BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi
yang menular, disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penularan
melalui udara, sumber penularan adalah pasien TB yang dahaknya mengandung kuman
TB. Gejala umum TB pada orang dewasa adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau
lebih. Bila tidak diobati maka setelah lima tahun sebagian besar (50%) pasien
akan meninggal.
Strategi penanggulangan TB dalam pencapaian eliminasi nasional TB
meliputi :
1)
Penguatan kepemimpinan program TB di kabupaten/kota
2)
Peningkatan akses layanan TB yang bermutu
3)
Pengendalian faktor risiko
4)
Peningkatan kemitraan TB melalui Forum Koordinasi TB
5)
Peningkatan kemandirian masyarakat dalam penanggulangan TB
6)
Penguatan manajemen program (health
system streanghtenin )
Target Program Nasional Penganggulangan TB
sesuai dengan target eliminasi global adalah Eliminasi TB pada tahun 2035 dan
Indonesia bebas TB tahun 2050. Eliminasi TB adalah tercapainnya cakupan kasus
TB 1 per 1 juta penduduk.
Materi Pelayanan Penyakit Menular
(Tuberkulosis) di keluarga menguraikan tentang definisi TB, menjelaskan
Penyebab TB, cara penularan TB, menjelaskan Klasifikasi dan tipe TB, dan
Pengobatan TB serta upaya pencegahan TB.
1.2
Tujuan Pembelajaran
1.2.1
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) :
Setelah menyelesaikan materi ini, peserta
latih mampu memahami pelayanan dasar penyakit Tuberkulosis di Keluarga.
1.2.2
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) :
Setelah menyelesaikan materi ini, peserta
latih mampu :
1.
Menjelakan Pelayanan Dasar TB
2.
Menjelaskan Instrumen Pendataan Pelayanan Dasar TB
1.3
Pokok Bahasan Dan Sub Pokok Bahasan
1.3.1
Pelayanan dasar KB
1.
Definisi dan Tipe TB
a.
Definisi TB
b.
Tipe TB
2.
Penyebab TB
3.
Cara Penularan TB
4.
Cara Penemuan Terduga TB
5.
Cara merujuk penemuan terduga TB
6.
Pengobatan TB
a.
Tujuan Pengobatan TB
b.
Prinsip Pengobata TB
c.
Pengawasan menelan obat
7.
Pencegahan TB
1.3.2
Instrumen Pendataan Pelayanan Dasar TB
1.4
Bahan Belajar
1.
Flipchart
2.
Whiteboard
3.
Alat tulis (ATK)
4.
Materi Inti 1
1.5
METODE PEMBELAJARAN
1.
CTJ
2.
Curah Pendapat
3.
Pembelajaran dalam Kelompok
4.
Tugas Baca
5.
Penugasan (Latihan Soal)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pelayanan Dasar TB
2.1.1
Definisi Dan Tipe Pasien
1. Definisi TB
Tuberkulosis (TB) atau yang dulu dikenal TBC
adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). TB bukan disebabkan oleh
guna-guna atau kutukan. TB juga bukan penyakit keturunan. Sebagian besar kuman
TB menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang organ atau bagian tubuh
lainnya (misalnya tulang, kelenjar, kulit, dll).
TB dapat menyerang siapa saja, terutama menyerang
usia produktif/masih aktif bekerja (15-50 tahun) dan anak-anak. TB dapat
menyebabkan kematian. Apabila tidak diobati, 50% dari pasien akan meninggal
setelah 5 tahun. Masalah TB di Indonesia :
·
Penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor tiga (3) setelah penyakit
jantung dan penyakit saluran pernapasan dan nomor satu (1) dari golongan
penyakit infeksi.
