BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hormon adalah suatu zat kimia organik yang
dihasilkan dalam sel atau kumpulan sel (kelenjar) normal dan sehat,
disekresikan langsung ke dalam darah, dibawa ke tempat pada suatu jarak dimana
hormon tersebut bekerja (target organ), diproduksi dalam jumlah sedikit tapi
memiliki pengaruh besar dan berfungsi untuk mengintegrasikan serta
mengkoordinasikan fungsi-fungsi alat tubuh.
Hormon mengatur perkembangan organ dan
kejadian reproduksi. Differensiasi dan pertumbuhan gamet yang merupakan tahap
awal dari reproduksi seksual; pembentukan yolk; penyimpanan makanan pada
jaringan-jaringan subcutan, otot atau hati untuk menghadapi proses migrasi atau
puasa yang lama; sifat seksual sekunder sering timbul dan mungkin memerlukan
akumulasi sejumlah besar bahan-bahan organik (contoh pada rusa jantan yang
sedang birahi) atau substansi yang berwarna atau bau pheromon;
perubahanperubahan yang terjadi pada saluran-saluran reproduksi; sinkronisasi
tingkah laku kelamin jantan dan betina termasuk di dalamnya pembuatan sarang;
percumbuan; kopulasi; pemeliharaan selama kebuntingan; fertilisasi; implantasi
sampai proses melahirkan; Semua kejadian- kejadian tersebut diatur oleh
hormon-hormon tertentu.
Di dalam tubuh (sistem regulasi), terdapat
banyak jenis hormon yang memiliki aktifitas sangat luas. Hormon yang
mempengaruhi reproduksi terutama berasal dari hyphothalamus, hyphophysis,
gonads dan placenta. Walaupun hormon sangat spesifik dan selektif, dalam
aktifitasnya selalu dipengaruhi oleh ada dan tidaknya hormon lain atau dengan
kata lain hormon selalu bekerja secara sinergik atau konser.
Semua hormon menuju target organ selalu
melalui peredaran darah. Karena ikut dalam sirkulasi darah, maka dapat tersebar
keseluruh tubuh dan dapat berhubungan dengan semua sel yang dilalui, tetapi
hanya sel-sel target organ saja yang menunjukkan respon sedangkan sel-sel bukan
target organ tidak menunjukkan respon. Hal ini disebabkan adanya reseptor yang
ada pada dinding sel atau di dalam sitoplasma sel sasaran. Reseptor ini secara
hipotetik terdiri atas beberapa rangkaian protein yang bersifat khusus. Yang
dimaksud dengan sifat khusus disini adalah protein reseptor hanya mengenal satu
macam hormon saja dan menimbulkan satu atau beberapa macam reaksi khas dari
sel- sel sasaran. Teori ini dikenal sebagai teori reseptor.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa yang di maksud dengan hormon prolaktin ?
2.
Seperti apa mekanisme kerja hormon prolaktin ?
3.
Apa saja Obat Yang Terkait Dengan Hormon Prolaktin ?
1.3
Tujuan Penulisan
Di harakan agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu hormon
prolatin, mekanisme kerja hormon prolaktin, dan apa obat yang tepat yang
terkait dengan hormon prolaktin. Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa
program studi D III Kebidanan STIKES
Eka Harap Palangka Raya dan dapat di gunakan sebagai pedoman apabila turun ke
lapangan nanti.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Hormon
Prolaktin
2.1.1
Pengertian Hormon Prolaktin
Prolaktin terdapat ada
sebagian besar hewan termasuk manusia. Prolaktin, hormon pertumbuhan (Growth
Hormone) dan Placental Lactogen (PL atau chorionic somatomammotropin (CS)),
merupakan anggota dari hormon polipeptida berdasarkan sekuen asam amino yang
homolog. Prolactin diproduksi oleh sel yang terdapat pada anterior pituitary,
fungsi utama dari hormon prolaktin yaitu menginduksi dan pemeliharaan laktasi
pada mamalia.
Prolaktin berperan dalam membesarnya alveoil dalam
kehamilan. Dalam fisiologi laktasi, prolaktin merupakan suatu hormon yang
disekresikan oleh glandula pituitari. Hormon ini memiliki peranan penting untuk
memproduksi ASI. Kadar hormon ini meningkat selama kehamilan. Kerja hormon
prolaktin dihambat oleh hormon plasenta. Peristiwa lepas atau keluarnya
plasenta pada akhir proses persalinan membuat kadar estrogen dan progesteron
berangsur – ansur menurun sampai tingkat dapat dilepaskan dan diaktifkannya
prolaktin.
Hormon Prolaktin Adalah hormon yang dikeluarkan oleh
kelenjar pituitary atau kelenjar hipofisis bagian interior (depan). Hormon ini
ada pada laki-laki dan perempuan. Prolaktin banyak terdapat pada ibu yang
sedang menyusui, karena ia adalah hormon penting yang merangsang kelenjar susu
untuk memproduksi susu, sehingga pada saat diperlukan siap berfungsi. Hormone
ini juga diproduksi oleh plasenta.
Kadar normal hormon prolaktin di dalam darah sekitar 5-10
ng/mL. Sekresi hormon prolaktin meningkat pada masa hamil, stres fisik dan
mental, keadaan hipoglikemia dan pemberian estrogen dosis tinggi. Selain itu,
prolaktin dianggap sebagai salah satu faktor yang memegang peranan penting
dalam terjadinya tumor mamae.
Pada wanita hormon ini bekerja lebih dominan setelah melahirkan, dimana
fungsinya adalah merangsang kelenjar-kelenjar air susu pada payudara agar
memproduksi ASI bagi bayi. Dengan adanya aktivitas menyusui dari bayi ini maka
hormon prolaktin akan ikut bekerja dengan sempurna, selain itu dengan tingginya
hormon prolaktin pada masa menyusui, hormon ini juga bekerja menghambat
terjadinya siklus menstruasi selama menyusui, sehingga ibu-ibu yang secara aktif
menyusui bayinya akan mendapat kembali menstruasi agak lama, sekitar 6 bulan
sampai 1 tahun.
2.2
Mekanisme
Kerja Hormon Prolaktin
Pada organ glandula mamae,
prolaktin secara spesifik menstimulasi sintesis DNA dan proliferasi sel epitel,
dan juga sintesis protein susu (casein, lactalbumin), asam lemak bebas, dan
laktosa. Prolaktin secara spesifik menstimulasi laju transkripsi gen protein
susu sehingga menyebabkan stabilisasi produksi mesengger RNA. Efek prolaktin
pada sintesis DNA dan produksi kasein pada jaringan mammary in vitro
digambarkan pada grafik berikut:
Walaupun
estrogen dan progesteron penting bagi perkembangan fisik payudara selama
kehamilan, kedua hormon ini juga mempunyai efek khusus untuk menghambat sekresi
susu sebenarnya. Di pihak lain hormon prolaktin mempunyai efek yang tepat
berlawanan, meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini disekresikan oleh
glandula pituitaria ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu terus meningkat
sejak minggu kelima kehamilan sampai kelahiran bayi, saat ini meningkat ke
kadar sangat tinggi, biasanya sepuluh kali dari kadar tidak hamil dan normal.
