Jumat, 29 September 2017

ANTARA BIDAN DENGAN TIM KESEHATAN LAIN SALAH SATU ISSUE ETIKOLEGAL


BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena lingkup kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu, selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat,  bidan juga harus memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap bertindak dalam memberikan suatu pelayanan khususnya pelayanan kebidanan. Agar mempunyai etika yang baik dalam pendidikannya, bidan dididik etika dalam mata kuliah Etika Profesi, namun semuanya mata kuliah tidak ada artinya jika peserta didik tidak mempraktekannya dalam kehidupannya di masyarakat.
Pada masyarakat daerah, bidan yang di percaya adalah bidan yang beretika. Hal ini tentu akan sangat menguntungkan, baik bidan yang mempunyai etika yang baik karena akan mudah mendapatkan relasi dengan masyarakat sehingga masyarakat juga akan percaya pada bidan. Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama diberbagai tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses yang menyeluruh sehingga membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan ibu dan keluarganya. Bidan harus berpartisipasi dalam memberikan pelayanan kepada ibu sejak konseling pra konsepsi, skrening antenatal, pelayanan intrapartum, perawatan intensif pada neonatal, dan postpartum serta mempersiapkan ibu untuk pilihannya meliputi persalinan di rumah, kelahiran SC, dan sebagainya.
Bidan sebagai pemberi pelayanan harus menjamin pelayanan yang profesional dan akuntabilitas serta aspek legal dalam pelayanan kebidanan. Bidan sebagai praktisi pelayanan harus menjaga perkembangan praktik berdasarkan evidence based (fakta yang ada) sehingga berbagai dimensi etik dan bagaimna kedekatan tentang etika merupakan hal yang penting untuk digali dan dipahami.

1.2         Tujuan Penulisan
1.        Untuk mengetahui pengertian serta maksud dari Etik & Profesi.
2.        Untuk mengetahui Issue & Dilema dalam kebidanan.
3.        Untuk mengetahui tanggapan tentang issue yang berkaitan dengan kode etik bidan.
4.        Untuk mengetahui solusi penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan kode etik bidan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Pengertian
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau salah. Penyimpangan mempunyai konotasi yang negatif yang berhubungan dengan hukum. Seorang bidan dikatakan profesional bila ia mempunyai etika. Semua profesi kesehatan memiliki etika profesi, namun demikian etika dalam kebidanan mempunyai kekhususan sesuai dengan peran dan fungsinya seorang bidan bertanggung jawab menolong persalinan. Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri yang berhubungan dengan tanggung jawabnya. Untuk melakukan tanggung jawab ini seorang bidan harus mempunyai pengetahuan yang memadai dan harus selalu memperbaharui  ilmunya dan mengerti tentang etika yang berhubungan dengan ibu dan bayi.
Derasnya arus globalisasai yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat dunia juga mempengaruhi munculnya masalah atau penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan teknologi atau ilmu pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai. Arus kesejagatan ini dapat dibendung, pasti akan mempengaruhi pelayanan kebidanan. Dengan demikian penyimpangan etik mungkin saja akan terjadi juga dalam praktek kebidanan misalnya dalam praktek mandiri, tidak seperti bidan yang bekerja di RS, RB, institusi kesehatan lainnya, bidan praktek mandiri mempunyai tanggung jawab yang lebih besar karena harus mempertanggung  jawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini bidan yang praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.




2.2         Isu Etik Dalam Pelayanan Kebidanan
2.2.1        Pengertian dan Bentuk Isu Etik
Isu adalah topik yang menarik untuk didiskusikan dan sesuatu yang memungkinkan setiap orang mempunyai pendapat. Pendapat yang timbul akan bervariasi, isu muncul dikarenakan perbedaan nilai-nilai dan kepercayaan. Isu adalah masalah pokok yang berkembang di suatu masyarakat atau suatu lingkungan yang  belum tentu benar, yang membutuhkan pembuktian.
Issue etik adalah topik yang cukup penting untuk dibicarakan sehingga mayoritas individu akan mengeluarkan opini terhadap masalah tersebut sesuai dengan asas ataupun nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai benar salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada. Bidan dituntut untuk berprilaku hati-hati dalm setiap tindakannya dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis dan profesional.

2.3         Issue Etik Kebidanan Dengan Tim Kesehatan Lain
2.3.1        Pengertian
Perbedaan sikap etika yang terjadi pada bidan dengan tenaga medis lainnya. Sehingga menimbulkan ketidak sepahaman atau kerenggangan sosial.