·
Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja (15 s/d 50
tahun)
2. Gejala TB
Gejala utama TB : Batuk terus menerus dan berdahak selama 2 minggu atau
lebih
·
Batuk bercampur darah
·
Sesak nafas dan nyeri dada
·
Dadan lemas
·
Nafsu makan berkurang
·
Berat badan turun
·
Rasa kurang enak badan (lemas)
·
Demam/meriang berkepanjangan
·
Berkeringat di malam hari walaupun tidak melakukan kegiatan
Apabila seseorang di masyarakat ditemukan
dengan satu atau lebih gejala tersebut diatas dia sebagai terduga TB.
3. Tipe TB
Pasien TB dapat dibedakan berdasarkan Type, organ tubuh yang terkena dan
pemeriksaan dahak mikroskopis.
Ø
Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya, pasien TB dibagi menjadi beberapa kelompok
(tipe) :
1.
Pasien Baru
|
Adalah
pasien TB yang belum pernah diobati dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) atau
sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu)
|
2.
Pasien Kambuh (Relaps)
|
Adalah
pasien TB yang telah sembuh atau mendapat pengobatan lengkap, kemudian
dinyatakan sakit TB kembali dengan hasil BTA positif.
|
3.
Pasien Pengobatan Setelah Putus Berobat (Default)
|
Adalah
pasien TB yang putus berobat selama 2 bulan atau lebih, kemudian dinyatakan
masih sakit TB dengan hasil BTA positif.
|
4.
Pasien Gagal (Failure)
|
Adalah
pasien TB yang mulai pengobatan kembali setelah hasil pemeriksaan dahaknya
tetap positif atau kembali menjadi posotif pada bulan ke-5 atau lebih, pada masa
pengobatan sebelumnya.
|
5.
Pasien Pindahan (Transfer In)
|
Adalah
pasien TB yang dipindahkan dari Puskesmas/Rumah sakit antar Kabupaten/Kota
yang berbeda untuk melanjutkan pengobatannya.
|
6.
Lain-lain :
|
Adalah
semua kasus yang tidak yang tidak memenuhi ketentuan diatas. Dalam kelompok
ini termasuk pasien dengan Kasus Kronik, yaitu pasien dengan hasil
pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulangan.
|
Catatan
:
|
|
TB paru BTA negatif dan TB ekstra paru,
dapat juga mengalami kambuh, gagal, default maupun menjadi kasus kronik. Hal
ini sangat jarang terjadi dan harus dibuktikan melalui pemeriksaan lebih
lanjut.
|
Ø
Berdasarkan organ tubuh yang terkena :
·
TB paru, adalag TB yang menyerang jaringan (parenkim) paru, tidak
termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus.
·
TB ekstraparu, adalah TB yang menyerang organ tubuh lin selain paru,
misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar getah bening, tulang, sendi, kulit, usus,
ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain.
Ø
Klasifikasi penyakit berdasarkan hasil
pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu :
·
TB paru BTA Positif :
Bila sekurang-kurangnya 1 dari 2 spesimen dahak
SPS hasilnya BTA positif.
·
TB Paru BTA Negatif :
·
Bila pemeriksaan 2 spesimen dahak SPS hasilnya BTA
negatif.
2.1.2
Penyebab TB
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium
tuberkulosis.
2.1.3
Cara Penularan TB
Ø
Sumber penularan adalah pasien TB yang dahaknya mengandung kuman TB BTA
positif
Ø
Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak. Sekali batuk dapat menyebabkan sekitar 3.000 kuman dalam
percikan dahak
Ø
Penularan terjadi melalui percikan dahak yang dapat bertahan selama
beberapa jam dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan lembab.
Ø
Semakin banyak kuman yang ditemukan dalam tubuh pasien berati semakin
besar kemungkinan penularan kepada orang lain.
