ATTACHMENT
Attachment is a deep and enduring emotional bond that
connects one person to another across time and space (Ainsworth,
1973; Bowlby, 1969).
Pertautan (attachment) adalah ikatan emosional yang dalam dan kuat
antara dua orang yang melebihi waktu dan ruang (Ainsworth, 1973; Bowlby, 1969).
Attachment adalah ikatan emosional dan bukan ikatan perilaku.
Untuk mempelajari lebih lanjut, Rudolph Schaffer dan Peggy Emerson
(1964) mengadakan penelitian longtudinal pada 60 bayi berusia 0-18 bulan dan
melakukan kunjungan bulanan kepada 60 bayi tersebut. Penelitian dilakukan
melalui observasi dan wawancara.
3 Kategori yang dicatat :
1. Kecemasan terhadap orang asing (Stranger
Anxiety)
2. Kecemasan berpisah (Separation Anxiety)
3. Social Referencing
Tingkat pertumbuhan attachment (Attachment Stages):
Asocial (0-6 weeks)
·
Belajar
bahwa beberapa tindakan menghasilkan reaksi yang menyenangkan - spt: tersenyum.
Indiscriminate Attachments (6 weeks to 7 months)
·
Menikmati
interaksi dengan sesama - siapapun itu - dan sedih saat tidak melihat orang
lain.
·
Mulai
usia 3 bulan, tersenyum pada orang-orang yang dikenal dan mudah ditenangkan
oleh orang yang dikenal.
Specific Attachment (7-9 months)
·
Mencari
satu orang tertentu untuk keamanan, kenyamanan dan perlindungan.
·
Stranger
Fear and Separation Anxiety.
Multiple Attachment (10 months onwards)
·
Lebih
Mandiri
·
Menjalin
kedekatan dengan beberapa orang pada saat yang bersamaan.
·
Pada
usia 18 bulan bisa membentuk attachment dengan beberapa orang.
·
Tergantung
pada Sensitive Responsiveness
Attachment Theory oleh Mary Ainsworth (1913 - 1999)
Mary Ainsworth menemukan bahwa kualitas hubungan antara anak dan orang
tua dapat mempengaruhi perkembangan anak. Mary Ainsworth kemudian merancangkan
observasi alami untuk mengukur kualitas attachment yang bisa ditemukan antara
bayi dan pengasuhnya dengan menggunakan strange situation. Penelitian ini
dikenal dengan nama Strange Situation Classification (Kaplan, 2000)
Berdasarkan pengamatan dari penelitian Strange Situation, Mary Ainsworth
kemudian membagi 3 tipe bayi berdasarkan yang diamati. Selanjutnya, peneliti
kemudian menambahkan satu kategori lagi sebagai tipe bayi ke empat. Berikut
adalah keempat kategori attachment (Kaplan, 2000) :
a.
Secure
attachment
Bayi
yang diklasifikasikan sebagai securely attached jika bertemu dengan ibunya,
mereka menyapa ibunya dengan positif, berusaha untuk mendekatkan diri pada saat
bertemu, dan hanya menunjukkan beberapa perilaku negatif terhadap ibunya. Bayi
yang secure menggunakan ibunya sebagai dasar yang aman untuk menjelajahi
lingkungannya. Ketika ibunya meninggalkannya, bayi akan protes atau menangis,
tapi ketika ibu kembali, bayi akan menyapa dengan penuh kesenangan, dan anak
ingin digendong dan dekat dengan ibunya.
b.
Anxious/avoidant
attachment
Bayi
yang diklasifikasikan dalam avoidant mengabaikan ibunya ketika ibunya memasuki
ruangan pada saat reuni/bertemu kembali dan menghindar untuk melakukan kontak
dengan ibunya. Mereka menjelajahi lingkungan tanpa menggunakan ibunya sebagai
dasar untuk eksplorasi dan tidak peduli apakah ibunya ada atau tidak. Ketika
ibunya meninggalkannya, anak tidak terpengaruh dan ketika ibunya kembali lagi,
anak akan menghindari ibunya. Mereka tidak mau mengadakan kontak ketika sedang
distress dan tidak mau dipegang.
c.
Anxious
/resistant attachment
Bayi
yang diklasifikasikan sebagai resistant menunjukkan kecemasan yang hebat ketika
memasuki ruangan sebelum sesi dimulai. Dari awal bayi memegang erat ibunya dan
takut untuk menjelajahi ruangan dengan sendiri. Mereka sangat cemas akan
perpisahan dan sering menangis secara berlebihan. Mereka menunjukkan sikap
marah ketika bertemu dengan ibunya. Mereka menjadi bingung antara mencari atau
menghindar untuk mengadakan kontak dengan ibunya. Bayi ini mencari kontak
dengan ibunya dan pada saat yang sama juga menolak orang tuanya karena
kemarahan mereka kepada orang tuanya.
d.
Anxious/disorganized-disoriented
attachment
Kelompok
yang keempat, bayi disorganized/disoriented menunjukkan banyak perilaku yang
berbeda. Kadang-kadang mereka mendekati pengasuhnya, kemudian menunjukkan
penghindaran atau tiba-tiba menangis. Bayi juga menunjukkan perilaku yang
bertentangan pada saat yang sama, seperti mendekati orang tuanya tanpa melihat
kepada orang tuanya. Ada yang menunjukkan ketakutan terhadap pengasuhnya.
Mereka menunjukkan kebingungan, kuatir dan depresi. Banyak anak yang diabaikan
dan disiksa yang menunjukkan perilaku ini. Bayi juga menunjukkan tingkat hormon
tinggi yang mengindikasikan stress.
Pengukuran
secure dan insecure attachment pada remaja dan orang dewasa umumnya
menggunakan Adult Attachment Interview (AAI).
Pengukuran ini
mengukur ingatan individu mengenai hubungan attachment yang penting.
Berdasarkan dari respon terhadap AAI, individu diklasifikasikan sebagai berikut
(dalam Santrock, 2002):
1. Secure-autonomous, dimana koresponden
merespon bahwa masa bayinya mengalami secure attachment.
2. Dismissing/avoidant attachment yaitu kategori
insecure dimana individu tidak menekankan pentingnya attachment. Kategori ini
berkaitan dengan pengalaman penolakan yang konsisten dari pengasuhnya. Akibat
yang mungkin terjadi dari dismissing/avoidant attachment adalah orang tua dan
remaja saling menjauhi satu sama lain, dimana pengaruh orang tua terhadap
remaja sedikit. Dismissing/avoidant attachment berhubungan dengan perilaku
kekerasan dan agresif pada remaja.
3. Preoccupied/ambivalent attachment yaitu
kategori insecure dimana remaja merasa pengalaman attachment-nya hypertuned
(terlalu dijaga). Hal ini umumnya terjadi karena keberadaan orang tua tidak
konsisten untuk remajanya. Hal ini akan memunculkan perilaku mencari attachment
yang tinggi, bercampur dengan perasaan marah. Konflik antara orang tua dan
remaja dalam tipe attachment ini dianggap berlebihan untuk kesehatan
perkembangan.
4. Unresolved/disorganized attachment yaitu
kategori insecure dimana remaja mempunyai ketakutan yang tinggi dan tidak
jelas. Ini bisa disebabkan pengalaman traumatik karena kematian orang tua atau
disiksa orang tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar