Rabu, 20 September 2017

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS “NUTRISI DAN CAIRAN & AMBULASI”


BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang

Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali kekeadaan tidak hamil. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet  yang cukup kalori dan protein, membutuhkan istirahat yang cukup dan sebagainya. Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama dan otot dasar panggul. Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan menjaga kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan. Ibu tidak perlu takut untuk banyak bergerak, karena dengan ambulasi dini (bangun dan bergerak setelah beberapa jam melahirkan) dapat membantu rahim untuk kembali kebentuk semula.

1.2        Rumusan Masalah
1.      Menjelaskan kebutuhan nutrisi dan cairan pada masa nifas
2.      Menjelaskan kebutuhan ambulasi pada masa nifas

1.3              Tujuan Penulisan
1.3.1        Tujuan umum

Diharapkan mahasiswa mengetahui tentang  Nutrisi dan Cairan serta Ambulasi.

1.3.2        Tujuan khusus

Mahasiswa mengetahui stimulasi nutrisi dan cairan.
Mahasiswa mengetahui Ambulasi dini ( early ambulation ) ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan membinmbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu postpartum telentang ditempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ibu postpartum diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam waktu 24-48 jam postpartum.


















BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas

2.1.1      Nutrisi Dan Cairan
Pada masa postpartum masalah diet perlu mendapat perhatian serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan.
Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut yaitu mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama 40 hari pascapersalinan, minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A kepada bayi melalui ASI.(Saleha, Sitti, 2009)
Kebutuhan nutrisi dan cairan bagi ibu nifas sangat penting karena akan akan berpengaruh pada proses laktasi dan involusi.
Penuhuan kebutuhan Gizi :
1.      Kalor                 ± 2800-3000
2.      Protein              58 gr
3.      Calcium            1,1 gr
4.      Fenium              32 gr
5.      Vitamin A         6000 lu
6.      Vitamin B         1 1,1 mg
7.      Riboflavin         1,4 mg
8.      Niacin               15 mg
9.      Vitamin C         50 mg
Bila dijabarkan dengan kebutuhan makan sehari wanita nifas memerlukan :
1.         Nasi                                         10x penukar
2.         Lauk dan protein nabati          3x penukaran
3.         Protein hewani                        3x penukaran
4.         Sayur                                       3x penukaran
5.         Buah                                        2x penukaran
6.         Susu                                         1x penukaran
7.         Ibu masa nifas perlu memperhatikan :
·           Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
·           Makan dengan diet seimbang untuk mendaptkan protein mineral dan vitamin yang cukup.
·           Minum sedikitnya 3 liter setiap hari (anjuran ibu untuk minum setiap kali menyusui)
·           Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca persalinan
·           Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui asinya.
Kebutuhan ini diharapkan dapat menghindarkan wanita nifas dari anemia. Bila didapatkan anemi yang berat perlu adanya kolaborasi dengan dokter.

2.1.2             Ambulasi
Ambulasi dini ( early ambulation ) ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan membinmbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu postpartum telentang ditempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ibu postpartum diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam waktu 24-48 jam postpartum.
Keuntungan early ambulation adalah sebagai berikut yaitu Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation, faal usus dan kandung kemih lebih baik, early ambulation memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat anaknya selama ibu masih dirumah sakit. Misalnya memandikan, mengganti pakaian, dan memberi makan. Lebih sesuai dengan keadaan-keadaan di Indonesia ( sosial ekonomis). Menurut penelitian-penelitian yang seksama, early ambulation tidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka diperut, serta tidak memperbesar kemungkinan prolapsus atau retrotexto uteri.
Early ambulation tentu tidak dibenarkan pada ibu postpartum dengan penyulit misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru, demam dan sebagainya.  Penambahan kegiatan dengan early ambulation harus berangsur-angsur, jadi bukan maksudnya ibu segera setelah bangun dibenarkan mencuci, memasak dan sebagainya.
Exercise dibagi 2 bagian yaitu ambulis/mobilisasi dan senam nifus. Mobilisasi/ambulasi dini adalah kebijakan untuk selekas mungkin membimbing klien keluar atau turun dari tempat tidurnya dan mobilisasi mungkin berjalan.
Pada persalinan normal sebaiknya mobilisasi dikerjakan dengan melihat keadaan klien. Bila kondisi ibu bijak sudah boleh miring kekanan/kekiri dalam 2 jam dan boleh bangun dari tempat tidur ± 6 jam post partum.
Bila ibu tidak mungkin sebaiknya beristirahat dulu, dalam waktu 6 jam diharapkan ibu juga sudah dapat bangun dari tempat tidur. Sedangkan pada persalinan dengan anastesi intra tekel, subarachroid spinal harus berbaring dengan bantal tipis selama 8 jam baru ambulasi dikerjakan.
Caranya :
1.         Kaki fiexi danextensi
2.         Rotasi
3.         Tungkai dan extensi
4.         Lutut lurus dan rilex
5.         Diulang gerakan No. C
Setelah 12 jam post partum dianjurkan untuk miring kekanan dan kiri kemudian tidur ½ duduk, dan dalam 24 jam diharapkan ibu sudah turun dari tempat tidur, proses dilakukan secara bertahap.
Keuntungan dari ambulasi ini adalah :
1.         Klien merasa lebih sehat, lebih baik dan lebih kuat.
2.         Pada usus dan kandung kemih lebih baik.
3.         Kemungkinan mengajar ibu merawat/memelihara anaknya; memandikan, mengganti pakaian, memberi makanan, dll selama ibu di RS.
Kontra indikasi pada klien dengan penyakit, misalnya : anemia, penyakit jantung, penyakit paru, demam, dan lain-lain. Early ambulation/mobilisasi dini dilakukan untuk merangsang sirkulasi pada tungkai.























BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang dalam memenuhi kebutuhan ibu masa nifas. Peran bidan dapat membantu ibu dalam memenuhi kebutuhannya dengan baik. Kebutuhan pada masa nifas yaitu: kebutuhan nutrisi dan cairan pada masa nifas, ambulasi, eliminasi BAB/BAK , kebersihan diri atau personal hygiene, istirahat dan tidur, seksual, rencana KB, perawatan peyudara, dan latihan senam nifas pada masa nifas

3.2              Saran
Mungkin dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan, kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Agar dalam penulisan makalah kedepannya bisa lebih baik.








DAFTAR PUSTAKA

-       Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC
-       Masruroh, SsiT., M.Kes. 2013. Praktik Keterampilan Asuhan Kebidanan Nifas.  Yogyakarta: Pratama Publishing
-       Hj. Deslidel, SST. Hj. Zuchrah Hasan, SKM. Rully Hevrialni, SST. Yan  Sartika, SST. 2008. Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta: EGC
-       Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masaa Nifas. Jakarta : Salemba Medika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pelayanan Penyakit Menular TB di Keluarga

BAB I PENDAHULUAN 1.1               Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang menular, disebabkan oleh kuman...