Senin, 09 Juli 2018

Deteksi Dini Attachment Anak-Pengasuh


ATTACHMENT

Attachment is a deep and enduring emotional bond that connects one person to another across time and space (Ainsworth, 1973; Bowlby, 1969).

Pertautan (attachment) adalah ikatan emosional yang dalam dan kuat antara dua orang yang melebihi waktu dan ruang (Ainsworth, 1973; Bowlby, 1969). Attachment adalah ikatan emosional dan bukan ikatan perilaku.

Untuk mempelajari lebih lanjut, Rudolph Schaffer dan Peggy Emerson (1964) mengadakan penelitian longtudinal pada 60 bayi berusia 0-18 bulan dan melakukan kunjungan bulanan kepada 60 bayi tersebut. Penelitian dilakukan melalui observasi dan wawancara.

3 Kategori yang dicatat :
1.      Kecemasan terhadap orang asing (Stranger Anxiety)
2.      Kecemasan berpisah (Separation Anxiety)
3.      Social Referencing

Tingkat pertumbuhan attachment (Attachment Stages):
Asocial (0-6 weeks)
·         Belajar bahwa beberapa tindakan menghasilkan reaksi yang menyenangkan - spt: tersenyum.

Indiscriminate Attachments (6 weeks to 7 months)
·         Menikmati interaksi dengan sesama - siapapun itu - dan sedih saat tidak melihat orang lain.
·         Mulai usia 3 bulan, tersenyum pada orang-orang yang dikenal dan mudah ditenangkan oleh orang yang dikenal.

Specific Attachment (7-9 months)
·         Mencari satu orang tertentu untuk keamanan, kenyamanan dan perlindungan.
·         Stranger Fear and Separation Anxiety.

Multiple Attachment (10 months onwards)
·         Lebih Mandiri
·         Menjalin kedekatan dengan beberapa orang pada saat yang bersamaan.
·         Pada usia 18 bulan bisa membentuk attachment dengan beberapa orang.
·         Tergantung pada Sensitive Responsiveness


Attachment Theory oleh Mary Ainsworth (1913 - 1999)

Mary Ainsworth menemukan bahwa kualitas hubungan antara anak dan orang tua dapat mempengaruhi perkembangan anak. Mary Ainsworth kemudian merancangkan observasi alami untuk mengukur kualitas attachment yang bisa ditemukan antara bayi dan pengasuhnya dengan menggunakan strange situation. Penelitian ini dikenal dengan nama Strange Situation Classification (Kaplan, 2000)

Berdasarkan pengamatan dari penelitian Strange Situation, Mary Ainsworth kemudian membagi 3 tipe bayi berdasarkan yang diamati. Selanjutnya, peneliti kemudian menambahkan satu kategori lagi sebagai tipe bayi ke empat. Berikut adalah keempat kategori attachment (Kaplan, 2000) :

a.    Secure attachment
Bayi yang diklasifikasikan sebagai securely attached jika bertemu dengan ibunya, mereka menyapa ibunya dengan positif, berusaha untuk mendekatkan diri pada saat bertemu, dan hanya menunjukkan beberapa perilaku negatif terhadap ibunya. Bayi yang secure menggunakan ibunya sebagai dasar yang aman untuk menjelajahi lingkungannya. Ketika ibunya meninggalkannya, bayi akan protes atau menangis, tapi ketika ibu kembali, bayi akan menyapa dengan penuh kesenangan, dan anak ingin digendong dan dekat dengan ibunya.
b.   Anxious/avoidant attachment
Bayi yang diklasifikasikan dalam avoidant mengabaikan ibunya ketika ibunya memasuki ruangan pada saat reuni/bertemu kembali dan menghindar untuk melakukan kontak dengan ibunya. Mereka menjelajahi lingkungan tanpa menggunakan ibunya sebagai dasar untuk eksplorasi dan tidak peduli apakah ibunya ada atau tidak. Ketika ibunya meninggalkannya, anak tidak terpengaruh dan ketika ibunya kembali lagi, anak akan menghindari ibunya. Mereka tidak mau mengadakan kontak ketika sedang distress dan tidak mau dipegang.
c.    Anxious /resistant attachment
Bayi yang diklasifikasikan sebagai resistant menunjukkan kecemasan yang hebat ketika memasuki ruangan sebelum sesi dimulai. Dari awal bayi memegang erat ibunya dan takut untuk menjelajahi ruangan dengan sendiri. Mereka sangat cemas akan perpisahan dan sering menangis secara berlebihan. Mereka menunjukkan sikap marah ketika bertemu dengan ibunya. Mereka menjadi bingung antara mencari atau menghindar untuk mengadakan kontak dengan ibunya. Bayi ini mencari kontak dengan ibunya dan pada saat yang sama juga menolak orang tuanya karena kemarahan mereka kepada orang tuanya.
d.   Anxious/disorganized-disoriented attachment
Kelompok yang keempat, bayi disorganized/disoriented menunjukkan banyak perilaku yang berbeda. Kadang-kadang mereka mendekati pengasuhnya, kemudian menunjukkan penghindaran atau tiba-tiba menangis. Bayi juga menunjukkan perilaku yang bertentangan pada saat yang sama, seperti mendekati orang tuanya tanpa melihat kepada orang tuanya. Ada yang menunjukkan ketakutan terhadap pengasuhnya. Mereka menunjukkan kebingungan, kuatir dan depresi. Banyak anak yang diabaikan dan disiksa yang menunjukkan perilaku ini. Bayi juga menunjukkan tingkat hormon tinggi yang mengindikasikan stress. 

Pengukuran secure dan insecure attachment pada remaja dan orang dewasa umumnya menggunakan Adult Attachment Interview (AAI).

Pengukuran ini mengukur ingatan individu mengenai hubungan attachment yang penting.
Berdasarkan dari respon terhadap AAI, individu diklasifikasikan sebagai berikut (dalam Santrock, 2002):


1.    Secure-autonomous, dimana koresponden merespon bahwa masa bayinya mengalami secure attachment.
2.   Dismissing/avoidant attachment yaitu kategori insecure dimana individu tidak menekankan pentingnya attachment. Kategori ini berkaitan dengan pengalaman penolakan yang konsisten dari pengasuhnya. Akibat yang mungkin terjadi dari dismissing/avoidant attachment adalah orang tua dan remaja saling menjauhi satu sama lain, dimana pengaruh orang tua terhadap remaja sedikit. Dismissing/avoidant attachment berhubungan dengan perilaku kekerasan dan agresif pada remaja.
3.   Preoccupied/ambivalent attachment yaitu kategori insecure dimana remaja merasa pengalaman attachment-nya hypertuned (terlalu dijaga). Hal ini umumnya terjadi karena keberadaan orang tua tidak konsisten untuk remajanya. Hal ini akan memunculkan perilaku mencari attachment yang tinggi, bercampur dengan perasaan marah. Konflik antara orang tua dan remaja dalam tipe attachment ini dianggap berlebihan untuk kesehatan perkembangan.
4.   Unresolved/disorganized attachment yaitu kategori insecure dimana remaja mempunyai ketakutan yang tinggi dan tidak jelas. Ini bisa disebabkan pengalaman traumatik karena kematian orang tua atau disiksa orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pelayanan Penyakit Menular TB di Keluarga

BAB I PENDAHULUAN 1.1               Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang menular, disebabkan oleh kuman...