Resiko Menjadi Sakit TB
ü
Hanya sekitar 10% yang terimfeksi TB akan menjadi sakit
ü
Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TB adalah
daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIV/AIDS, DM dan malnutrisi
(gizi buruk)
ü
HIV merupakan faktor resiko yang paling kuat bagi yang terinfeksi TB
menjadi sakit TB. Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan
tubuh seluler (cellular immunity),
sehingga jika terjadi infeksi penyerta (oportunistic
infection), seperti tuberkulosis. Bila jumlah orang terinfeksi HIV
meningkat, maka jumlah pasien TB akan meningkat, dengan demikian penularan TB
dimasyarakat akan meningkat pula.
Faktor risiko kejadian TB, secara ringkas
digambarkan pada gambar berikut :
Gambar Faktor Risiko Kejadian TB
Catatan :
1)
Pasien TB paru dengan BTA Positif memberikan risiko penularan lebih
besar dari pada pasien TB paru dengan BTA negatif.
2)
Risisko seseorang terpapar kuman TB ditentukan oleh jumlah percikan
dahak dalam undara dan lamanya menghirup udara tersebut.
3)
Jika ada pasien TB BTA positif maka harus dilakukan pemeriksaan kontak
serumah yang memiliki gejala TB.
4)
Jika ada kasus TB anak, maka harus dicari sumber penularan dari orang
dewasa disekitar lingkungannya.
2.1.4
Cara Penemuan Terduga TB
1. Strategi Penemuan TB
Ø
Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif intensif difasilitas kesehatan
dengan jejaringan TB melalui Public-Private
Mix (PPM), dan kolaborasi berupa kegiatan TB-HIV, TB-DM (Diabetes
Mellitus), TB-Gizi, Pendekatan
Ø
Praktis Kesehatan paru (PAL = Practical Approach to Lung health)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), Manajemen Terpadu Dewasa Sakit (MTDS)
Ø
Penemuan pasien TB secara aktif dan/atau masif berbasis keluarga dan
masyarakat, dapat dibantu oleh kader dari posyandu, pos TB desa, tokoh
masyarakat dan tokoh agama. Kegiatan ini dapat berupa :
o
Investigasi kontak pada paling sedikit 10-15 orang kotak erat dengan
pasien TB.
o
Penemuan di tempat khusus : Lapas/Rutan, tempat kerja, asrama, pondok
pesantren, sekolah, panti jompo.
o
Penemuan di populasi berisiko : tempat penampungan pengungsi, daerah
kumuh
2. Cara Menentukan Pasien TB
a. Pasien Dewasa
1) Pasien TB Paru
a)
Pemeriksaan Bakteriologi
·
Pemeriksaan dahak mikroskopis langsung
·
Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan
mengumpulkan 2 contoh uji dahak yang dikumpulkan berupa dahak Sewaktu-Pagi (SP)
:
Ø
S (Sewaktu) : dahak ditampung di fasyankes.
Ø
P (Pagi) : dahak ditampung pada pagi segera setelah bangun tidur
·
Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) TB
·
Pemeriksaan Biakan
b)
Pemeriksaan Penunjang Lainya
·
Pemeriksaan foto toraks
·
Pemeriksaan histopatologi pada kasus yang dicurigai TB ekstraparu
c)
Pemeriksaan uji kepekaan obat
Uji kepekaan obat bertujuan untuk menentukan ada tidaknya resistensi M.tb terhadap OAT
2) Pasien TB ekstra paru
TB ekstra paru ditentukan oleh dokter berdasarkan gejala TB. Gejala dan
keluhan tergantung organ yang terkena.
b. Pasien Anak
Gejala klinik berupa gejala sistemik/umum atau sesuai organ terkait.
Gejala klinik TB pada anak tidak khas, karena gejala serupa juga dapat
disebabkan oleh berbagai penyakit selain TB. Gejala TB sebagai berikut :
2.1.5
Cara Merujuk Penemuan
Terduga TB
Apabila menemukan seseorang dengan gejala
terduga TB seperti diatas segera lakukan rujukan ke puskesmas setempat. Rujukan
dapat dilakukan dengan cara sbb :
·
Kirimkan informasi tentang seseorang dengan gejala TB ke Petugas TB
Puskesmas atau petugas posyandu setempat.
·
Berikan penyuluhan kepada terduga TB agar mau periksa/berobat ke
Puskesmas. Petugas TB Puskesmas berdasarkan info dari masyarakat akan
mengunjungi terduga TB untuk mengambil dahak.
2.1.6
Pengobatan TB
1. Tujuan Pengobatan :
a.
Menyembuhkan pasien
b.
Mencegah kematian atau akibat buruk yang ditimbulkan
c.
Mencegah kekambuhan
d.
Memutuskan rantai penularan
e.
Mencegah terjadinya kekebalan terhadap OAT dan
f.
Mengurangi dampak sosial dan ekonomi
2. Prinsip Pengobatan
Pengobatan TB dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
Ø
OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat,
dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan katagori pengobatan. Hindari
melakukan monoterapi (pengobatan dengan obat tunggal). Pemakaian OAT-Kombinasi
Dosis Tetap (KDT) akan lebih menguntungkan dan dianjurkan.
Ø
Untuk menjamin kepatuhan pasien dalam menelan obat, pengobatan dilakukan
dengan pengawasan langsung (DOT = Directly
Observed Treatment) oleh seorang Pengawasan Menelan Obat (PMO).
Ø
Jangka waktu pengobatan relatif lama (6 – 8 bulan), diberikan secara
terus menerus, yang dibagi dalam 2 tahap, yaitu tahap awal dan lanjutan.
Ø
OAT ditelan sekaligus dan sebaiknya saat perut kosong.
a. Panduan Pengobatan
Panduan pengobatan yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan
TB di Indonesia :
·
Kategori 1 : diberikan kepada pasien baru TB paru BTA positif, Pasien
TB paru BTA negatif rontgen positif dan pasien TB ekstra paru
·
Katagori 2 : diberikan
kepada pasien TB BTA positif yang telah diobati sebelumnya (pasien kambuh,
pasien gagal dan pasien pengobatan setelah putus berobat.
·
Katagori Anak : diberikan kepada pasien TB anak
Pengobatan TB harus teratur dan lengkap
sempai sembuh, bila pasien berhenti minum obat sebelum selesai akan berisiko :
1.
Penyakit tidak sembuh dan tetap menularkan ke orang lain
2.
Penyakit bertambah parah dan bisa berakibat kematian
3.
Kuman TB yang ada didalam tubuh akan terus berkembang dan menjadi kebal
terhadap obat TB sebelumnya (TB resistan Obat) dan harus menggunakan obat yang
lebih mahal serta waktu pengobatan yang lebih lama
Pengobatan Katagori I
Gambar Pengobatan TB dewasa kategori I
Pengobatan Kategori II
Gambar Pengobatan TB Dewasa Katagori II
Pengobatan TB Anak
Gambar Pengobatan TB anak
Cara Mengetahui Kemajuan Pengobatan
Cara mengetahui kemajuan pengobatan pada pasien
TB dewasa yaitu dengan cara pemeriksaan ulang dahak dengan menggunakan
mikroskop. Pemeriksaan ulang dahak dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu :
1).
Akhir Tahap Intensif
Katagori 1 :
dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 2 pengobatan pasien baru BTA positif
Kategori 2 :
dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 3 pengobatan ulang pasien BTA
positif.
2). Sebulan Sebelum Akhir Pengobatan
Katagori 1 :
dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 5 pengobatan pasien baru BTA positif
Katagori 2 :
dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 7 pengobatan ulang pasien BTA positif
3). Akhir Pengobatan
Katagori 1 :
dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 6 pengobatan pada pasien baru BTA
positif
Katagori 2 :
dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 8 pegobatan ulang BTA positif.
Pemeriksaan ulang dahak pada sebulan akhir
pengobatan dan akhir pengobatan (AP) bertujuan untuk menilai hasil pengobatan (“sembuh”, atau “gagal”).
Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
1)
Efek Samping Ringan
Gejala Efek Samping
|
Yang harus dilakukan PMO
|
Warna kemerahan
pada air seni (urin)
|
Jelaskan kepada
pasien untuk tidak perlu khawatir karena warna merah berasal dari salah obat
yang diminum
|
Tidak ada nafus
makan, mual, sakit perut
|
Jelaskan kepada
pasien agar obat diminum malam hari sebelum tidur
|
Nyeri sendi
|
Segera rujuk ke
Petugas Kesehatan
|
Kesemutan sampai
dengan rasa terbakar di kaki
|
Segera rujuk ke
Petugas Kesehatan
|
2)
Efek Samping Berat
Gejala Efek Samping Berat :
|
·
Gejala dan kemerahan pada kulit
|
·
Gangguan pendengaran
|
·
Gangguan keseimbangan/limbung
|
·
Kuning pada mata dan atau kulit tanpa
penyebab lain
|
·
Gelisah dan muntah-muntah
|
·
Gangguan penglihatan
|
·
Bintik-bintik kemerahan pada kulit dan
renjatan/syok
|
BILA DITEMUKAN
GEJALA DIATAS, PASIEN HARUS MENGHENTIKAN
MENELAN OBAT DAN
SEGERA RUJUK KEPETUGAS KESEHATAN
|
3. Pengawasan Menelan Obat
Seseorang yang secara sukarela membantu pasien TB dalam masa pengobatan
hingga sembuh disebut dengan pengawasan Menelan Obat (PMO)
a.
Adapun Kriteria PMO
·
Sehat jasmani dan rohani serta bisa baca tulis
·
Bersedia membantu pasien dengan sukarela
·
Tinggal dekat dengan pasien
·
Dikenal, dipercaya dan disegani oleh pasien
·
Disetujui oleh pasien dan petugas kesehatan
·
Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan pasien
b.
Siapa saja yang bisa jadi PMO ?
·
Anggota keluarga atau kerabat yang tinggal serumah
·
Tetangga
·
Teman atau atasan (rekan kerja, suoervisor, sipir/petugas lapas dll)
·
Tokoh agama, tokoh masyarakat atau tokot adat
·
Kader kesehatan (Posyandu, Juru Pemantau Jentik, KB, dll)
·
Anggota organisasi kemasyarakatan (PKK, LSM, dll)
·
Petugas Kesehatan (bidan didesa, perawat, pekarya, sanitarian, juru
imunisasi, dokter, dll)
c.
Tugas PMO dan Uraiannya
1). Memastikan pasien menelan obat sesuai
aturan sejak awal pengobatan sampai sembuh.
·
Membuat kesepakatan antara PMO dan pasien megenai lokasi dan waktu
menelan obat
·
PMO dan pasien harus menepati kesepakatan yang sudah dibuat
·
Pasien menelan obat dengan disaksikan oleh PMO
2). Mendampingi dan memberikan dukungan moral
kepada pasien agar dapat menjalani pengobatan secara lengkap dan teratur.
·
Menyakinkan kepada pasien bahwa TB bisa disembuhkan dengan minum obat
secara lengkap dan teratur.
·
Mendorong pasien untuk tetap minum obatnya saat mulai bosan.
·
Mendengarkan setiap keluhan pasien, menghiburnya dan menumbuhkan rasa
percaya diri
·
Menjelaskan manfaat bila pasien menyelesaikan pengobatan agar pasien
tidak putus berobat.
3).
Mengingatkan pasien TB untuk mengambil obat dan periksa ulang dahak sesuai
jadwal
·
Mengingatkan pasien waktu mengambil obat berdasarkan jadwal pada kartu
identitas pasien (TB 02) (contoh kartu TB 02 pada halaman 43).
·
Memastikan bahwa psien sudah mengambil obat.
·
Mengingatkan pasien waktu untuk periksa dahak ulang berdasarkan jadwal
pada kartu identitas pasien (TB 02).