Contoh kasus:
Seorang Ibu primigavida berusia 3 tahun dan usia kehamilannya 32 minggu tengah mengalami kontraksi Dia segera mendatangi Bidan. Ternyata Ibu tersebut mengalami KPD (Ketuban Pecah Dini) dan kondisi Ibu sangat parah bidan berusaha untuk menolong persalinan tersebut. Setelah kondisi Ibu semakin lama semakin menurun baru bidan merujuk Ibu ke RS setelah diperiksa oleh dokter ternyata bayi sudah meninggal didalam kandungan sebelum dilahirkan. Akhirnya bidan tersebut ditegur oleh dokter, dikarenakan bidan lalai tidak segera merujuk . akhirnya bidan tersebut diberi sanksi dari IBI.



2.4         Issue Etik Yang Timbul
Kelalaian seorang Bidan sehingga menimbulkan malpraktek.
Sedangkan dilema etik yang timbul yaitu:
·  Bidan terancam dicabut izin prakteknya
·  Dan Bidan tidak dipercaya lagi oleh masyarakat


BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena lingkup kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu, selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat  bidan juga harus memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap/ bertindak dalam memberikan suatu pelayanan khususnya pelayanan kebidanan.  Agar mempunyai etika yang baik dalam pendidikannya bidan dididik etika dalam mata kuliah Etika profesi namun semuanya mata kuliah tidak ada artinya jika peserta didik tidak mempraktekannya dalam kehidupannya di masyarakat.
 Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau salah.

3.2         Saran
Diharapkan para pembaca makalah ini dapat memberikan saran dan praktik dalam pembuatan makalah ini.
Hendaknya pembaca dapat mengambil hikmah dari isi makalah ini sebagai salah satu acuan alternatif dalam pembuatan makalah. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu kritik dan saran para pembaca, akan penulis terima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Rabu, 20 September 2017

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS “NUTRISI DAN CAIRAN & AMBULASI”


BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang

Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali kekeadaan tidak hamil. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet  yang cukup kalori dan protein, membutuhkan istirahat yang cukup dan sebagainya. Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama dan otot dasar panggul. Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan menjaga kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan. Ibu tidak perlu takut untuk banyak bergerak, karena dengan ambulasi dini (bangun dan bergerak setelah beberapa jam melahirkan) dapat membantu rahim untuk kembali kebentuk semula.

1.2        Rumusan Masalah
1.      Menjelaskan kebutuhan nutrisi dan cairan pada masa nifas
2.      Menjelaskan kebutuhan ambulasi pada masa nifas

1.3              Tujuan Penulisan
1.3.1        Tujuan umum

Diharapkan mahasiswa mengetahui tentang  Nutrisi dan Cairan serta Ambulasi.

1.3.2        Tujuan khusus

Mahasiswa mengetahui stimulasi nutrisi dan cairan.
Mahasiswa mengetahui Ambulasi dini ( early ambulation ) ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan membinmbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu postpartum telentang ditempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ibu postpartum diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam waktu 24-48 jam postpartum.


















BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas

2.1.1      Nutrisi Dan Cairan
Pada masa postpartum masalah diet perlu mendapat perhatian serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan.
Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut yaitu mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama 40 hari pascapersalinan, minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A kepada bayi melalui ASI.(Saleha, Sitti, 2009)
Kebutuhan nutrisi dan cairan bagi ibu nifas sangat penting karena akan akan berpengaruh pada proses laktasi dan involusi.
Penuhuan kebutuhan Gizi :
1.      Kalor                 ± 2800-3000
2.      Protein              58 gr
3.      Calcium            1,1 gr
4.      Fenium              32 gr
5.      Vitamin A         6000 lu
6.      Vitamin B         1 1,1 mg
7.      Riboflavin         1,4 mg
8.      Niacin               15 mg
9.      Vitamin C         50 mg
Bila dijabarkan dengan kebutuhan makan sehari wanita nifas memerlukan :
1.         Nasi                                         10x penukar
2.         Lauk dan protein nabati          3x penukaran
3.         Protein hewani                        3x penukaran
4.         Sayur                                       3x penukaran
5.         Buah                                        2x penukaran
6.         Susu                                         1x penukaran
7.         Ibu masa nifas perlu memperhatikan :
·           Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
·           Makan dengan diet seimbang untuk mendaptkan protein mineral dan vitamin yang cukup.
·           Minum sedikitnya 3 liter setiap hari (anjuran ibu untuk minum setiap kali menyusui)
·           Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca persalinan
·           Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui asinya.
Kebutuhan ini diharapkan dapat menghindarkan wanita nifas dari anemia. Bila didapatkan anemi yang berat perlu adanya kolaborasi dengan dokter.