Disamping itu plasenta mensekresikan banyak somatotropin korionik manusia, yang
juga mempunyai sifat laktogenik ringan, jadi menyokong prolaktin dari
pituitaria ibu. Bahkan hanya beberapa mililiter cairan disekresikan tiap hari
sampai bayi lahir. Cairan ini dinamakan kolostrum. Kolostrum pada hakekatnya
mengandung protein dan laktosa yang sama jumlahnya seperti susu, tetapi hampir
tidak mengandung lemak, dan kecepatan maksimum pembentukannya sekitar 1/100
kecepatan pembentukan susu selanjutnya.
Tidak
adanya laktasi selama kehamilan disebabkan efek penekanan progesteron dan
estrogen, yang disekresikan dalam jumlah sangat besar selama plasenta masih
dalam uterus dan yang benar-benar mengurangi efek laktogenik prolaktin dan
somatomamotropin korionik manusia. Akan tetapi, segera setelah bayi dilahirkan,
hilangnya estrogen dan progesteron yang disekresi plasenta secara mendadak
sekarang memungkinkan efek laktogenik prolaktin dari kelenjar hipofisis ibu
mengambil peranan alamiahnya dan dalam dua atau tiga hari kelenjar mammae mulai
menyekresikan susu dalam jumlah besar sebagai ganti kolostrum.
Setelah
kelahiran bayi, kadar basal sekresi prolaktin kembali ke kadar sebelum hamil
dalam beberapa minggu berikutnya. Setiap ibu menyusukan bayinya isyarat syaraf
dari putting susu ke hipotalamus menyebabkan gelora sekresi prolaktin hampir
sepuluh kali lipat yang berlangsung sekitar satu jam. Sebaliknya prolaktin
bekerja atas payudara untuk menyiapkan susu bagi periode pnyusuan berikutnya.
Bila gelora prolaktin ini tak ada, jika ia dihambat sebagai akibat kerusakan
hipotalamus atau hipofisis, atau jika penyusuan tidak kontinyu maka payudara
kehilangan kesanggupannya untuk menghasilkan susu dalam beberapa hari. Tetapi
produksi susu dapat kontinyu selama beberapa tahun jika anak mengisap secara
kontinyu, tetapi normalnya kecepatan pembentukan susu sangat menurun dalam
tujuh sampai sembilan bulan.
Reflek peghasilan susu atau
reflek prolaktin
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang
peranan untuk membuat kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas dikarenakan
aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi.
Pasca persalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus
luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan
merangsang puting susu dan areola payudara, karena ujung-ujung saraf sensoris
yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.
Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus
melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor
penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor
pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang
hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel
alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu
menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak
dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan
bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung.
Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar
prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2 – 3. Sedangkan pada ibu menyusui
prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti: stress atau pengaruh psikis,
anastesi, operasi dan rangsangan puting susu.
2.3
Obat
Yang Terkait Dengan Hormon Prolaktin Beserta Kategori Keamanan Pada Ibu Hamil
Dan Menyusui
Obat adalah suatu zat yang digunakan untuk diagnosa,
pengobatan, melunakkan, penyembuhan atau pencegahan penyakit pada manusia atau
pada hewan. Jenis - jenis obat yang digunakan untuk penyembuhan penyakit pada
manusia digolongkan pada jenis analgetik, antipiretik, antibiotik,
antihistamin, dan lain - lain.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2010
menunjukkan pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan, presentase bayi
yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%. Hal ini disebabkan
kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relative
rendah (Depkes, 2011 dalam jurnal kebidanan. Vol VI No. 01, Juni 2014).
Meskipun obat dapat menyembuhkan tapi banyak kejadian
bahwa seseorang telah menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa obat dapat bersifat sebagai racun. Obat itu akan bersifat
sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan
dosis dan waktu yang tepat. Jadi bila digunakan salah dalam pengobatan atau dengan
kelewat dosis akan menimbulkan keracunan. Bila dosisnya lebih kecil kita tidak
memperoleh penyembuhan. (Anief, 1995).
Menurut Siswandono (1998), berdasarkan sumbernya obat dapat digolongkan
menjadi tiga yaitu:
1.
Obat
alami ialah obat yang terdapat di alam, seperti pada tanaman (kuinin dan
atropine), pada hewan (minyak ikan dan hormon), serta mineral (belerang dan
kalium bromida).
2.
Obat
semi sintetik ialah obat hasil modifikasi yang bahan dasarnya berasal dari
bahan obat yang terdapat secara alami, contoh: Penisilin disintetis menjadi
Ampisilin.
3.
Obat
sintetik murni ialah obat yang bahan dasarnya tidak berkhasiat, setelah
disintetis akan mendapatkan senyawa dengan khasiat farmakologis tertentu,
contoh obat - obat golongan analgetika,antipiretika, antihistamin, dan
diuretika.
Tetapi dalam
makalah ini kami hanya menggunakan 2 golongan obat yaitu Obat Alami dan Obat
Sintetik Murni.
2.3.1
Obat
Alami Untuk Memperlancar ASI
2.3.1.1
Serbuk Daun Pepaya
Desain penelitian Eksperiment dengan pendekatan Pra-Eksperimen (Static-Group-Compariso). Sampel
sebanyak 14 ibu post partum untuk kelompok kontrol dan 14 ibu post partum untuk kelompok perlakuan dengan teknik Simple Random Sampling pada Bulan
Juni-Juli 2014.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sebagian besar atau 57,14 % pada kelompok control pengeluaran ASI 3 hari setelah persalinan, dan sebagian besar
atau 71,4 % pada kelompok perlakuan
pengeluaran ASI pada hari ke 2. Dari uji statistik diperoleh hasil terdapat
pengaruh yang signifikan dalam
pemberian minuman daun pepaya terhadap kelancaran ASI pada ibu nifas dengan nilai p = 0,004 (p<0,05).
Melihat hasil penelitian ini maka dianjurkan
pada ibu nifas untuk sering mengkonsumsi minuman daun pepaya untuk membantu memperlancar pengeluaran ASI pada
ibu post partum.
Produksi ASI dapat dilancarkan dengan mengkomsumsi daun katuk, beberapa kapsul/obat yang memperlancar ASI
dari ekstrak daun katuk, dan
susu bubuk/cair khusus untuk
ibu menyusui. Ironisnya di pedesaan
keberadaan daun katuk susah didapat,
apalagi kapsul/obat pelancar ASI, sedangkan
susu khusus ibu menyusui harganya
terlalu mahal bagi warga desa, dan tidak
semua ibu-ibu mau/menyukai susu.
Beberapa penelitian telah dilakukan oleh Entin (2002) yang membuktikan
bahwa daun katuk, daun pare, dan daun papaya merupakan suplemen yang merupakan
tanaman tradisional dan memiliki potensi meningkatkan produksi susu. Ternyata
daun pepaya memiliki khasiat tertinggi dibandingkan daun katuk dan daun pare.
Minuman dari daun pepaya biasanya dibuat dengan cara digiling halus lalu disaring
dan diambil sarinya untuk diminum. Pembuatan minuman ini memerlukan waktu yang
lama, dan rasanya pahit. Sehingga, dibuat jika akan dikonsumsi saja. Bagi
ibu-ibu yang memiliki aktifitas padat, terlebih lagi bagi ibu menyusui,
kegiatan membuat minuman dengan cara tersebut sangat menyita waktu. Sedangkan
minuman serbuk instan dari berbagai produk seperti jahe, kunyit, kopi, dan
sebagainya sudah banyak ditemukan. Hal ini merupakan daya tarik ibui-bu Nifas
untuk mengkonsumsinya. Melalui proses pengolahan tertentu, minuman serbuk
instan manis tidak akan mempengaruhi khasiat yang terkandung dalam bahan
tersebut, sehingga baik untuk kesehatan badan.
Daun Pepaya yang merupakan bahan baku dalam
ini mengandung vitamin A 1850 SI; vitamin BI 0,15 mg; vitamin C 140 mg; kalori
79 kalori; protein 8,0 gram; lemak 2 gram; hidrat arang 11,9 gram; kalsium 353
mg; fosfor 63 mg; besi 0,8 mg; air 75,4 gram; carposide; papayotin; karpai; kausyuk; karposit; dan vitamin
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
bayi dan kesehatan ibu, sehingga
dapat menjadi sumber gizi yang sangat
potensial. Kandungan protein tinggi, lemak
tinggi, vitamin, kalsium (Ca), dan zat
besi (Fe) dalam daun pepaya berfungsi untuk pembentukan hemoglobin
dalam darah meningkat,
diharapkan O2 dalam darah meningkat,
metabolisme juga meningkat sehingga
sel otak berfungsi dengan baik dan kecerdasan
meningkat. Selain itu, daun Pepaya
juga mengandung Enzim Papain dan kalium,
fungsi enzim berguna untuk memecah protein
yang dimakan sedangkan kalium berguna
untuk memenuhi kebutuhan kalium dimasa
menyusui.karena jika kekurangan kalium
maka badan akan terasa lelah, dan kekurangan
kalium juga menyebabkan perubahan
suasana hati menjadi depresi, sementara
saat menyusui ibu harus berfikir positif
dan bahagia (Wiknjosastro, 2009).
Setelah mempelajari uraian diatas faktor yang mempengaruhi Kelancaran
ASI, maka peneliti hanya
memfokuskan pada konsumsi
serbuk daun papaya.
2.3.1.2
Ekstrak
Air Buah Pepaya (Carica papaya L.)
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak air buah pepaya muda (Carica papaya L.) terhadap gambaran
histologi kelenjar mamma laktasi.
Penelitian dilakukan di laboratorium Farmakologi Klinik Unpad dan laboratorium
Unit Penelitian Kesehatan RS Dr. Hasan Sadikin pada bulan Juli−September 2009.
Pepaya
muda (Carica papaya L.)
mengandung saponin, alkaloid, mineral, vitamin, dan enzim.
Produksi
dan pengeluaran air susu melibatkan prolaktin dan oksitosin yang akan
merangsang semakin banyaknya pembentukan alveoli baru. Pada awal laktasi, masih
ditemukan proses pembentukan alveoli baru yang dirangsang oleh penghisapan air
susu yang baik dan peningkatan kadar hormone prolaktin. Oksitosin juga dapat
memberikan efek yang serupa dengan mempercepat pengosongan lumen alveoli
melalui kontraksi mioepitel dan meningkatkan kecepatan sekresi protein dalam
sel sekretorius yang melapisi dinding alveoli.
Ekstrak
air buah pepaya muda mempunyai efek positif terhadap kerja kedua hormon yang
berperan dalam laktasi ini, sehingga dapat menghasilkan jumlah alveoli yang
lebih banyak. Terdapatnya kandungan zat-zat lain dalam ekstrak air buah pepaya
muda yang mempunyai aktivitas yang tidak selalu sinergis, menyebabkan kurang
optimalnya kerja saponin dan alkaloid dalam membentuk alveoli baru.
Pada
penelitian ini, diameter kelenjar mamma
laktasi rata-rata lebih besar dari ekstrak air buah pepaya muda. Peningkatan
diameter alveoli rata-rata sebanding dengan peningkatan air susu yang
dihasilkan. Terdapatnya zat-zat lain dalam ekstrak air buah pepaya muda
menyebabkan kurang optimalnya sediaan uji tersebut dalam merangsang produksi
air susu yang tercermin dalam besarnya diameter alveoli rata-rata yang tidak
sebaik sediaan luteotropin, meskipun lebih baik daripada kontrol negatif.
Pada
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak air buah pepaya muda memberikan
efek positif terhadap gambaran histologi kelenjar mamma laktasi dengan meningkatkan jumlah dan diameter kelenjar mamma laktasi yang sebanding dengan
sediaan luteotropin.
2.3.1.3
Yoghurt
Kurma
Yoghurt kurma
adalah minuman probiotik sari buah kurma. Kandungan kalsium, zat besi dan
senyawa yang mirip dengan hormon oksitosin bermanfaat untuk melancarkan
produksi ASI. Kombinasi antara sari buah kurma dan yoghurt, berpotensi dapat
dikembangkan menjadi produk probiotik. Pengembangan produk probiotik sari buah
kurma dapat meningkatkan efektivitas fungsional dari buah kurma.Dosis bagi ibu
hamil dan menyusui 500 mg/hari, terbagi dalam dua kali pemberian masing-masing
250 mg.
Kelancaran produksi
ASI dapat diukur dari indikator ibu dan bayi. Indikator pada bayi meliputi
frekuensi dan karakteristik BAK, frekuensi, warna dan karakteristik BAB, lama
tidur dan berat badan. Sedangkan indikator pada ibu payudara tegang, ibu
rileks, let down refleks baik,
frekuensi menyusui >8 kali sehari, menggunakan payudaranya bergantian,
posisi perlekatan benar, putting tidak lecet, menyusui tanpa jadwal, terlihat
memerah, dan payudara terasa kosong setelah disusukan. Jika terdapat 4 dari 7
indikator pada bayi dan 5 dari 10 indikator pada ibu maka produksi ASI lancar.
Yoghurt kurma bisa
dijadikan alternatif untuk melancarkan produksi ASI. Oleh karena itu petugas
kesehatan dapat mengaplikasikan youghrt kurma pada ibu menyusui yang mempunyai
masalah dengan pengeluaran ASI dan diperlukan adanya penelitian serta
pengembangan mengenai yoghurt kurma.
Buah kurma adalah nakhla, yang berarti pohon kehidupan.
Sebutan itu memang tidak berlebihan karena seluruh bagian tanaman kurma
bermanfaat. Buah kurma adalah makanan kaya nutrisi, pucuknya bisa dimakan,
dikeringkan, atau digiling menjadi tepung. Nira atau getahnya bisa dibuat
minuman, sabutnya ditenun, biji kurma diolah menjadi pakan keledai atau unta.
Belum lagi manfaat kurma untuk beragam obat. Sampai saat ini, seluruh bagian
dari pohon kurma sudah dimanfaatkan untuk 800 kegunaan. Luar biasa tidak
diragukan lagi, kurma adalah satu-satunya tanaman yang pemanfaatannya bisa
sebanyak dan sehebat itu (Rostita, 2009).