·
Memastikan bahwa pasien sudah melakukan periksa dahak ulang.
4).
Menemukan dan mengenali gejala-gejala efek samping OAT dan merujuk ke Sarana
Pelayanan Kesehatan.
·
Menanyakan apakah pasien mengalami keluhan setelah menelan OAT.
·
Melakukan tindakan sesuai dengan keluhan yang dialami pasien.
·
Menenagkan pasien bahwa keluhan yang dialami bisa ditangani.
5).
Mengisi waktu kontrol pengobatan pasien sesuai petunjuk (petunjuk terdapat
disudut bawah kartu kontrol)
6).
Memberikan penyuluan tentang TB kepada keluarga pasien atau orang yang tinggal
serumah :
·
TB disebabkan oleh kuman, tidak disebabkan oleh guna-guna atau kutukan
dan bukan penyakit keturunan.
·
TB dapat disembuhkan dengan berobat lengkap dan teratur.
·
Cara penularan TB, gejala-gejala TB dan cara pencegahannya
·
Cara pemberian obat (tahap awal dan lanjutan).
·
Pentingnya pengawasan agar pasien berobat secara lengkap dan teratur
·
Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera meminta
pertolongan ke Sarana Pelayanan Kesehatan
2.1.7
Cara Penularan TB
Pencegahan penularan TB dapat dilakukan
dengan :
1.
Menelan OAT secara lengkap dan teratur sampai sembuh
2.
Pasien TB harus menutup mulutnya dengan sapu tangan atau tisu atau
tangan pada waktu bersin dan batuk, dan mencuci tangan
3.
Tidak membuang dahak disembarang tempat, tetapi dibuang pada tempat
khusus dan tertutup. Misalnya : dengan menggunakan wadah/ kaleng tertutup yang
sudah diberi air sabun. Membuang dahak ke lubang WC atau timbun kedalam tanah
ditempat yang jauh dari keramaian.
4.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) :
a.
Menjemur alat tidur
b.
Membuka pintu dan jendela setiap pagi agar udara dan sinar matahari
masuk. Sinar mata hari langsung dapat mematikan kuman TB.
c.
Makan makanan bergizi.
d.
Tidak meroko dan minum-minuman keras
e.
Olahraga secara teratur
f.
Mencuci pakaian hingga bersih
g.
Membuang air besar di jambah/WC
h.
Mencuvi tangan hingga bersih di air yang mengalir setelah selesai baung
air besar, sebelum dan sesudah makan.
i.
Beristirahat cukup
j.
Jangan tukar menukar peralatan mandi
2.2
Instrumen Pendataan
Pelayanan Dasar TB
2.2.1
Definisi Operational
Penderita Tuberkulosis Paru yang berobat
sesuai standar adalah :
1.
Terduga TB mendapat pelayanan TB sesuai standar, yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan sesuai kewanangannya di FKTP (puskesmas dan janringan)
2.
Pengobatan dengan menggunakan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan
panduan OAT standar.
3.
Pasien minum obat sesuai jadwal sampai tuntas dibantu PMO
2.2.2
Instrumen Pendataan
B.GANGGUAN
|
|
Berlaku untuk Anggota Keluarga berumur ≥ 15 tahun
|
|
5.
|
Apakah Saudara pernah didiangnosa menderita
tubercolusis (TB) Paru ?
1.
Ya 2. Tidak → P.7
|
6.
|
Bila ya, apakah meminum obat TBC secara
teratur (selama 6 bulan) ?
1.
Ya 2. Tidak → P.8
|
7.
|
a. Apakah saudara pernah menderita batuk
berdahak ≥ 2 minggu disertai satu atau lebih
gejala : dahak bercampur darah/batuk berdarah, berat badan menurun,
berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, dan demam > 1 bulan ?