2.1.2             Ambulasi
Ambulasi dini ( early ambulation ) ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan membinmbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu postpartum telentang ditempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ibu postpartum diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam waktu 24-48 jam postpartum.
Keuntungan early ambulation adalah sebagai berikut yaitu Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation, faal usus dan kandung kemih lebih baik, early ambulation memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat anaknya selama ibu masih dirumah sakit. Misalnya memandikan, mengganti pakaian, dan memberi makan. Lebih sesuai dengan keadaan-keadaan di Indonesia ( sosial ekonomis). Menurut penelitian-penelitian yang seksama, early ambulation tidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka diperut, serta tidak memperbesar kemungkinan prolapsus atau retrotexto uteri.
Early ambulation tentu tidak dibenarkan pada ibu postpartum dengan penyulit misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru, demam dan sebagainya.  Penambahan kegiatan dengan early ambulation harus berangsur-angsur, jadi bukan maksudnya ibu segera setelah bangun dibenarkan mencuci, memasak dan sebagainya.
Exercise dibagi 2 bagian yaitu ambulis/mobilisasi dan senam nifus. Mobilisasi/ambulasi dini adalah kebijakan untuk selekas mungkin membimbing klien keluar atau turun dari tempat tidurnya dan mobilisasi mungkin berjalan.
Pada persalinan normal sebaiknya mobilisasi dikerjakan dengan melihat keadaan klien. Bila kondisi ibu bijak sudah boleh miring kekanan/kekiri dalam 2 jam dan boleh bangun dari tempat tidur ± 6 jam post partum.
Bila ibu tidak mungkin sebaiknya beristirahat dulu, dalam waktu 6 jam diharapkan ibu juga sudah dapat bangun dari tempat tidur. Sedangkan pada persalinan dengan anastesi intra tekel, subarachroid spinal harus berbaring dengan bantal tipis selama 8 jam baru ambulasi dikerjakan.
Caranya :
1.         Kaki fiexi danextensi
2.         Rotasi
3.         Tungkai dan extensi
4.         Lutut lurus dan rilex
5.         Diulang gerakan No. C
Setelah 12 jam post partum dianjurkan untuk miring kekanan dan kiri kemudian tidur ½ duduk, dan dalam 24 jam diharapkan ibu sudah turun dari tempat tidur, proses dilakukan secara bertahap.
Keuntungan dari ambulasi ini adalah :
1.         Klien merasa lebih sehat, lebih baik dan lebih kuat.
2.         Pada usus dan kandung kemih lebih baik.
3.         Kemungkinan mengajar ibu merawat/memelihara anaknya; memandikan, mengganti pakaian, memberi makanan, dll selama ibu di RS.
Kontra indikasi pada klien dengan penyakit, misalnya : anemia, penyakit jantung, penyakit paru, demam, dan lain-lain. Early ambulation/mobilisasi dini dilakukan untuk merangsang sirkulasi pada tungkai.























BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang dalam memenuhi kebutuhan ibu masa nifas. Peran bidan dapat membantu ibu dalam memenuhi kebutuhannya dengan baik. Kebutuhan pada masa nifas yaitu: kebutuhan nutrisi dan cairan pada masa nifas, ambulasi, eliminasi BAB/BAK , kebersihan diri atau personal hygiene, istirahat dan tidur, seksual, rencana KB, perawatan peyudara, dan latihan senam nifas pada masa nifas

3.2              Saran
Mungkin dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan, kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Agar dalam penulisan makalah kedepannya bisa lebih baik.








DAFTAR PUSTAKA

-       Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC
-       Masruroh, SsiT., M.Kes. 2013. Praktik Keterampilan Asuhan Kebidanan Nifas.  Yogyakarta: Pratama Publishing
-       Hj. Deslidel, SST. Hj. Zuchrah Hasan, SKM. Rully Hevrialni, SST. Yan  Sartika, SST. 2008. Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta: EGC
-       Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masaa Nifas. Jakarta : Salemba Medika

Pelayanan Penyakit Menular TB di Keluarga

BAB I PENDAHULUAN 1.1               Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang menular, disebabkan oleh kuman...