Buah kurma matang
juga sangat kaya denga n unur kalsium dan besi. Oleh karena itu, sangat
dianjurkan bagi perempuan yang sedang hamil dan yang akan melahirkan, karena
itu dianjurkan untuk memakannya ketika sedang nifas (setelah melahirkan). Kadar
besi dan kalsium yang dikandung buah kurma matang sangat mencukupi dan penting
sekali dalam proses pembentukan air susu ibu. Kadar zat besi dan kalsium yang
dikandung buah kurma dapat menggantikan tenaga ibu yang terkuras saat
melahirkan atau menyusui. Zat besi dan Kalsium merupakan dua unsure efektif dan
penting bagi pertumbuhan bayi. Dua unsure ini merupakan unsur yang paling
berpengaruh dalam pembentukan darah dan tulang sumsum (Afandi,2014).
Hasil penelitian
yang diterbitkan dalam Journal of
Obstetrics and Gynaecology pada
tahun 2008, mengungkap fakta perempuan yang makan kurma setiap hari saat
kehamilan 9 bulan memiliki risiko lebih kecil membutuhkan bantuan dari
obat-obatan dalam proses persalinannya. Bahkan, mereka cenderung lebih siap
secara fisik dan melalui proses persalinan tujuh jam lebih cepat dari pada yang
tidak makan kurma.“Kurma tampaknya memiliki senyawa mirip dengan hormone
oksitosin yang menyebabkan kontraksi” kata Melinda Johnson, Ms, Rd, juru bicara
dari Academy of Nutrition and Dietetics.
Kurma mengandung
hormon yang mirip hormon oksitosin, yakni hormone yang dihasilkan oleh
neurohipofisa. Hormon oksitosin dialirkan melalui darah menuju payudara,
hormone ini akan membantu memacu kontraksi pada pembuluh darah vena yang ada di
sekitar payudara ibu, sehingga memacu kelenjar air susu untuk memproduksi ASI
(Satuhu, 2010).
Mengetahui adanya
kandungan unsur kalsium, zat besidan senyawa yang mirip dengan hormon oksitosin
dalam buah kurma sehingga dapat dijadikan bahan baku dalam proses pembuatan
yoghurt kurma. Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui
adakah pengaruh yoghurt kurma sebagai pelancar air susu ibu.
Yoghurt kurma telah
di uji cobakan pada 5 ibu menyusui yang sedang mengalami kesulitan dengan
produksi ASI. Dari 10 kali uji coba dengan dosis 500 mg/hari yang diberikan
dalam dua kali pemberian masing-masing 250 mg pada pagi dan malam hari,
rata-rata terjadi perubahan setelah di uji coba ke 6dengan berpacuan pada
indikator ibu dan anak untuk memastikan kelancaran produksi air susu yang
diproduksi oleh ibu.
Sari kurma memiliki
tekstur yang lembut, tidak telalu asam, memiliki rasa yang enak sehingga jika
ditambahkan pada produk susu fermentasi atau yoghurt akan memberikan fungsi
lain diantaranya adalah sebagai pemanis, memberikan aroma dan meningkatkan
nilai gizi, selain itu adanya kandungan hormon yang mirip dengan hormon
oksitosin pada sari kurma dapat memperkaya kandungan air susu ibu. Bagi ibu
menyusui yang mempunyai masalah dengan pengeluaran air susu dalam menyusui
bayinya, yoghurt kurma bisa dijadikan alternatif untuk memperlancar produksi
air susu ibu.
Indikator
kelancaran air susu ibu dilihat dari indikator ibu dan bayi, indikator pada
bayi meliputi frekuensi dan karakteristik BAK (dimana bayi yang cukup produksi
ASInya maka dalam 24 jam paling sedikit bayi akan BAK sebanyak 6 kali, warna
kuning jernih), frekuensi, warna dan karakteristik BAB (Pola eliminasi bayi
tergantung dari asupan yang bayi dapatkan, bayi yang minum ASI, umumnya pola
buang air besar/BAB 2-5 kali perhari, BAB yang dihasilkan adalah warna kuning
keemasan, tidak terlalu encer dan tidak terlalu pekat), lama tidur (selama 2
sampai 3 jam), serta berat badan bayi. Produksi air susu ibu dikatakan lancar
jika minimal 4 dari 7 indikator yang diobservasikan pada bayi, sedangkan jika
kurang dari 4 dikatakan tidak lancar (Budiati, 2010). Sedangkan indikarot pada
ibu meliputi payudara tegang karena terisi ASI, ibu rileks, let down refleks baik, frekuensi menyusui >8 kali sehari, ibu
menggunakan kedua payudaranya bergantian, posisi perlekatan benar, puting tidak
lecet, ibu menyusui bayi tanpa jadwal, ibu terlihat memerah payudara karena
payudara penuh, payudara kosong setelah bayi menyusu sampai kenyang dan
tertidur serta bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan. Produksi ASI
dikatakan lancar jika hasil menunjukkan 5 indikator dari 10 indikator yang ada.
Indikator itu (Budiati, 2010).
Berdasarkan studi
pendahuluan buah kurma (phoenix
dactylifera) memiliki senyawa yang mirip dengan hormon oksitosin yang
diproduksi oleh kelenjar hipofisis. Senyawa ini dialirkan melalui darah menuju
payudara kemudian memacu kontraksi pada pembuluh darah vena yang ada disekitar
payudara untuk memproduksi ASI.
Kombinasi antara
sari buah kurma dan yoghurt, berpotensi dapat dikembangkan menjadi produk
probiotik. Pengembangan produk probiotik dari sari buah kurma dapat
meningkatkan efektifitas fungsional dari buah kurma itu sendiri. Dengan adanya
minuman probiotik sari buah kurma atau yoghurt kurma yang berbahan dasar buah
kurma, maka yoghurt kurma dapat dijadikan alterntif bagi ibu-ibu yang mempunyai
masalah dengan produksi air susu.
2.3.1.4
Laktagogum Jamu Uyup-Uyup Dan Ekstrak
Daun Katu (Sauropus Androgynus Merr.)
Daun katu (Sauropus androgynus Merr) dan jamu
uyup-uyup telah lama digunakan masyarakat sebagai pelancar Air Susu Ibu (ASI),
namun pengetahuan tentang mekanisme aksinya dalam melancarkan ASI belum
diketahui. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mekanisme ekstrak daun
katu dan jamu uyup-uyup dalam merangsang hormon prolaktin sebagai salah satu
mekanisme suatu senyawa laktagogum.
Dilakukan
pemberian ekstrak daun katu dan jamu uyup-uyup selama 7 dan 14 hari, kemudian
ditentukan perangsangan hormon prolaktin secara tidak langsung yakni dengan
menghitung ketebalan lapisan epitelium tunika mukosa glandula ingluvica merpati
sebagai bukti proliferasi akibat terangsangnya hormon prolaktin. Sebagai
kontrol positif digunakan moloco B12.
Jamu uyup-uyup
dan ekstrak daun katu mampu merangsang prolaktin, tetapi kemampuannya masih di
bawah moloco B12. Kemampuan ekstrak daun katu dosis 54 mg/kg BB yang diberikan
selama 14 hari setara dengan moloco B12 dosis 189 mg/kg BB yang diberikan
selama 7 hari (p<0,05).
Jamu uyup-uyup
sangat terkenal di Jawa Tengah dan Jogjakarta, berasal dari puyang, temulawak,
kunyit, adas dan jinten yang dibuat jamu cair/gendong. Sementara itu pabrik
farmasi yang besar pun juga memproduksi jamu pelancar ASI dari ekstrak katu.
Penelitian yang pernah dilakukan terhadap tanaman katu antara lain efek
antipiretik dekok akar katu 10 % dosis 12 ml/kg BB setara dengan suspensi
parasetamol 10 % dosis 300 mg/kg BB (Sjamsuliani, 1987) serta penelitian
toksisitas akut infus daun katu dengan harga LD 50 semu 94,76 mg/ 10 g BB
(Anonim, 1991). Efek diuretik infusa daun katu pernah diteliti efek diuretiknya
oleh Astuti, dkk, 1997. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu pembuktian
secara ilmiah mekanisme daya laktagogum atau pelancar ASI melalui efek
prolaktin pada merpati, yaitu perangsangan perkembangan glandula ingluvicanya.
Mekanisme daya
laktagogum suatu senyawa dapat terjadi antara lain dengan cara: merangsang
secara langsung aktivitas protoplasma sel-sel sekretoris kelenjar susu,
merangsang ujung saraf sekretoris di dalam kelenjar susu sehingga sekresi air
susu meningkat, atau merangsang hormon prolaktin yang bekerja pada sel-sel
epitelium alveolar (Goodman dan Gilman, 1970). Prolaktin atau luteotropin atau
LTH merupakan hormon laktagonik dan proliferatif terhadap kelenjar mamae
(Anonim, 1991).
2.3.1.5
Buah Pepaya
Laktagogum merupakan
obat yang dapat meningkatkan atau memperlancar pengeluaran air susu. Laktagogum
sintetis tidak banyak dikenal dan relatif mahal. Hal ini menyebabkan perlu
dicarinya obat laktagogum alternatif. Upaya dalam peningkatan produksi ASI bisa
dilakukan dengan cara melakukan perawatan payudara sejak dini dan rutin,
memperbaiki teknik menyusui, atau dengan mengkonsumsi makanan yang dapat
mempengaruhi produksi ASI.
Pepaya sebagai
salah satu buah yang mengandung laktagogum
merupakan buah tropis yang dikenal dengan sebutan Caricapapaya. Buah pepaya juga
merupakan salah satu jenis buah yang memiliki kandungan nutrisi tinggi dan kaya
akan manfaat bagi kesehatan.
Berdasarkan
hasil penelitian dapat dilihat bahwa produksi ASI sebelum konsumsi buah pepaya
rata-rata frekuensi menyusui adalah 5,7 kali dengan standar deviasi 0,80131 dan
setelah mengkonsumsi buah pepaya rata-rata frekuensi menyusui mengalami
peningkatan menjadi 9,75 kali dengan standar deviasi 0.78640. Kolerasi antara
dua variabel adalah sebesar 0,793 dan perbedaan nilai rata-rata peningkatan
produksi ASI pada ibu yang tidak mengkonsumsi dan yang mengkonsumsi buah pepaya
adalah 4,05000 dengan sig 0,000. Karena sig < 0,05, maka berarti bahwa
rata-rata produksi ASI sebelum dan sesudah konsumsi buah pepaya adalah berbeda.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pemberian buah pepaya dapat mempengaruhi
peningkatan produksi ASI ibu menyusui di Desa Wonokerto di wilayah Puskesmas
Peterongan Kabupaten Jombang.
Pepaya sebagai
salah satu buah yang mengandung laktagogum
merupakan buah tropis yang dikenal dengan sebutan Caricapapaya. Buah pepaya juga
merupakan salah satu jenis buah yang memiliki kandungan nutrisi tinggi dan kaya
akan manfaat bagi kesehatan. Penanaman pepaya membutuhkan suhu rendah untuk
menopang pertumbuhan sehingga sangat cocok ditanam di daerah tropis. Oleh
karena itu, menjadi hal yang wajar bila populasi pohon pepaya sangat banyak dan
mudah ditemukan di negara kita. Masyarakat bisa mendapatkan buah pepaya untuk
konsumsi sehari-hari dengan mudah. Dari latar belakang tersebut maka peneliti
tertarik untuk mengetahui pengaruh pemberian buah pepaya pada ibu menyusui
terhadap kelancaran produksi ASI.
Buah pepaya
merupakan jenis tanaman yang mengandung laktagogum
memiliki potensi dalam menstimulasi hormon oksitoksin dan prolaktin
seperti alkaloid, polifenol, steroid, flavonoid dan substansi lainnya paling
efektif dalam meningkatkan dan memperlancar produksi ASI. Reflek prolaktin
secara hormonal untuk memproduksi ASI, waktu bayi menghisap puting payudara ibu,
terjadi rangsangan neorohormonal pada
puting susu dan areola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hipofisis melalui nervos vagus, kemudian ke lobus anterior. Dari lobus ini akan
mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada
kelenjar-kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan
ASI (Murtiana, 2011).
Pemanfaatan
buah pepaya muda pada masyarakat sudah banyak ditemui, seperti baik untuk
kesehatan mata, baik untuk pencernaan, digunakan untuk membuat sayur karena kandungan
protein dan vitamin, serta dimakan untuk memperlancar dan memperbanyak produksi
ASI. Pengolahan buah pepaya muda pada masyarakat biasa dilakukan dengan cara
direbus, diurap, dikukus dan dioseng-oseng. Buah pepaya menjadi bahan makanan
yang memiliki banyak manfaat dan mudah didapatkan oleh masyarakat karena bisa
dengan mudah ditanam di pekarangan rumah. Dengan pemanfaatan buah pepaya yang
dapat meningkatkan produksi ASI, dapat membantu keberhasilan program pemerintah
(Kementerian Kesehatan) dalam upaya pemberian ASI Eksklusif yaitu pemberian ASI
saja sampai dengan usia bayi 6 bulan dan tetap diberikan ASI sampai usia anak 2
tahun yang ditambah dengan makanan pendamping ASI (MPASI).
Tujuan umum
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh buah pepaya terhadap
peningkatan produksi ASI pada Ibu Menyusui di Desa Wonokerto Wilayah Puskesmas
Peterongan Kab. Jombang Tahun 2014, dengan tujuan khusus adalah:
1.
Diketahui
gambaran produksi ASI pada ibu menyusui yang belum mengkonsumsi buah papaya.
2.
Diketahui
gambaran produksi ASI pada ibu menyusui yang sudah mengkonsumsi buah papaya.
3.
Diketahui
analisa pengaruh mengkonsumsi buah pepaya terhadap produksi ASI pada ibu
menyusui.
2.3.1.6
Jintan Hitam (Nigella Sativa)
Tanaman Jintan
hitam merupakan salah satu spesies dari genus Nigella termasuk ke dalam famili Ranunculaceae adalah rempahrempah
yang dapat digunakan sebagai tanaman obat . Jintan hitam banyak dikenal dengan
berbagai nama diantaranya Habbatussauda, black
seed, black caraway, natura seed, black cumin, nigella sativa, kaluduru
(Kemenkes RI, 2012).
