas kemampuan perkembangan yaitu 25%, 50% dan 90% dari populasi anak lulus pada tugas perkembangan tersebut.
25%      50%       75%        90%


·      pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada ujung kotak sebelah kiri, contohnya R singakatan dari report, artinya tugas perkembangan tersebut dapat lulus berdasarkan laporan dari orang tua / pengasuh anak, tetapi apabila memungkinkan maka penilai dapat memperhatikan apa yang biasa dilakukan oleh anak.
·      Angka kecil menunjukkan tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan nomor yang ada pada formulir.

R
1

4.         Mengkaji kegiatan anak yang meliputi 4 sektor yang dinilai.
5.         Dekat dengan anak.
6.         Menjelaskan pada orang tua bahwa DDST bukan test IQ.
7.         Lingkungan diatur supaya anak merasa nyaman dan aman selama dilakukan test.
2.1.9        Alat
1.      Gulungan benang wol merah (diameter 10 cm)
2.      Kismis/manik-manik
3.      10 buah kubus warna merah, kuning, hijau, biru 2,5 cm x 2,5 cm
4.      Kerincing dengan gagang yang kecil
5.      Botol kaca kecil dengan diameter lubang 1,5 cm
6.      Bel/lonceng kecil
7.      Bola tennis
8.      Pensil merah
9.      Boneka kecil dengan botol susu
10.  Cangkir plastic dengan gagang / pegangan
11.  Kertas kosong

2.1.10    Prosedur
1.         Sapa orang tua / pengasuh anak dengan ramah.
2.         Jelaskan maksud dan tujuan test DDST pada orang tua.
3.         Buat komunikasi yang baik dengan anak.
4.         Hitung umur anak dan buat garis umur.
·      Instruksi umum : catat nama anak, tanggal lahir, dan tanggal pemeriksaan pada formulir.
·      Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan dikurangi tanggal lahir.
5.         Bila anak lahir prematur, koreksi factor prematuritas. Untuk anak yang lahir lebih dari 2 minggu sebelum tanggal perkiraan dan berumur kurang dari 2 tahun, maka harus dilakukan koreksi.
6.         Tarik garis umur dari atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis umur. Formulir Denver dapat digunakan untuk beberapa kali, gunakan garis umur dengan warna yang berbeda.
7.         Siapkan alat yang dapat dijangkau anak, beri anak beberapa mainan dari kit sesuai dengan apa yang ingin ditestkan.
8.         Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor perkembangan dimulai dari sektor yang paling mudah dan dimulai dengan tugas perkembangan yang terletak disebelah kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur.
·      Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan yang paling dekat disebelah kiri garis umur serta tiap tugas perkembanagan yang ditembus garis umur.
·      Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba pada langkah I (gagal / menolak / tidak ada kesempatan), lakukan uji coba tambahan kesebelah kiri garis umur pada sektor yang sama sampai anak dapat ”lulus” 3 tugas perkembangan.
·      Bila anak mampu melakukan salah satu tugas perkambangan pada langkah I, lakukan tugas perkembangan tambahan kesebelah kanan garis umur pada sektor yang sama sampai anak :gagal” pada 3 tugas perkembangan.
9.         Beri skor penilaian dan catat pada formulir DDST.

2.1.11    Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan
1.         Selama test berlangsung, amati perilaku anak. Apakah ada perilaku yang khas, dibandingkan anak lainnya. Bila ada perilaku yang khas tanyakan kepada orang tua / pengasuh anak, apakah perilaku tersebut merupakan perilaku sehari-hari yang dimiliki anak tersebut.
2.         bila test dilakukan sewaktu anak sakit, merasa lapar dll, dapat memberikan perilaku yang mengahambat test.
3.         Mulai dengan menyuruh anak melakukan yang mudah untuk memberi rasa percaya diri dan kepuasan orang tua.
4.         Memberikan pujian walaupun gagal melakukan.
5.         Jangan bertanya yang mengarah ke jawaban.
6.         Intepretasi harus dipertimbangkan sebelum memberitahu orang tua bahwa test hasil normal atau abnormal.
7.         Tidak perlu membahas setiap item pada orang tua.
8.         Pada akhir test, tanyalah orang tua apakah penampilan anak merupakan kemampuan atau perilaku pada waktu lain.





2.1.12    Skoring penelitian item test
Pemberian skor untuk setiap item peneliti memiliki ketentuan sebagai berikut :
a.         L = Lulus/Lewat (P = Pass).
Anak dapat melakukan item dengan baik atau orang tua/pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak dapat menyelesaikan item/ memberikan laporan (tepat / dapat dipercaya bahwa anak dapat
melakukannya).
b.         G = Gagal (F = Fail).
Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau orangtua/pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak tidak dapat melakukan dengan baik.
c.         M = Menolak (R = Refusal).
Anak menolak untuk melakukan tes oleh karena faktor sesaat, misalnya lelah, menangis, mengantuk. Anak menolak untuk melakukan uji coba. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak “apa yang harus dilakukan”, jika tidak menanyakan kepada anak apakah dapat melakukannya (uji coba yang dilaporkan oleh ibu / pengasuh anak tidak diskor sebagai
penolakan).
d.        By report berarti no opportunity (tidak ada kesempatan).
Anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan.

2.1.13    Cara Pemeriksaan
a.         Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.  Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari§ dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
b.         Buat garis lurus dari atas sampai bawah berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir.
c.         Uji semua item dengan cara :
1.    Pertama pada tiap sektor, uji 3 item yang berada di sebelah kiri garis umur tanpa menyentuh batas usia
2.    Kedua uji item yang berpotongan pada garis usia
3.    Ketiga item sebelah kanan tanpa menyentuh garis usia sampai anak gagal
d.        Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang   F. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.
1.    Abnormal
a.    Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
b.   Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan   Plus 1 sektor  atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada  yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
2.    Meragukan
a.    Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
b.   Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada    sektor yang  sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
3.    Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
4.    Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.

2.1.14    Interpretasi dari nilai Denver II
a.         Advanced
Bila anak mampu melaksanakan tugas pada item disebelah kanan garis umur, lulus kurang dari 25% anak yang lebih tua dari usia tersebut.
b.         Normal
Bila anak gagal/ menolak tugas pada item disebelah kanan garis umur, lulus/gagal/menolak pada item antara 25-75% (warna putih).
c.         Caution
Tulis C pada sebelah kanan blok, gagal/menolak pada item antara 75-100% (warna hijau).
d.        Delay
Gagal/menolak item yang ada disebelah kiri dari garis umur.


2.1.15    Langkah Mengambil Kesimpulan
Normal
3           Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution.
4           Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.
Suspect/ Suspek
·           Bila didapatkan > 2 caution dan/atau > 1 keterlambatan.
·           Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan faktor sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan
Untestable/ Tidak dapat diuji
·           Bila ada skor menolak pada > 1 uji coba terletak disebelah kiri garis umur atau menolak pada > 1 uji coba yang ditembus garis umur pada daerah 75-90%
5           Lakukan uji ulang dalam 1 -2 minggu.













2.2         Pemeriksaan Dengan Menggunakan Lembar Denver II
·         Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi dari umur dalam bulan dan tahun, sejak lahir sampai berusia 6 tahun.
·         Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan, sampai anak berumur 24 bulan. Kemudian mewakili 3 bulan, sampai anak berusia 6 tahun.
·         Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas kemampuan perkembangan yaitu 25%; 50% dan 90% dari populasi anak lulus pada tugas perkembangan tersebut.
·         25% populasi anak sudah dapat berjalan dengan baik pada usia 11 bulan lebih,
·         50% pada usia 12 1/3 bulan.
·         Pada ujung sebelah kiri dari daerah hitam menunjukkan bahwa 75% populasi sudah dapat berjalan dengan baik pada usia 13 ½ bulan
·         Pada ujung kanan dari daerah hitam menunjukkan 90% populasi anak sudah dapat berjalan dg baik pada usia 15 bulan kurang.
·         Pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada ujung kotak sebelah kiri:
·         R (Report)=(L:laporan): tugas perkembangan tersebut dapat lulus berdasarkan laporan dari orang tua/ pengasuh. Akan tetapi apabila memungkinkan maka penilai dapat memperhatikan apa yang bisa dilakukan oleh anak.
·         Angka kecil menunjukkan tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan nomor yang ada pada formulir.













BAB III
PENUTUP

3.1        Kesimpulan
Pada saat perkembangan anak peningkatan kematangan fungsi individu, dan merupakan indicator penting dalam menilai kualitas hidup anak. Oleh karena itu perkembangan anak harus dipantau secara berkala, sebuah metode pengkajian yang digunakan untuk menilai perkembangan anak umur 0-6 tahun. DDST memenuhi semua persyaratan yang dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi, ada beberapa hal yang harus di perhatikan antara lain :
1.         Selama test berlangsung, amati perilaku anak. Apakah ada perilaku yang khas, dibandingkan anak lainnya. Bila ada perilaku yang khas tanyakan kepada orang tua / pengasuh anak, apakah perilaku tersebut merupakan perilaku sehari-hari yang dimiliki anak tersebut.
2.         bila test dilakukan sewaktu anak sakit, merasa lapar dll, dapat memberikan perilaku yang mengahambat test.
3.         Mulai dengan menyuruh anak melakukan yang mudah untuk memberi rasa percaya diri dan kepuasan orang tua.
4.         Memberikan pujian walaupun gagal melakukan.
5.         Jangan bertanya yang mengarah ke jawaban.
6.         Intepretasi harus dipertimbangkan sebelum memberitahu orang tua bahwa test hasil normal atau abnormal.
7.         Tidak perlu membahas setiap item pada orang tua.
Pada akhir test, tanyalah orang tua apakah penampilan anak merupakan kemampuan atau perilaku pada waktu lain.

3.2              Saran
Di harapkan agar orang tua memperhatikan setiap perkembangan yang terjadi pada si buah hatinya, agar dapat lebih mengetahui prilaku si anak, meyuruh si anak melakukan sesuatu hal yang mudah demi memberikan kepercayaan diri, dan memberikan sedikit pujian kepada si anak walaupun ia gagal.
DAFTAR PUSTAKA
           
·         Hidayat, A. Azis Alimul.2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
·         Dr. Nursalam, dkk.2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pelayanan Penyakit Menular TB di Keluarga

BAB I PENDAHULUAN 1.1               Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang menular, disebabkan oleh kuman...