1. Ya
2. Tidak
|
PANDUAN PENUGASAN
LATIHAN SOAL 1
1. Bagaimana caranya seorang petugas kesehatan
mengidentifikasi terduga TB diantara pengunjung Fasilitas Pelayanan Kesehatan ?
Jawaban :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2.
Untuk mendiangnosa berapa jumlah pengambilan spesimen dahak yang
diperlukan ?
Jawaban :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
LATIHAN 2
MENENTUKAN
KLASIFIKASI DAN TIPE PASIEN
Kasus 1 :
Bapak
Wawan, usia 41 tahun, selama 2 bulan terakhir selalu batuk dengan mengeluarkan dahak.
Sebulan yang lalu menderita panas tinggi dan didiagnosis sebagai tifus. Pada
saat berobat ke RS Persahabatan. Bapak Wawan diminta untuk periksa dahak
sebanyak 3 kali berturut-turut dan hasilnya semua positif.
Dari
hasil anamnesa menujukkan bahwa Bapak Wawan belum pernah mendapat pengobatan
tuberkulosis sebelumnya.
Pertanyaan
:
a. Tetapkan diagnosis penyakit Bapak Wawan
b. Tetaplah klasifikasi dan tipe penyakit bapak
Wawan
Jawab
:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Kasus 2
Andito,
seorang remaja laki-laki usia 15 tahun, menderita batuk cukup lama, sekitar 4
bulan, disertai sesak nafas, nyeri dada kanan serta sering penderita panas badan.
Batuk kadang sembuh untuk 1-2 hari, kemudia kambuh kembali. Dokter Puskesmas
Buleleng dimana Andito berobat meminta agar Andito diperiksa dahaknya.
Dahak
diperiksa pada tanggal 5 juli 2009, hasilnya negatif. Dokter memberikan
antibiotika selama 2 minggu, dengan nasehat untuk datang kembali bila obat
telah habis. Saat datang kembali, tidak nampak ada perbaikan klinis, oleh
karena itu Andito diperiksa foto toraks. Hasil pemeriksaan foto toraks
mendukung diagnosis Tuberkulosis aktif dan dokter memutuskan untuk mengobati
Andito sebagai pasien tuberkulosis BTA negatif dengan hasil pemeriksaan foto
toraks mendukung TB .
Pertanyaan
:
Tetapkan
diagnosis, klasifikasi dan tipe penyakit Andito
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Tuberculosis adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh mikobakterium tuberculosis. Penyakit ini ditandai dengan batuk
selama 3minggu berturut-turut tanpa berhenti dan demam pada malam hari.
Konsumsi Obat danKontrol Rutin ke Puskesmas. Diharapkan keluarga berpartisipasi aktif dalam pencegahan penularan penyakit TB paru dirumah
dengan cara melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menjemuralat tidur, membuka pintu dan
jendela setiaphari, makan makanan bergizi, tidak merokokdan minum minuman
keras, olah raga secarateratur, jangan tukar menukar peralatanmandi, serta
melakukan perawatan pada keluarga dengan baik dan benar.
3.2
Saran
Penulis
menyadari bahwa penulisan ini belum mencapai titik kesempunaan, jadi kritikan
yang membangun sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Agung, Anak Agung Gede, dkk. (2012).Rendahnya Proporsi Kontak Yang Mela kukan D eteksi DiniTuberkulosis
·
Ali, Za idin. (2010 ). Pengantar Keperawatan Keluarga. EGC:Jakarta.
·
Buku Saku ProgramPenanggulangan TB. Jakarta.Drug-Resistant TB on the
Rise. (2012).[Article]. Science, 337(6099), 1154-1155.
·
Jaji. (201 0). Upaya Keluarga Dalam Pencegahan Penularan Tuberkulosis (Tb) Paru Ke Anggota Keluarga Lainnya Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Pagaralam Tahun 2010. KEMENKES RI. (2011). PedomanNasional Pengendalian
Tuberkulosis,Jakarta.K. L, M. (2011).