Kandungan kimia jintan hitam, jintan hitam dapat meningkatkan jumlah Air Susu Ibu karena
kombinasi unsur lipid dan struktur hormon yang terdapat di dalamnya. Selain itu
kandungan polifenol yang terdapat pada jintan hitam yang juga terkandung dalam
daun katuk berperan dalam meningkatkan kadar prolaktin.
Kandungan
aktif biji jintan hitam mencakup volatil
oil yang terdiri dari carvone, keton tak jenuh, terpen atud-limonen yang
dikenal dengan carvene, α-pinen dan ρ-cymene. Kandungan aktif secara
farmakologi pada volatile oil adalah thymoquinone, ditymoquinone,
thymohidroquinon dan thymol.
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Pemberian
jintan hitam (nigella sativa) pada ibu postpartum dengan seksio sesarea
meningkatkan kadar hormon produksi ASI dan tidak mempengaruhi jumlah neutrofil
pada neonatus.
2.
Setelah
diberikan perlakuan kadar hormon prolaktin, hormon oksitosin lebih tinggi
dibandingkan dengan sebelum dilakukan perlakuan, tidak ada beda jumlah
neutrofil pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Saran
yang diajukan untuk meningkatkan pelayanan yang paripurna kepada ibu postpartum
dengan seksio sesarea adalah:
1.
Memberikan
edukasi pada ibu secara teratur tentang manfaat pemberian jintan hitam (nigella sativa) untuk meningkatkan
kadar hormon produksi ASI.
2.
Membuat
leaflet atau booklet tentang manfaat Jintan hitam atau Habbatussauda (Nigella sativa) agar dikenal oleh
dimasyarakat sebagai pelancar ASI, karena selama ini hanya dikenal untuk
penyembuhan penyakit dan suplemen/vitamin.
2.3.2
Obat
Sintetik Untuk Memperlancar ASI Dan Obat Hormon Prolaktin
2.3.2.1
Domperidone
Domperidone termasuk golongan antagonis
reseptor dopamin D2. Obat ini biasa dikenal sebagai prokinetik dan antiemetik.
Secara klinis obat ini juga bermanfaat untuk terapi refluks gastroesofageal,
gastroparesis diabetik, dan dispepsia kronis. Beberapa peneliti mulai melihat
manfaat lain domperidone, yaitu sebagai galactogogue.
Penelitian terkini membuktikan bahwa obat tersebut efektif meningkatkan
produksi ASI melalui kerjanya sebagai penghambat reseptor dopamin. Selain itu, domperidone juga
memiliki keunggulan dibandingkan dengan galactogogue lain seperti metoclopramide,
chlorpromazine, sulpiride, hormon oksitosin, dan hormon pertumbuhan.
Domperidone merupakan antagonis reseptor
dopamin D2. Di Asia dan Eropa, domperidone telah lama digunakan sebagai
prokinetik dan antiemetik. Kegunaan klinis domperidone sebagai terapi penyakit
refluks gastroesofageal, diabetik gastroparesis, dispepsia kronis, dan
terkadang direkomendasikan untuk merangsang laktasi post-partum. Selain domperidone,
terdapat beberapa obat lain yang memiliki efek merangsang laktasi (galactogogue),
yaitu metoclopramide, chlorpromazine, sulpiride,
hormon oksitosin, dan hormon pertumbuhan. Domperidone paling direkomendasikan
karena telah terbukti efektif, belum ditemukan efek samping terhadap bayi,
serta efek samping yang jarang pada ibu yang menyusui. Selain itu, berdasarkan
literatur domperidone sebagai galactogogue telah banyak digunakan di
berbagai negara meskipun sebagai “o_ label”, seperti Australia,
Belanda, Belgia, Inggris, Irlandia, Italia, Jepang, dan Kanada.
Domperidone dratiabsorpsi secara oral dengan
bioavailabilitas tinggi. Obat ini juga mengalami eliminasi lintas pertama (first pass metabolism)
saat melewati hati dan saluran cerna. Waktu paruh (T½) domperidone sekitar
7-12 jam dan sebagian besar diekskresikan melalui ginjal.
Domperidone tidak dapat menembus sawar darah
otak. Obat ini tetap dapat bekerja secara efektif di sistem saraf pusat karena
kerja obat ini di kelenjar hipofisis. Kelenjar hipofisis merupakan salah satu
area di otak yang tidak memiliki sawar darah otak.
Pada proses laktasi, hipotalamus
mensekresikan prolactin-inhibiting hormone (PIH) yang dikenal sebagai
neurotransmitter dopamin dan prolactin-releasing hormone (PRH).
Sekresi kedua hormon tersebut berpengaruh pada sekresi hormone prolaktin. Domperidone bekerja
sebagai antagonis reseptor dopamin. Hambatan neurotransmitter dopamin di otak
mampu mensupresi produksi PIH, sehingga sekresi PIH menurun dan produksi hormon
prolaktin meningkat. Hal tersebut memberikan dampak positif terhadap
peningkatan sekresi sel epitel alveolar, dan merangsang peningkatan sekresi
ASI.
Pada umumnya, dosis untuk efek prokinetik
yaitu 30-60 mg/hari, dosis maksimal yang diperbolehkan sebesar 80 mg/hari.7,11
Dosis serupa dapat diberikan untuk merangsang laktasi pada ibu menyusui.
Sebagian besar studi menyebutkan bahwa penggunaan domperidone sebagai
galactogogue menggunakan
dosis 30 mg/hari. Sejauh ini belum ada studi yang membahas keamanan dan
efektivitas titrasi dosis maksimal domperidone
sebagai galactogogue;
para ahli laktasi di Kanada mengawali pemberian domperidone dalam dosis 30-90 mg/hari dengan dosis maksimal
80-160 mg/hari.
Campbell-Yeo, et al, meneliti efek domperidone
terhadap volume dan komposisi ASI. Dalam 14 hari, volume ASI ibu
menyusui yang diterapi domperidone meningkat
sampai 267%, dibandingkan di grup plasebo hanya meningkat 18,5% (p = 0,005). Serum prolaktin meningkat
sebesar 97% di grup domperidone dan
meningkat sebesar 17% di grup placebo (p
= 0,07). Dari segi komposisi ASI, tidak terdapat perbedaan signifikan
kandungan energi, protein, lemak, natrium, dan fosfat antara kelompok domperidone dan plasebo. Kadar
karbohidrat dan kalsium lebih tinggi pada ASI ibu yang mengonsumsi domperidone dibandingkan plasebo.
Wan, et al, menunjukkan bahwa domperidone
60 mg/hari selama 14 hari meningkatkan volume ASI sebesar 367% dibandingkan
pada dosis 30 mg/hari hanya meningkat sebesar 215%, namun peningkatan dosis domperidone
berbanding lurus dengan peningkatan efek samping. Kadar serum prolaktin
juga meningkat, kelompok domperidone 30 mg/ hari mengalami peningkatan
sebesar 405% dan pada dosis 60 mg/hari hanya sedikit lebih meningkat, yaitu
sebesar 433%, disebabkan oleh ceiling effect. Pada beberapa subjek penelitian,
peningkatan kadar serum prolaktin tidak selalu berbanding lurus dengan jumlah produksi
ASI. Peneliti menduga terdapat mediator dan/atau mekanisme lain yang berperan
dalam produksi ASI selain serum prolaktin.
Knoppert, et al, menunjukkan bahwa
secara statistik bahwa domperidone tiga kali 10 mg per hari tidak
berbeda bermakna dibandingkan dengan dosis tiga kali 20 mg per hari dalam 4
minggu pertama (p = 0,46), namun klinis menunjukkan perubahan volume
ASI. Durasi optimal pemberian domperidone sebagai galactogogue masih
belum diketahui, penurunan dosis domperidone menjadi dua kali sehari
setelah 4 minggu tidak menurunkan jumlah volume ASI. Studi meta-analisis Osadchy,
et al, menyimpulkan bahwa domperidone terbukti efektif
meningkatkan produksi ASI dibandingkan plasebo, namun keterbatasan studi
meta-analisis ini adalah jumlah sampel kecil (17, 16, dan 45 subjek).
Selain dosis domperidone, paritas ibu menyusui
juga mempengaruhi kadar serum prolaktin. Brown, et al, menyimpulkan
bahwa nullipara akan menghasilkan serum prolaktin lebih tinggi dibandingkan
multipara pada dosis obat yang sama.13 Namun, volume ASI yang dihasilkan oleh
multipara tetap lebih tinggi dibandingkan nullipara.
Efek samping yang sering terjadi antara lain
nyeri kepala, rasa haus, mulut kering, diare, kram perut, dan kemerahan kulit. Pada
pasien dengan kondisi tertentu seperti riwayat aritmia jantung (takiaritmia dan
pemanjangan interval QT) dan pengguna obat antiaritmia, efek samping yang perlu
diwaspadai yaitu pemanjangan interval QT pada elektrokardiografi, sehingga
dapat memicu Torsades de Pointes atau aritmia lain. Mengingat efek
samping ini mengancam nyawa, Food and Drug Administration (FDA) menarik domperidone
dari pasar obat tahun 2004. Sebenarnya efek samping membahayakan tersebut
muncul pada penggunaan domperidone dosis tinggi intravena pada penderita
kanker. Health Canada’s Canada Vigilance Program telah mengonfirmasi
bahwa sepanjang tahun 1965 hingga tahun 2011 tidak ditemukan laporan kematian
yang berkaitan dengan kasus jantung pada wanita yang mengkonsumsi domperidone.
Saat ini Health Canada menyarankan dosis harian domperidone tidak
melebihi 30 mg/hari. Efek samping lain yang jarang yaitu efek ekstrapiramidal (distonia,
akathisia, sindrom Parkinson) dan neuropsikiatri, karena domperidone tidak
dapat menembus sawar darah otak.
Pemberian domperidone sebagai galactogogue
pada ibu menyusui harus mempertimbangkan kemungkinan efek baik terhadap ibu
maupun terhadap bayi yang diberi ASI. Wan, et al, menunjukkan bahwa pada
dosis 30 mg/hari, efek samping yang terjadi berupa kram perut, mulut kering,
dan nyeri kepala. Pada dosis 60 mg/ hari, terdapat efek samping tambahan berupa
konstipasi dan depresi. Selain itu, penghentian penggunaan domperidone jangka
panjang secara mendadak dapat memicu gejala putus obat. Studi kasus Papastergiou,
et al, menunjukkan bahwa penggunaan domperidone 80 mg/hari selama
8 bulan, kemudian diturunkan menjadi 60 mg/hari selama 2 hari dan dihentikan
pada hari berikutnya memicu munculnya gejala putus obat, antara lain insomnia,
cemas, dan peningkatan denyut nadi.
Setiap obat galactogogue selain
ditinjau efek terhadap ibu, perlu dipertimbangkan pula efek terhadap bayi yang
diberi ASI. Domperidone disekresikan melalui ASI sebesar 0,2 μg/kg/hari.
Secara klinis, jumlah tersebut tidak signifikan untuk menimbulkan efek terhadap
bayi. American Academy of Pediatrics (AAP) mengklasifikasikan domperidone
sebagai obat yang dapat digunakan pada ibu menyusui
2.3.2.2 Bromocriptine & Cabergoline
Obat-obatan lain seperti Bromocriptine dan
Carbegoline merupakan obat ketidak seimbangan hormon efeknya menekan hormon
prolaktin. Obat ini bertindak dalam cara yang sama seperti bahan alami yaitu dopamin yang diproduksi oleh otak untuk menurunkan produksi prolaktin. Oleh karena itu obat ini berfungsi untuk mendapatkan jumlah prolaktin yang normal. Hal ini akan
menghasilkan sejumlah efek yang baik: Dalam siklus haid wanita biasanya kembali kenormal dan kelembutan payudara dan keluarnya susu menurun.
Bromokriptin telah digunakan selama lebih dari
30tahun, dengan tidak ada efek jangka panjang termasuk sebelum dan selama kehamilan. Namun, jika ada yang mulai mengambil dosis penuh dengan perut kosong maka mereka cenderung untuk menderita efek samping yang reversibel yang paling umum di antaranya adalah mual dan muntah, pusing pada berdiri, flu dan hidung gerah.
Cabergolinea dalah obat yang lebih baru yang hanya perlu dilakukan dimakan sekali atau dua kali seminggu dan yang sangat jarang menyebabkan efek samping. Obat ini karena itu sangat nyaman dan sekarang kita gunakan sebagai lini pertama pengobatan . Tidak ada bukti bahaya pada wanita yang hamil pada obat ini.
Membicarakan
masalah seksualitas biasanya tidak akan jauh-jauh dari masalah fungsi organ
seksual baik itu bagi kaum hawa maupun kaum pria. Tahukah anda, masalah
seksualitas juga bisa diawali dengan adanya gangguan atau ketidak seimbangan
hormon pada tubuh. Sebagai contoh, kini banyak sekali kasus dimana seseorang
mengalami kekurangan hormon prolaktin yang ternyata berperan besar dalam
mempengaruhi kualitas seksual seseorang.
2.3.3
BROMOCRIPTINE
Bromocriptine
adalah obat untuk mengatasi tingginya tingkat hormon prolaktin yang bisa
menyebabkan galaktorea dan prolaktinoma. Prolaktinoma adalah tumor pada
kelenjar pituitari atau hipofisis di otak yang tidak bersifat kanker.
Galaktorea adalah keluarnya cairan ASI dari puting yang tidak berkaitan dengan
produksi ASI secara normal atau bukan pada masa menyusui.
Bromocriptine juga
bisa digunakan untuk mengobati penyakit parkinson, diabetes tipe 2 dan
akromegali. Bromocriptine bekerja dengan cara menghalangi pelepasan horm on
prolaktin dari kelenjar pituitari di bawah otak. Hormon ini mempengaruhi siklus
menstruasi dan produksi ASI, sehingga obat ini juga bisa digunakan untuk
menangani masalah menstruasi seperti amenore (keadaan dimana siklus haid tidak
berjalan) dan menghentikan produksi ASI abnormal pada wanita dan sebagian kecil
pria. Bromocriptine juga bisa mengobati infertilitas (kemandulan) yang
disebabkan hormon prolaktin yang terlalu tinggi kadarnya di dalam tubuh, baik
pada pria maupun wanita.
Tentang
Bromocriptine
Golongan
|
Hormon
tropis sintetis
|
Kategori
|
Obat
resep (Kategori B)
|
Manfaat
|
|
Dikonsumsi
oleh
|
Dewasa
|
Bentuk
|
Tablet,
kapsul
|
Peringatan:
§ Wanita yang sedang merencanakan kehamilan,
sedang hamil, atau menyusui, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum
mengonsumsi bromocriptine.
§ Sebaiknya tidak mengemudikan kendaraan atau
mengoperasikan alat berat, karena obat ini bisa menyebabkan kantuk atau sakit
kepala.
§ Harap berhati-hati saat mengonsumsi obat ini
bagi yang mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi, riwayat eklamsi atau
preeklamsi, gangguan fungsi jantung, penyakit hati, sindrom Raynaud, porifiria,
sakit maag, gangguan mental serius, atau sedang mengonsumsi obat lainnya.
§ Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis,
segera temui dokter.
Dosis Bromocriptine
Umumnya, dokter
akan meresepkan bromocriptine dengan dosis rendah. Kemudian meningkatkan
dosisnya secara bertahap jika diperlukan. Dosis untuk anak-anak akan
disesuaikan dengan berat badan mereka. Berikut tabel yang menjelaskan dosis
awal dan dosis maksimal harian bromocriptine. Dosis obat ini dibedakan
berdasarkan jenis penyakit yang diderita.
Jenis Penyakit
|
Dosis Awal per hari
(dalam
miligram)
|
Dosis Maksimal per hari
(dalam
miligram)
|
|
1,25
– 2,5
|
15
|
Akromegali
|
1,25
– 2,5
|
100
|
Parkinson
|
2,5
|
100
|
Diabetes
tipe 2
|
0,8
|
4,8
|
Mengonsumsi
Bromocriptine Dengan Benar
Pastikan untuk
membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam
mengonsumsi Bromocriptine. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa izin
dokter.
Konsumsilah merek
bromocriptine sesuai yang dianjurkan dokter, karena tiap merek memiliki cara
kerja yang berbeda. Selalu konsumsi obat ini bersama dengan makanan. Untuk
mengurangi efek mual, konsumsilah obat ini sesaat waktu tidur malam.
Pastikan ada jarak
waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk
mengonsumsi Bromocriptine pada jam yang sama setiap hari untuk memaksimalkan
efeknya.
Bagi pasien yang
lupa mengonsumsi bromocriptine, disarankan untuk segera meminumnya begitu
teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan
dosis bromocriptine pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Segera konsultasikan dengan dokter jika meengonsumsi obat ini terlalu banyak
atau ingin menghentikannya.
Kenali
Efek Samping dan Bahaya Bromocriptine
Reaksi orang
terhadap sebuah obat berbeda-beda. Beberapa efek samping yang umumnya terjadi
adalah:
§ Mengantuk.
§ Mual.
§ Pusing atau sakit kepala.
§ Sulit buang air besar atau konstipasi.
§ Hidung tersumbat.
Sedangkan
halusinasi, pergerakan tubuh tidak terkontrol merupakan efek samping
bromocriptine yang jarang muncul. Jika mengalami kesulitan bernapas, batuk yang
tidak mereda, dan rasa nyeri di dada atau perut setelah mengonsumsi
bromocriptine, segera berkonsultasi dengan dokter.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Hormon Prolaktin merupakan hormon yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitary atau kelenjar hipofisis bagian interior
(depan),Prolaktin
banyak terdapat pada ibu yang sedang menyusui, karena ia adalah hormon penting
yang merangsang kelenjar susu untuk memproduksi susu, sehingga pada saat
diperlukan siap berfungsi. Pada organ glandula mamae, prolaktin secara
spesifik menstimulasi sintesis DNA dan proliferasi sel epitel, dan juga
sintesis protein susu (casein, lactalbumin), asam lemak bebas, dan laktosa,
bila gelora prolaktin ini tak ada, jika ia dihambat sebagai akibat kerusakan
hipotalamus atau hipofisis, atau jika penyusuan tidak kontinyu maka payudara
kehilangan kesanggupannya untuk menghasilkan susu dalam beberapa hari.Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar
prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2 – 3. Sedangkan pada ibu menyusui
prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti: stress atau pengaruh psikis,
anastesi, operasi dan rangsangan puting susu.
Bromocriptine
adalah obat untuk mengatasi tingginya tingkat hormon prolaktin yang bisa
menyebabkan galaktorea dan prolaktinoma. Prolaktinoma adalah tumor pada
kelenjar pituitari atau hipofisis di otak yang tidak bersifat kanker.
Galaktorea adalah keluarnya cairan ASI dari puting yang tidak berkaitan dengan
produksi ASI secara normal atau bukan pada masa menyusui.
3.2
Saran
Di harapkan kritik dan saran untuk bisa membuat makalahini bisa lebih baik dan bisa lebih terperinci lagi, semoga makalah kami ini bisa bermanfaat bagi semua orang
terutama mahasiswa DIII Kebidanan STIKES Eka Harap Palangka Raya.
·
Dwidjoseputro
Dkk. (1984). Biologi I Untuk SMA. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia. Jakarta.
·
Effendie,
Hasyim. (1981). Fisiologi Sistem Hormonal Dan Reproduksi Dengan Patofisiologinya.
Penerbit Alumni, Bandung.
·
Vincencius William, Michael Carrey. 2016. Domperidone Untuk Meningkatkan Produksi Air Susu Ibu
(ASI). Jakarta :
Continuing Professional Development.
·
Lilin
Turlina, Rindy Wijayanti. 2015. Pengaruh
Pemberian Serbuk Daun Pepaya Terhadap Kelancaran Asi Pada Ibu Nifas Di Bpm Ny.
Hanik Dasiyem, Amd.Keb Di Kedungpring Kabupaten Lamongan
·
Yuktiana Kharisma,
Armaya Ariyoga, Herri S. Sastramihardja.
2011. Efek Ekstrak Air Buah Pepaya
(Carica papaya L.) Muda
terhadap Gambaran Histologi Kelenjar Mamma
Mencit Laktasi di laboratorium Farmakologi Klinik Unpad dan
laboratorium Unit Penelitian Kesehatan RS Dr. Hasan Sadikin.
·
Shilfi Nur Atika Wardani. 2009. Pengaruh Yoghurt Kurmasebagai Pelancar Air Susu Ibu.
·
Ika Puspita Sari. 2003. Daya Laktagogum Jamu Uyup-Uyup Dan Ekstrak Daun
Katu (Sauropus Androgynus Merr.). Yogjakarta : Bagian Farmakologi dan Farmakoterapi,
Fakultas Farmasi UGM.
·
Sri Banun Titi Istiqomah, Dewi Triloka Wulanadari,
Ninik Azizah. 2015. Pengaruh Buah Pepaya Terhadap Kelancaran Produksi Asi Pada
Ibu Menyusui Di Desa Wonokerto Wilayah Puskesmas Peterongan Jombang Tahun 2014
·
Amalina Tri Susilani, Hari Kurniawan. 2016. Pemberian Jintan Hitam
(Nigella Sativa) Dalam Peningkatan Kadar Hormon Produksi Asi (Prolaktin
Dan Oksitosin) Serta Jumlah Neutrofil Neonatus Dari Ibu Post Seksio Sesaria Di
Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar