Minggu, 05 November 2017

HORMON PROLAKTIN DALAM MATA KULIAH FARMAKOLOGI KEBIDANAN


BAB I
PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang
Hormon adalah suatu zat kimia organik yang dihasilkan dalam sel atau kumpulan sel (kelenjar) normal dan sehat, disekresikan langsung ke dalam darah, dibawa ke tempat pada suatu jarak dimana hormon tersebut bekerja (target organ), diproduksi dalam jumlah sedikit tapi memiliki pengaruh besar dan berfungsi untuk mengintegrasikan serta mengkoordinasikan fungsi-fungsi alat tubuh.
Hormon mengatur perkembangan organ dan kejadian reproduksi. Differensiasi dan pertumbuhan gamet yang merupakan tahap awal dari reproduksi seksual; pembentukan yolk; penyimpanan makanan pada jaringan-jaringan subcutan, otot atau hati untuk menghadapi proses migrasi atau puasa yang lama; sifat seksual sekunder sering timbul dan mungkin memerlukan akumulasi sejumlah besar bahan-bahan organik (contoh pada rusa jantan yang sedang birahi) atau substansi yang berwarna atau bau pheromon; perubahanperubahan yang terjadi pada saluran-saluran reproduksi; sinkronisasi tingkah laku kelamin jantan dan betina termasuk di dalamnya pembuatan sarang; percumbuan; kopulasi; pemeliharaan selama kebuntingan; fertilisasi; implantasi sampai proses melahirkan; Semua kejadian- kejadian tersebut diatur oleh hormon-hormon tertentu.
Di dalam tubuh (sistem regulasi), terdapat banyak jenis hormon yang memiliki aktifitas sangat luas. Hormon yang mempengaruhi reproduksi terutama berasal dari hyphothalamus, hyphophysis, gonads dan placenta. Walaupun hormon sangat spesifik dan selektif, dalam aktifitasnya selalu dipengaruhi oleh ada dan tidaknya hormon lain atau dengan kata lain hormon selalu bekerja secara sinergik atau konser.
Semua hormon menuju target organ selalu melalui peredaran darah. Karena ikut dalam sirkulasi darah, maka dapat tersebar keseluruh tubuh dan dapat berhubungan dengan semua sel yang dilalui, tetapi hanya sel-sel target organ saja yang menunjukkan respon sedangkan sel-sel bukan target organ tidak menunjukkan respon. Hal ini disebabkan adanya reseptor yang ada pada dinding sel atau di dalam sitoplasma sel sasaran. Reseptor ini secara hipotetik terdiri atas beberapa rangkaian protein yang bersifat khusus. Yang dimaksud dengan sifat khusus disini adalah protein reseptor hanya mengenal satu macam hormon saja dan menimbulkan satu atau beberapa macam reaksi khas dari sel- sel sasaran. Teori ini dikenal sebagai teori reseptor.

1.2              Rumusan Masalah
1.         Apa yang di maksud dengan hormon prolaktin ?
2.         Seperti apa mekanisme kerja hormon prolaktin ?
3.         Apa saja Obat Yang Terkait Dengan Hormon Prolaktin ?

1.3              Tujuan Penulisan
Di harakan agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu hormon prolatin, mekanisme kerja hormon prolaktin, dan apa obat yang tepat yang terkait dengan hormon prolaktin. Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa program studi D III Kebidanan STIKES Eka Harap Palangka Raya dan dapat di gunakan sebagai pedoman apabila turun ke lapangan nanti.




















BAB II
PEMBAHASAN


2.1              Hormon Prolaktin
2.1.1        Pengertian Hormon Prolaktin
Prolaktin terdapat ada sebagian besar hewan termasuk manusia. Prolaktin, hormon pertumbuhan (Growth Hormone) dan Placental Lactogen (PL atau chorionic somatomammotropin (CS)), merupakan anggota dari hormon polipeptida berdasarkan sekuen asam amino yang homolog. Prolactin diproduksi oleh sel yang terdapat pada anterior pituitary, fungsi utama dari hormon prolaktin yaitu menginduksi dan pemeliharaan laktasi pada mamalia.
Prolaktin berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan. Dalam fisiologi laktasi, prolaktin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh glandula pituitari. Hormon ini memiliki peranan penting untuk memproduksi ASI. Kadar hormon ini meningkat selama kehamilan. Kerja hormon prolaktin dihambat oleh hormon plasenta. Peristiwa lepas atau keluarnya plasenta pada akhir proses persalinan membuat kadar estrogen dan progesteron berangsur – ansur menurun sampai tingkat dapat dilepaskan dan diaktifkannya prolaktin.
Hormon Prolaktin Adalah hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary atau kelenjar hipofisis bagian interior (depan). Hormon ini ada pada laki-laki dan perempuan. Prolaktin banyak terdapat pada ibu yang sedang menyusui, karena ia adalah hormon penting yang merangsang kelenjar susu untuk memproduksi susu, sehingga pada saat diperlukan siap berfungsi. Hormone ini juga diproduksi oleh plasenta.
Kadar normal hormon prolaktin di dalam darah sekitar 5-10 ng/mL. Sekresi hormon prolaktin meningkat pada masa hamil, stres fisik dan mental, keadaan hipoglikemia dan pemberian estrogen dosis tinggi. Selain itu, prolaktin dianggap sebagai salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya tumor mamae.
Pada wanita hormon ini bekerja lebih dominan setelah melahirkan, dimana fungsinya adalah merangsang kelenjar-kelenjar air susu pada payudara agar memproduksi ASI bagi bayi. Dengan adanya aktivitas menyusui dari bayi ini maka hormon prolaktin akan ikut bekerja dengan sempurna, selain itu dengan tingginya hormon prolaktin pada masa menyusui, hormon ini juga bekerja menghambat terjadinya siklus menstruasi selama menyusui, sehingga ibu-ibu yang secara aktif menyusui bayinya akan mendapat kembali menstruasi agak lama, sekitar 6 bulan sampai 1 tahun.

2.2              Mekanisme Kerja Hormon Prolaktin
Pada organ glandula mamae, prolaktin secara spesifik menstimulasi sintesis DNA dan proliferasi sel epitel, dan juga sintesis protein susu (casein, lactalbumin), asam lemak bebas, dan laktosa. Prolaktin secara spesifik menstimulasi laju transkripsi gen protein susu sehingga menyebabkan stabilisasi produksi mesengger RNA. Efek prolaktin pada sintesis DNA dan produksi kasein pada jaringan mammary in vitro digambarkan pada grafik berikut:

Gambar efek prolaktin pada sintesis DNA dan produksi casein

Walaupun estrogen dan progesteron penting bagi perkembangan fisik payudara selama kehamilan, kedua hormon ini juga mempunyai efek khusus untuk menghambat sekresi susu sebenarnya. Di pihak lain hormon prolaktin mempunyai efek yang tepat berlawanan, meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini disekresikan oleh glandula pituitaria ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu terus meningkat sejak minggu kelima kehamilan sampai kelahiran bayi, saat ini meningkat ke kadar sangat tinggi, biasanya sepuluh kali dari kadar tidak hamil dan normal. Disamping itu plasenta mensekresikan banyak somatotropin korionik manusia, yang juga mempunyai sifat laktogenik ringan, jadi menyokong prolaktin dari pituitaria ibu. Bahkan hanya beberapa mililiter cairan disekresikan tiap hari sampai bayi lahir. Cairan ini dinamakan kolostrum. Kolostrum pada hakekatnya mengandung protein dan laktosa yang sama jumlahnya seperti susu, tetapi hampir tidak mengandung lemak, dan kecepatan maksimum pembentukannya sekitar 1/100 kecepatan pembentukan susu selanjutnya.
Tidak adanya laktasi selama kehamilan disebabkan efek penekanan progesteron dan estrogen, yang disekresikan dalam jumlah sangat besar selama plasenta masih dalam uterus dan yang benar-benar mengurangi efek laktogenik prolaktin dan somatomamotropin korionik manusia. Akan tetapi, segera setelah bayi dilahirkan, hilangnya estrogen dan progesteron yang disekresi plasenta secara mendadak sekarang memungkinkan efek laktogenik prolaktin dari kelenjar hipofisis ibu mengambil peranan alamiahnya dan dalam dua atau tiga hari kelenjar mammae mulai menyekresikan susu dalam jumlah besar sebagai ganti kolostrum.
Setelah kelahiran bayi, kadar basal sekresi prolaktin kembali ke kadar sebelum hamil dalam beberapa minggu berikutnya. Setiap ibu menyusukan bayinya isyarat syaraf dari putting susu ke hipotalamus menyebabkan gelora sekresi prolaktin hampir sepuluh kali lipat yang berlangsung sekitar satu jam. Sebaliknya prolaktin bekerja atas payudara untuk menyiapkan susu bagi periode pnyusuan berikutnya. Bila gelora prolaktin ini tak ada, jika ia dihambat sebagai akibat kerusakan hipotalamus atau hipofisis, atau jika penyusuan tidak kontinyu maka payudara kehilangan kesanggupannya untuk menghasilkan susu dalam beberapa hari. Tetapi produksi susu dapat kontinyu selama beberapa tahun jika anak mengisap secara kontinyu, tetapi normalnya kecepatan pembentukan susu sangat menurun dalam tujuh sampai sembilan bulan.

Reflek peghasilan susu atau reflek prolaktin
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca persalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan areola payudara, karena ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.
Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung.
Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2 – 3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti: stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susu.

2.3              Obat Yang Terkait Dengan Hormon Prolaktin Beserta Kategori Keamanan Pada Ibu Hamil Dan Menyusui
Obat adalah suatu zat yang digunakan untuk diagnosa, pengobatan, melunakkan, penyembuhan atau pencegahan penyakit pada manusia atau pada hewan. Jenis - jenis obat yang digunakan untuk penyembuhan penyakit pada manusia digolongkan pada jenis analgetik, antipiretik, antibiotik, antihistamin, dan lain - lain.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2010 menunjukkan pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan, presentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relative rendah (Depkes, 2011 dalam jurnal kebidanan. Vol VI No. 01, Juni 2014).
Meskipun obat dapat menyembuhkan tapi banyak kejadian bahwa seseorang telah menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa obat dapat bersifat sebagai racun. Obat itu akan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi bila digunakan salah dalam pengobatan atau dengan kelewat dosis akan menimbulkan keracunan. Bila dosisnya lebih kecil kita tidak memperoleh penyembuhan. (Anief, 1995).
Menurut Siswandono (1998), berdasarkan sumbernya obat dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:
1.         Obat alami ialah obat yang terdapat di alam, seperti pada tanaman (kuinin dan atropine), pada hewan (minyak ikan dan hormon), serta mineral (belerang dan kalium bromida).
2.         Obat semi sintetik ialah obat hasil modifikasi yang bahan dasarnya berasal dari bahan obat yang terdapat secara alami, contoh: Penisilin disintetis menjadi Ampisilin.
3.         Obat sintetik murni ialah obat yang bahan dasarnya tidak berkhasiat, setelah disintetis akan mendapatkan senyawa dengan khasiat farmakologis tertentu, contoh obat - obat golongan analgetika,antipiretika, antihistamin, dan diuretika.

Tetapi dalam makalah ini kami hanya menggunakan 2 golongan obat yaitu Obat Alami dan Obat Sintetik Murni.
                                                                   
2.3.1        Obat Alami Untuk Memperlancar ASI
2.3.1.1           Serbuk Daun Pepaya
Desain penelitian Eksperiment dengan pendekatan Pra-Eksperimen (Static-Group-Compariso). Sampel sebanyak 14 ibu post partum untuk kelompok kontrol dan 14 ibu post partum untuk kelompok perlakuan dengan teknik Simple Random Sampling pada Bulan Juni-Juli 2014.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar atau 57,14 % pada kelompok control pengeluaran ASI 3 hari setelah persalinan, dan sebagian besar atau 71,4 % pada kelompok perlakuan pengeluaran ASI pada hari ke 2. Dari uji statistik diperoleh hasil terdapat pengaruh yang signifikan dalam pemberian minuman daun pepaya terhadap kelancaran ASI pada ibu nifas dengan nilai p = 0,004 (p<0,05).
Melihat hasil penelitian ini maka dianjurkan pada ibu nifas untuk sering mengkonsumsi minuman daun pepaya untuk membantu memperlancar pengeluaran ASI pada ibu post partum.
Produksi ASI dapat dilancarkan dengan mengkomsumsi daun katuk, beberapa kapsul/obat yang memperlancar ASI dari ekstrak daun katuk, dan susu bubuk/cair khusus untuk ibu menyusui. Ironisnya di pedesaan keberadaan daun katuk susah didapat, apalagi kapsul/obat pelancar ASI, sedangkan susu khusus ibu menyusui harganya terlalu mahal bagi warga desa, dan tidak semua ibu-ibu mau/menyukai susu.
Beberapa penelitian telah dilakukan oleh Entin (2002) yang membuktikan bahwa daun katuk, daun pare, dan daun papaya merupakan suplemen yang merupakan tanaman tradisional dan memiliki potensi meningkatkan produksi susu. Ternyata daun pepaya memiliki khasiat tertinggi dibandingkan daun katuk dan daun pare. Minuman dari daun pepaya biasanya dibuat dengan cara digiling halus lalu disaring dan diambil sarinya untuk diminum. Pembuatan minuman ini memerlukan waktu yang lama, dan rasanya pahit. Sehingga, dibuat jika akan dikonsumsi saja. Bagi ibu-ibu yang memiliki aktifitas padat, terlebih lagi bagi ibu menyusui, kegiatan membuat minuman dengan cara tersebut sangat menyita waktu. Sedangkan minuman serbuk instan dari berbagai produk seperti jahe, kunyit, kopi, dan sebagainya sudah banyak ditemukan. Hal ini merupakan daya tarik ibui-bu Nifas untuk mengkonsumsinya. Melalui proses pengolahan tertentu, minuman serbuk instan manis tidak akan mempengaruhi khasiat yang terkandung dalam bahan tersebut, sehingga baik untuk kesehatan badan.
Daun Pepaya yang merupakan bahan baku dalam ini mengandung vitamin A 1850 SI; vitamin BI 0,15 mg; vitamin C 140 mg; kalori 79 kalori; protein 8,0 gram; lemak 2 gram; hidrat arang 11,9 gram; kalsium 353 mg; fosfor 63 mg; besi 0,8 mg; air 75,4 gram; carposide; papayotin; karpai; kausyuk; karposit; dan vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi dan kesehatan ibu, sehingga dapat menjadi sumber gizi yang sangat potensial. Kandungan protein tinggi, lemak tinggi, vitamin, kalsium (Ca), dan zat besi (Fe) dalam daun pepaya berfungsi untuk pembentukan hemoglobin dalam darah meningkat, diharapkan O2 dalam darah meningkat, metabolisme juga meningkat sehingga sel otak berfungsi dengan baik dan kecerdasan meningkat. Selain itu, daun Pepaya juga mengandung Enzim Papain dan kalium, fungsi enzim berguna untuk memecah protein yang dimakan sedangkan kalium berguna untuk memenuhi kebutuhan kalium dimasa menyusui.karena jika kekurangan kalium maka badan akan terasa lelah, dan kekurangan kalium juga menyebabkan perubahan suasana hati menjadi depresi, sementara saat menyusui ibu harus berfikir positif dan bahagia (Wiknjosastro, 2009).
Setelah mempelajari uraian diatas faktor yang mempengaruhi Kelancaran ASI, maka peneliti hanya memfokuskan pada konsumsi serbuk daun papaya.


2.3.1.2           Ekstrak Air Buah Pepaya (Carica papaya L.)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak air buah pepaya muda (Carica papaya L.) terhadap gambaran histologi kelenjar mamma laktasi. Penelitian dilakukan di laboratorium Farmakologi Klinik Unpad dan laboratorium Unit Penelitian Kesehatan RS Dr. Hasan Sadikin pada bulan Juli−September 2009.
Pepaya muda (Carica papaya L.) mengandung saponin, alkaloid, mineral, vitamin, dan enzim.
Produksi dan pengeluaran air susu melibatkan prolaktin dan oksitosin yang akan merangsang semakin banyaknya pembentukan alveoli baru. Pada awal laktasi, masih ditemukan proses pembentukan alveoli baru yang dirangsang oleh penghisapan air susu yang baik dan peningkatan kadar hormone prolaktin. Oksitosin juga dapat memberikan efek yang serupa dengan mempercepat pengosongan lumen alveoli melalui kontraksi mioepitel dan meningkatkan kecepatan sekresi protein dalam sel sekretorius yang melapisi dinding alveoli.
Ekstrak air buah pepaya muda mempunyai efek positif terhadap kerja kedua hormon yang berperan dalam laktasi ini, sehingga dapat menghasilkan jumlah alveoli yang lebih banyak. Terdapatnya kandungan zat-zat lain dalam ekstrak air buah pepaya muda yang mempunyai aktivitas yang tidak selalu sinergis, menyebabkan kurang optimalnya kerja saponin dan alkaloid dalam membentuk alveoli baru.
Pada penelitian ini, diameter kelenjar mamma laktasi rata-rata lebih besar dari ekstrak air buah pepaya muda. Peningkatan diameter alveoli rata-rata sebanding dengan peningkatan air susu yang dihasilkan. Terdapatnya zat-zat lain dalam ekstrak air buah pepaya muda menyebabkan kurang optimalnya sediaan uji tersebut dalam merangsang produksi air susu yang tercermin dalam besarnya diameter alveoli rata-rata yang tidak sebaik sediaan luteotropin, meskipun lebih baik daripada kontrol negatif.
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak air buah pepaya muda memberikan efek positif terhadap gambaran histologi kelenjar mamma laktasi dengan meningkatkan jumlah dan diameter kelenjar mamma laktasi yang sebanding dengan sediaan luteotropin.


2.3.1.3           Yoghurt Kurma
Yoghurt kurma adalah minuman probiotik sari buah kurma. Kandungan kalsium, zat besi dan senyawa yang mirip dengan hormon oksitosin bermanfaat untuk melancarkan produksi ASI. Kombinasi antara sari buah kurma dan yoghurt, berpotensi dapat dikembangkan menjadi produk probiotik. Pengembangan produk probiotik sari buah kurma dapat meningkatkan efektivitas fungsional dari buah kurma.Dosis bagi ibu hamil dan menyusui 500 mg/hari, terbagi dalam dua kali pemberian masing-masing 250 mg.
Kelancaran produksi ASI dapat diukur dari indikator ibu dan bayi. Indikator pada bayi meliputi frekuensi dan karakteristik BAK, frekuensi, warna dan karakteristik BAB, lama tidur dan berat badan. Sedangkan indikator pada ibu payudara tegang, ibu rileks, let down refleks baik, frekuensi menyusui >8 kali sehari, menggunakan payudaranya bergantian, posisi perlekatan benar, putting tidak lecet, menyusui tanpa jadwal, terlihat memerah, dan payudara terasa kosong setelah disusukan. Jika terdapat 4 dari 7 indikator pada bayi dan 5 dari 10 indikator pada ibu maka produksi ASI lancar.
Yoghurt kurma bisa dijadikan alternatif untuk melancarkan produksi ASI. Oleh karena itu petugas kesehatan dapat mengaplikasikan youghrt kurma pada ibu menyusui yang mempunyai masalah dengan pengeluaran ASI dan diperlukan adanya penelitian serta pengembangan mengenai yoghurt kurma.
Buah kurma adalah nakhla, yang berarti pohon kehidupan. Sebutan itu memang tidak berlebihan karena seluruh bagian tanaman kurma bermanfaat. Buah kurma adalah makanan kaya nutrisi, pucuknya bisa dimakan, dikeringkan, atau digiling menjadi tepung. Nira atau getahnya bisa dibuat minuman, sabutnya ditenun, biji kurma diolah menjadi pakan keledai atau unta. Belum lagi manfaat kurma untuk beragam obat. Sampai saat ini, seluruh bagian dari pohon kurma sudah dimanfaatkan untuk 800 kegunaan. Luar biasa tidak diragukan lagi, kurma adalah satu-satunya tanaman yang pemanfaatannya bisa sebanyak dan sehebat itu (Rostita, 2009).
Buah kurma matang juga sangat kaya denga n unur kalsium dan besi. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi perempuan yang sedang hamil dan yang akan melahirkan, karena itu dianjurkan untuk memakannya ketika sedang nifas (setelah melahirkan). Kadar besi dan kalsium yang dikandung buah kurma matang sangat mencukupi dan penting sekali dalam proses pembentukan air susu ibu. Kadar zat besi dan kalsium yang dikandung buah kurma dapat menggantikan tenaga ibu yang terkuras saat melahirkan atau menyusui. Zat besi dan Kalsium merupakan dua unsure efektif dan penting bagi pertumbuhan bayi. Dua unsure ini merupakan unsur yang paling berpengaruh dalam pembentukan darah dan tulang sumsum (Afandi,2014).
Hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Obstetrics and Gynaecology pada tahun 2008, mengungkap fakta perempuan yang makan kurma setiap hari saat kehamilan 9 bulan memiliki risiko lebih kecil membutuhkan bantuan dari obat-obatan dalam proses persalinannya. Bahkan, mereka cenderung lebih siap secara fisik dan melalui proses persalinan tujuh jam lebih cepat dari pada yang tidak makan kurma.“Kurma tampaknya memiliki senyawa mirip dengan hormone oksitosin yang menyebabkan kontraksi” kata Melinda Johnson, Ms, Rd, juru bicara dari Academy of Nutrition and Dietetics.
Kurma mengandung hormon yang mirip hormon oksitosin, yakni hormone yang dihasilkan oleh neurohipofisa. Hormon oksitosin dialirkan melalui darah menuju payudara, hormone ini akan membantu memacu kontraksi pada pembuluh darah vena yang ada di sekitar payudara ibu, sehingga memacu kelenjar air susu untuk memproduksi ASI (Satuhu, 2010).
Mengetahui adanya kandungan unsur kalsium, zat besidan senyawa yang mirip dengan hormon oksitosin dalam buah kurma sehingga dapat dijadikan bahan baku dalam proses pembuatan yoghurt kurma. Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui adakah pengaruh yoghurt kurma sebagai pelancar air susu ibu.
Yoghurt kurma telah di uji cobakan pada 5 ibu menyusui yang sedang mengalami kesulitan dengan produksi ASI. Dari 10 kali uji coba dengan dosis 500 mg/hari yang diberikan dalam dua kali pemberian masing-masing 250 mg pada pagi dan malam hari, rata-rata terjadi perubahan setelah di uji coba ke 6dengan berpacuan pada indikator ibu dan anak untuk memastikan kelancaran produksi air susu yang diproduksi oleh ibu.
Sari kurma memiliki tekstur yang lembut, tidak telalu asam, memiliki rasa yang enak sehingga jika ditambahkan pada produk susu fermentasi atau yoghurt akan memberikan fungsi lain diantaranya adalah sebagai pemanis, memberikan aroma dan meningkatkan nilai gizi, selain itu adanya kandungan hormon yang mirip dengan hormon oksitosin pada sari kurma dapat memperkaya kandungan air susu ibu. Bagi ibu menyusui yang mempunyai masalah dengan pengeluaran air susu dalam menyusui bayinya, yoghurt kurma bisa dijadikan alternatif untuk memperlancar produksi air susu ibu.
Indikator kelancaran air susu ibu dilihat dari indikator ibu dan bayi, indikator pada bayi meliputi frekuensi dan karakteristik BAK (dimana bayi yang cukup produksi ASInya maka dalam 24 jam paling sedikit bayi akan BAK sebanyak 6 kali, warna kuning jernih), frekuensi, warna dan karakteristik BAB (Pola eliminasi bayi tergantung dari asupan yang bayi dapatkan, bayi yang minum ASI, umumnya pola buang air besar/BAB 2-5 kali perhari, BAB yang dihasilkan adalah warna kuning keemasan, tidak terlalu encer dan tidak terlalu pekat), lama tidur (selama 2 sampai 3 jam), serta berat badan bayi. Produksi air susu ibu dikatakan lancar jika minimal 4 dari 7 indikator yang diobservasikan pada bayi, sedangkan jika kurang dari 4 dikatakan tidak lancar (Budiati, 2010). Sedangkan indikarot pada ibu meliputi payudara tegang karena terisi ASI, ibu rileks, let down refleks baik, frekuensi menyusui >8 kali sehari, ibu menggunakan kedua payudaranya bergantian, posisi perlekatan benar, puting tidak lecet, ibu menyusui bayi tanpa jadwal, ibu terlihat memerah payudara karena payudara penuh, payudara kosong setelah bayi menyusu sampai kenyang dan tertidur serta bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan. Produksi ASI dikatakan lancar jika hasil menunjukkan 5 indikator dari 10 indikator yang ada. Indikator itu (Budiati, 2010).
Berdasarkan studi pendahuluan buah kurma (phoenix dactylifera) memiliki senyawa yang mirip dengan hormon oksitosin yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis. Senyawa ini dialirkan melalui darah menuju payudara kemudian memacu kontraksi pada pembuluh darah vena yang ada disekitar payudara untuk memproduksi ASI.
Kombinasi antara sari buah kurma dan yoghurt, berpotensi dapat dikembangkan menjadi produk probiotik. Pengembangan produk probiotik dari sari buah kurma dapat meningkatkan efektifitas fungsional dari buah kurma itu sendiri. Dengan adanya minuman probiotik sari buah kurma atau yoghurt kurma yang berbahan dasar buah kurma, maka yoghurt kurma dapat dijadikan alterntif bagi ibu-ibu yang mempunyai masalah dengan produksi air susu.
2.3.1.4           Laktagogum Jamu Uyup-Uyup Dan Ekstrak  Daun Katu (Sauropus Androgynus Merr.)
Daun katu (Sauropus androgynus Merr) dan jamu uyup-uyup telah lama digunakan masyarakat sebagai pelancar Air Susu Ibu (ASI), namun pengetahuan tentang mekanisme aksinya dalam melancarkan ASI belum diketahui. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mekanisme ekstrak daun katu dan jamu uyup-uyup dalam merangsang hormon prolaktin sebagai salah satu mekanisme suatu senyawa laktagogum.
Dilakukan pemberian ekstrak daun katu dan jamu uyup-uyup selama 7 dan 14 hari, kemudian ditentukan perangsangan hormon prolaktin secara tidak langsung yakni dengan menghitung ketebalan lapisan epitelium tunika mukosa glandula ingluvica merpati sebagai bukti proliferasi akibat terangsangnya hormon prolaktin. Sebagai kontrol positif digunakan moloco B12.
Jamu uyup-uyup dan ekstrak daun katu mampu merangsang prolaktin, tetapi kemampuannya masih di bawah moloco B12. Kemampuan ekstrak daun katu dosis 54 mg/kg BB yang diberikan selama 14 hari setara dengan moloco B12 dosis 189 mg/kg BB yang diberikan selama 7 hari (p<0,05).
Jamu uyup-uyup sangat terkenal di Jawa Tengah dan Jogjakarta, berasal dari puyang, temulawak, kunyit, adas dan jinten yang dibuat jamu cair/gendong. Sementara itu pabrik farmasi yang besar pun juga memproduksi jamu pelancar ASI dari ekstrak katu. Penelitian yang pernah dilakukan terhadap tanaman katu antara lain efek antipiretik dekok akar katu 10 % dosis 12 ml/kg BB setara dengan suspensi parasetamol 10 % dosis 300 mg/kg BB (Sjamsuliani, 1987) serta penelitian toksisitas akut infus daun katu dengan harga LD 50 semu 94,76 mg/ 10 g BB (Anonim, 1991). Efek diuretik infusa daun katu pernah diteliti efek diuretiknya oleh Astuti, dkk, 1997. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu pembuktian secara ilmiah mekanisme daya laktagogum atau pelancar ASI melalui efek prolaktin pada merpati, yaitu perangsangan perkembangan glandula ingluvicanya.
Mekanisme daya laktagogum suatu senyawa dapat terjadi antara lain dengan cara: merangsang secara langsung aktivitas protoplasma sel-sel sekretoris kelenjar susu, merangsang ujung saraf sekretoris di dalam kelenjar susu sehingga sekresi air susu meningkat, atau merangsang hormon prolaktin yang bekerja pada sel-sel epitelium alveolar (Goodman dan Gilman, 1970). Prolaktin atau luteotropin atau LTH merupakan hormon laktagonik dan proliferatif terhadap kelenjar mamae (Anonim, 1991).

2.3.1.5           Buah Pepaya
Laktagogum merupakan obat yang dapat meningkatkan atau memperlancar pengeluaran air susu. Laktagogum sintetis tidak banyak dikenal dan relatif mahal. Hal ini menyebabkan perlu dicarinya obat laktagogum alternatif. Upaya dalam peningkatan produksi ASI bisa dilakukan dengan cara melakukan perawatan payudara sejak dini dan rutin, memperbaiki teknik menyusui, atau dengan mengkonsumsi makanan yang dapat mempengaruhi produksi ASI.
Pepaya sebagai salah satu buah yang mengandung laktagogum merupakan buah tropis yang dikenal dengan sebutan Caricapapaya. Buah pepaya juga merupakan salah satu jenis buah yang memiliki kandungan nutrisi tinggi dan kaya akan manfaat bagi kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa produksi ASI sebelum konsumsi buah pepaya rata-rata frekuensi menyusui adalah 5,7 kali dengan standar deviasi 0,80131 dan setelah mengkonsumsi buah pepaya rata-rata frekuensi menyusui mengalami peningkatan menjadi 9,75 kali dengan standar deviasi 0.78640. Kolerasi antara dua variabel adalah sebesar 0,793 dan perbedaan nilai rata-rata peningkatan produksi ASI pada ibu yang tidak mengkonsumsi dan yang mengkonsumsi buah pepaya adalah 4,05000 dengan sig 0,000. Karena sig < 0,05, maka berarti bahwa rata-rata produksi ASI sebelum dan sesudah konsumsi buah pepaya adalah berbeda. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pemberian buah pepaya dapat mempengaruhi peningkatan produksi ASI ibu menyusui di Desa Wonokerto di wilayah Puskesmas Peterongan Kabupaten Jombang.
Pepaya sebagai salah satu buah yang mengandung laktagogum merupakan buah tropis yang dikenal dengan sebutan Caricapapaya. Buah pepaya juga merupakan salah satu jenis buah yang memiliki kandungan nutrisi tinggi dan kaya akan manfaat bagi kesehatan. Penanaman pepaya membutuhkan suhu rendah untuk menopang pertumbuhan sehingga sangat cocok ditanam di daerah tropis. Oleh karena itu, menjadi hal yang wajar bila populasi pohon pepaya sangat banyak dan mudah ditemukan di negara kita. Masyarakat bisa mendapatkan buah pepaya untuk konsumsi sehari-hari dengan mudah. Dari latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh pemberian buah pepaya pada ibu menyusui terhadap kelancaran produksi ASI.
Buah pepaya merupakan jenis tanaman yang mengandung laktagogum memiliki potensi dalam menstimulasi hormon oksitoksin dan prolaktin seperti alkaloid, polifenol, steroid, flavonoid dan substansi lainnya paling efektif dalam meningkatkan dan memperlancar produksi ASI. Reflek prolaktin secara hormonal untuk memproduksi ASI, waktu bayi menghisap puting payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada puting susu dan areola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hipofisis melalui nervos vagus, kemudian ke lobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI (Murtiana, 2011).
Pemanfaatan buah pepaya muda pada masyarakat sudah banyak ditemui, seperti baik untuk kesehatan mata, baik untuk pencernaan, digunakan untuk membuat sayur karena kandungan protein dan vitamin, serta dimakan untuk memperlancar dan memperbanyak produksi ASI. Pengolahan buah pepaya muda pada masyarakat biasa dilakukan dengan cara direbus, diurap, dikukus dan dioseng-oseng. Buah pepaya menjadi bahan makanan yang memiliki banyak manfaat dan mudah didapatkan oleh masyarakat karena bisa dengan mudah ditanam di pekarangan rumah. Dengan pemanfaatan buah pepaya yang dapat meningkatkan produksi ASI, dapat membantu keberhasilan program pemerintah (Kementerian Kesehatan) dalam upaya pemberian ASI Eksklusif yaitu pemberian ASI saja sampai dengan usia bayi 6 bulan dan tetap diberikan ASI sampai usia anak 2 tahun yang ditambah dengan makanan pendamping ASI (MPASI).
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh buah pepaya terhadap peningkatan produksi ASI pada Ibu Menyusui di Desa Wonokerto Wilayah Puskesmas Peterongan Kab. Jombang Tahun 2014, dengan tujuan khusus adalah:
1.         Diketahui gambaran produksi ASI pada ibu menyusui yang belum mengkonsumsi buah papaya.
2.         Diketahui gambaran produksi ASI pada ibu menyusui yang sudah mengkonsumsi buah papaya.
3.         Diketahui analisa pengaruh mengkonsumsi buah pepaya terhadap produksi ASI pada ibu menyusui.

2.3.1.6           Jintan Hitam (Nigella Sativa)
Tanaman Jintan hitam merupakan salah satu spesies dari genus Nigella termasuk ke dalam famili Ranunculaceae adalah rempahrempah yang dapat digunakan sebagai tanaman obat . Jintan hitam banyak dikenal dengan berbagai nama diantaranya Habbatussauda, black seed, black caraway, natura seed, black cumin, nigella sativa, kaluduru (Kemenkes RI, 2012).
Kandungan kimia jintan hitam, jintan hitam dapat meningkatkan jumlah Air Susu Ibu karena kombinasi unsur lipid dan struktur hormon yang terdapat di dalamnya. Selain itu kandungan polifenol yang terdapat pada jintan hitam yang juga terkandung dalam daun katuk berperan dalam meningkatkan kadar prolaktin.
Kandungan aktif biji jintan hitam mencakup volatil oil yang terdiri dari carvone, keton tak jenuh, terpen atud-limonen yang dikenal dengan carvene, α-pinen dan ρ-cymene. Kandungan aktif secara farmakologi pada volatile oil adalah thymoquinone, ditymoquinone, thymohidroquinon dan thymol.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.         Pemberian jintan hitam (nigella sativa) pada ibu postpartum dengan seksio sesarea meningkatkan kadar hormon produksi ASI dan tidak mempengaruhi jumlah neutrofil pada neonatus.
2.         Setelah diberikan perlakuan kadar hormon prolaktin, hormon oksitosin lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum dilakukan perlakuan, tidak ada beda jumlah neutrofil pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Saran yang diajukan untuk meningkatkan pelayanan yang paripurna kepada ibu postpartum dengan seksio sesarea adalah:
1.         Memberikan edukasi pada ibu secara teratur tentang manfaat pemberian jintan hitam (nigella sativa) untuk meningkatkan kadar hormon produksi ASI.
2.         Membuat leaflet atau booklet tentang manfaat Jintan hitam atau Habbatussauda (Nigella sativa) agar dikenal oleh dimasyarakat sebagai pelancar ASI, karena selama ini hanya dikenal untuk penyembuhan penyakit dan suplemen/vitamin.
2.3.2        Obat Sintetik Untuk Memperlancar ASI Dan Obat Hormon Prolaktin
2.3.2.1       Domperidone
Domperidone termasuk golongan antagonis reseptor dopamin D2. Obat ini biasa dikenal sebagai prokinetik dan antiemetik. Secara klinis obat ini juga bermanfaat untuk terapi refluks gastroesofageal, gastroparesis diabetik, dan dispepsia kronis. Beberapa peneliti mulai melihat manfaat lain domperidone, yaitu sebagai galactogogue. Penelitian terkini membuktikan bahwa obat tersebut efektif meningkatkan produksi ASI melalui kerjanya sebagai penghambat reseptor dopamin. Selain itu, domperidone juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan galactogogue lain seperti metoclopramide, chlorpromazine, sulpiride, hormon oksitosin, dan hormon pertumbuhan.
Domperidone merupakan antagonis reseptor dopamin D2. Di Asia dan Eropa, domperidone telah lama digunakan sebagai prokinetik dan antiemetik. Kegunaan klinis domperidone sebagai terapi penyakit refluks gastroesofageal, diabetik gastroparesis, dispepsia kronis, dan terkadang direkomendasikan untuk merangsang laktasi post-partum. Selain domperidone, terdapat beberapa obat lain yang memiliki efek merangsang laktasi (galactogogue), yaitu metoclopramide, chlorpromazine, sulpiride, hormon oksitosin, dan hormon pertumbuhan. Domperidone paling direkomendasikan karena telah terbukti efektif, belum ditemukan efek samping terhadap bayi, serta efek samping yang jarang pada ibu yang menyusui. Selain itu, berdasarkan literatur domperidone sebagai galactogogue telah banyak digunakan di berbagai negara meskipun sebagai “o_ label”, seperti Australia, Belanda, Belgia, Inggris, Irlandia, Italia, Jepang, dan Kanada.
Domperidone dratiabsorpsi secara oral dengan bioavailabilitas tinggi. Obat ini juga mengalami eliminasi lintas pertama (first pass metabolism) saat melewati hati dan saluran cerna. Waktu paruh (T½) domperidone sekitar 7-12 jam dan sebagian besar diekskresikan melalui ginjal.
Domperidone tidak dapat menembus sawar darah otak. Obat ini tetap dapat bekerja secara efektif di sistem saraf pusat karena kerja obat ini di kelenjar hipofisis. Kelenjar hipofisis merupakan salah satu area di otak yang tidak memiliki sawar darah otak.
Pada proses laktasi, hipotalamus mensekresikan prolactin-inhibiting hormone (PIH) yang dikenal sebagai neurotransmitter dopamin dan prolactin-releasing hormone (PRH). Sekresi kedua hormon tersebut berpengaruh pada sekresi hormone prolaktin. Domperidone bekerja sebagai antagonis reseptor dopamin. Hambatan neurotransmitter dopamin di otak mampu mensupresi produksi PIH, sehingga sekresi PIH menurun dan produksi hormon prolaktin meningkat. Hal tersebut memberikan dampak positif terhadap peningkatan sekresi sel epitel alveolar, dan merangsang peningkatan sekresi ASI.
Pada umumnya, dosis untuk efek prokinetik yaitu 30-60 mg/hari, dosis maksimal yang diperbolehkan sebesar 80 mg/hari.7,11 Dosis serupa dapat diberikan untuk merangsang laktasi pada ibu menyusui. Sebagian besar studi menyebutkan bahwa penggunaan domperidone sebagai galactogogue menggunakan dosis 30 mg/hari. Sejauh ini belum ada studi yang membahas keamanan dan efektivitas titrasi dosis maksimal domperidone sebagai galactogogue; para ahli laktasi di Kanada mengawali pemberian domperidone dalam dosis 30-90 mg/hari dengan dosis maksimal 80-160 mg/hari.
Campbell-Yeo, et al, meneliti efek domperidone terhadap volume dan komposisi ASI. Dalam 14 hari, volume ASI ibu menyusui yang diterapi domperidone meningkat sampai 267%, dibandingkan di grup plasebo hanya meningkat 18,5% (p = 0,005). Serum prolaktin meningkat sebesar 97% di grup domperidone dan meningkat sebesar 17% di grup placebo (p = 0,07). Dari segi komposisi ASI, tidak terdapat perbedaan signifikan kandungan energi, protein, lemak, natrium, dan fosfat antara kelompok domperidone dan plasebo. Kadar karbohidrat dan kalsium lebih tinggi pada ASI ibu yang mengonsumsi domperidone dibandingkan plasebo.
Wan, et al, menunjukkan bahwa domperidone 60 mg/hari selama 14 hari meningkatkan volume ASI sebesar 367% dibandingkan pada dosis 30 mg/hari hanya meningkat sebesar 215%, namun peningkatan dosis domperidone berbanding lurus dengan peningkatan efek samping. Kadar serum prolaktin juga meningkat, kelompok domperidone 30 mg/ hari mengalami peningkatan sebesar 405% dan pada dosis 60 mg/hari hanya sedikit lebih meningkat, yaitu sebesar 433%, disebabkan oleh ceiling effect. Pada beberapa subjek penelitian, peningkatan kadar serum prolaktin tidak selalu berbanding lurus dengan jumlah produksi ASI. Peneliti menduga terdapat mediator dan/atau mekanisme lain yang berperan dalam produksi ASI selain serum prolaktin.
Knoppert, et al, menunjukkan bahwa secara statistik bahwa domperidone tiga kali 10 mg per hari tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan dosis tiga kali 20 mg per hari dalam 4 minggu pertama (p = 0,46), namun klinis menunjukkan perubahan volume ASI. Durasi optimal pemberian domperidone sebagai galactogogue masih belum diketahui, penurunan dosis domperidone menjadi dua kali sehari setelah 4 minggu tidak menurunkan jumlah volume ASI. Studi meta-analisis Osadchy, et al, menyimpulkan bahwa domperidone terbukti efektif meningkatkan produksi ASI dibandingkan plasebo, namun keterbatasan studi meta-analisis ini adalah jumlah sampel kecil (17, 16, dan 45 subjek).
Selain dosis domperidone, paritas ibu menyusui juga mempengaruhi kadar serum prolaktin. Brown, et al, menyimpulkan bahwa nullipara akan menghasilkan serum prolaktin lebih tinggi dibandingkan multipara pada dosis obat yang sama.13 Namun, volume ASI yang dihasilkan oleh multipara tetap lebih tinggi dibandingkan nullipara.
Efek samping yang sering terjadi antara lain nyeri kepala, rasa haus, mulut kering, diare, kram perut, dan kemerahan kulit. Pada pasien dengan kondisi tertentu seperti riwayat aritmia jantung (takiaritmia dan pemanjangan interval QT) dan pengguna obat antiaritmia, efek samping yang perlu diwaspadai yaitu pemanjangan interval QT pada elektrokardiografi, sehingga dapat memicu Torsades de Pointes atau aritmia lain. Mengingat efek samping ini mengancam nyawa, Food and Drug Administration (FDA) menarik domperidone dari pasar obat tahun 2004. Sebenarnya efek samping membahayakan tersebut muncul pada penggunaan domperidone dosis tinggi intravena pada penderita kanker. Health Canada’s Canada Vigilance Program telah mengonfirmasi bahwa sepanjang tahun 1965 hingga tahun 2011 tidak ditemukan laporan kematian yang berkaitan dengan kasus jantung pada wanita yang mengkonsumsi domperidone. Saat ini Health Canada menyarankan dosis harian domperidone tidak melebihi 30 mg/hari. Efek samping lain yang jarang yaitu efek ekstrapiramidal (distonia, akathisia, sindrom Parkinson) dan neuropsikiatri, karena domperidone tidak dapat menembus sawar darah otak.
Pemberian domperidone sebagai galactogogue pada ibu menyusui harus mempertimbangkan kemungkinan efek baik terhadap ibu maupun terhadap bayi yang diberi ASI. Wan, et al, menunjukkan bahwa pada dosis 30 mg/hari, efek samping yang terjadi berupa kram perut, mulut kering, dan nyeri kepala. Pada dosis 60 mg/ hari, terdapat efek samping tambahan berupa konstipasi dan depresi. Selain itu, penghentian penggunaan domperidone jangka panjang secara mendadak dapat memicu gejala putus obat. Studi kasus Papastergiou, et al, menunjukkan bahwa penggunaan domperidone 80 mg/hari selama 8 bulan, kemudian diturunkan menjadi 60 mg/hari selama 2 hari dan dihentikan pada hari berikutnya memicu munculnya gejala putus obat, antara lain insomnia, cemas, dan peningkatan denyut nadi.
Setiap obat galactogogue selain ditinjau efek terhadap ibu, perlu dipertimbangkan pula efek terhadap bayi yang diberi ASI. Domperidone disekresikan melalui ASI sebesar 0,2 μg/kg/hari. Secara klinis, jumlah tersebut tidak signifikan untuk menimbulkan efek terhadap bayi. American Academy of Pediatrics (AAP) mengklasifikasikan domperidone sebagai obat yang dapat digunakan pada ibu menyusui

2.3.2.2       Bromocriptine & Cabergoline
Obat-obatan lain seperti Bromocriptine dan Carbegoline merupakan obat ketidak seimbangan hormon efeknya menekan hormon prolaktin. Obat ini bertindak dalam cara yang sama seperti bahan alami yaitu dopamin yang diproduksi oleh otak untuk menurunkan produksi prolaktin. Oleh karena itu obat ini berfungsi untuk mendapatkan jumlah prolaktin yang normal. Hal ini akan menghasilkan sejumlah efek yang baik: Dalam siklus haid wanita biasanya kembali kenormal dan kelembutan payudara dan keluarnya susu menurun.
Bromokriptin telah digunakan selama lebih dari 30tahun, dengan tidak ada efek jangka panjang termasuk sebelum dan selama kehamilan. Namun, jika ada yang mulai mengambil dosis penuh dengan perut kosong maka mereka cenderung untuk menderita efek samping yang reversibel yang paling umum di antaranya adalah mual dan muntah, pusing pada berdiri, flu dan hidung gerah.
Cabergolinea dalah obat yang lebih baru yang hanya perlu dilakukan dimakan sekali atau dua kali seminggu dan yang sangat jarang menyebabkan efek samping. Obat ini karena itu sangat nyaman dan sekarang kita gunakan sebagai lini pertama pengobatan . Tidak ada bukti bahaya pada wanita yang hamil pada obat ini.
Membicarakan masalah seksualitas biasanya tidak akan jauh-jauh dari masalah fungsi organ seksual baik itu bagi kaum hawa maupun kaum pria. Tahukah anda, masalah seksualitas juga bisa diawali dengan adanya gangguan atau ketidak seimbangan hormon pada tubuh. Sebagai contoh, kini banyak sekali kasus dimana seseorang mengalami kekurangan hormon prolaktin yang ternyata berperan besar dalam mempengaruhi kualitas seksual seseorang.

2.3.3        BROMOCRIPTINE
Bromocriptine adalah obat untuk mengatasi tingginya tingkat hormon prolaktin yang bisa menyebabkan galaktorea dan prolaktinoma. Prolaktinoma adalah tumor pada kelenjar pituitari atau hipofisis di otak yang tidak bersifat kanker. Galaktorea adalah keluarnya cairan ASI dari puting yang tidak berkaitan dengan produksi ASI secara normal atau bukan pada masa menyusui.
Bromocriptine juga bisa digunakan untuk mengobati penyakit parkinson, diabetes tipe 2 dan akromegali. Bromocriptine bekerja dengan cara menghalangi pelepasan horm on prolaktin dari kelenjar pituitari di bawah otak. Hormon ini mempengaruhi siklus menstruasi dan produksi ASI, sehingga obat ini juga bisa digunakan untuk menangani masalah menstruasi seperti amenore (keadaan dimana siklus haid tidak berjalan) dan menghentikan produksi ASI abnormal pada wanita dan sebagian kecil pria. Bromocriptine juga bisa mengobati infertilitas (kemandulan) yang disebabkan hormon prolaktin yang terlalu tinggi kadarnya di dalam tubuh, baik pada pria maupun wanita.
*        Tentang Bromocriptine
Golongan
Hormon tropis sintetis
Kategori
Obat resep (Kategori B)
Manfaat
  • Membatasi pelepasan hormon prolaktin
  • Menangani masalah pada siklus menstruasi
  • Mengobati infertilitas
  • Mengobati parkinson
  • Mengobati akromegali (kondisi di mana produksi hormon pertumbuhan terlalu berlebihan)
  • Mengobati diabetes tipe 2
Dikonsumsi oleh
Dewasa
Bentuk
Tablet, kapsul
Peringatan:
§    Wanita yang sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil, atau menyusui, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi bromocriptine.
§    Sebaiknya tidak mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat, karena obat ini bisa menyebabkan kantuk atau sakit kepala.
§    Harap berhati-hati saat mengonsumsi obat ini bagi yang mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi, riwayat eklamsi atau preeklamsi, gangguan fungsi jantung, penyakit hati, sindrom Raynaud, porifiria, sakit maag, gangguan mental serius, atau sedang mengonsumsi obat lainnya.
§    Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
*        Dosis Bromocriptine
Umumnya, dokter akan meresepkan bromocriptine dengan dosis rendah. Kemudian meningkatkan dosisnya secara bertahap jika diperlukan. Dosis untuk anak-anak akan disesuaikan dengan berat badan mereka. Berikut tabel yang menjelaskan dosis awal dan dosis maksimal harian bromocriptine. Dosis obat ini dibedakan berdasarkan jenis penyakit yang diderita.
Jenis Penyakit
Dosis Awal per hari
(dalam miligram)
Dosis Maksimal per hari
(dalam miligram)
  • Infertilitas
  • Tumor pituitari
  • Hipogonadisme pria
  • Amenorea
  • Galaktorea
1,25 – 2,5
15
Akromegali
1,25 – 2,5
100
Parkinson
2,5
100
Diabetes tipe 2
0,8
4,8
*        Mengonsumsi Bromocriptine Dengan Benar
Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi Bromocriptine. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa izin dokter.
Konsumsilah merek bromocriptine sesuai yang dianjurkan dokter, karena tiap merek memiliki cara kerja yang berbeda. Selalu konsumsi obat ini bersama dengan makanan. Untuk mengurangi efek mual, konsumsilah obat ini sesaat waktu tidur malam.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi Bromocriptine pada jam yang sama setiap hari untuk memaksimalkan efeknya.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi bromocriptine, disarankan untuk segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis bromocriptine pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat. Segera konsultasikan dengan dokter jika meengonsumsi obat ini terlalu banyak atau ingin menghentikannya.
*        Kenali Efek Samping dan Bahaya Bromocriptine
Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Beberapa efek samping yang umumnya terjadi adalah:
§    Mengantuk.
§    Mual.
§    Pusing atau sakit kepala.
§    Sulit buang air besar atau konstipasi.
§    Hidung tersumbat.
Sedangkan halusinasi, pergerakan tubuh tidak terkontrol merupakan efek samping bromocriptine yang jarang muncul. Jika mengalami kesulitan bernapas, batuk yang tidak mereda, dan rasa nyeri di dada atau perut setelah mengonsumsi bromocriptine, segera berkonsultasi dengan dokter.























BAB III
PENUTUP


3.1         Kesimpulan
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Hormon Prolaktin merupakan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary atau kelenjar hipofisis bagian interior (depan),Prolaktin banyak terdapat pada ibu yang sedang menyusui, karena ia adalah hormon penting yang merangsang kelenjar susu untuk memproduksi susu, sehingga pada saat diperlukan siap berfungsi. Pada organ glandula mamae, prolaktin secara spesifik menstimulasi sintesis DNA dan proliferasi sel epitel, dan juga sintesis protein susu (casein, lactalbumin), asam lemak bebas, dan laktosa, bila gelora prolaktin ini tak ada, jika ia dihambat sebagai akibat kerusakan hipotalamus atau hipofisis, atau jika penyusuan tidak kontinyu maka payudara kehilangan kesanggupannya untuk menghasilkan susu dalam beberapa hari.Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2 – 3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti: stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susu.
Bromocriptine adalah obat untuk mengatasi tingginya tingkat hormon prolaktin yang bisa menyebabkan galaktorea dan prolaktinoma. Prolaktinoma adalah tumor pada kelenjar pituitari atau hipofisis di otak yang tidak bersifat kanker. Galaktorea adalah keluarnya cairan ASI dari puting yang tidak berkaitan dengan produksi ASI secara normal atau bukan pada masa menyusui.

3.2         Saran
Di harapkan kritik dan saran untuk bisa membuat  makalahini bisa lebih baik dan bisa lebih terperinci lagi, semoga makalah kami ini bisa bermanfaat bagi semua orang terutama mahasiswa DIII Kebidanan STIKES Eka Harap Palangka Raya.






DAFTAR PUSTAKA


·         Dwidjoseputro Dkk. (1984). Biologi I Untuk SMA. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta.
·         Effendie, Hasyim. (1981). Fisiologi Sistem Hormonal Dan Reproduksi Dengan Patofisiologinya. Penerbit Alumni, Bandung.
·         Vincencius William, Michael Carrey.  2016. Domperidone Untuk Meningkatkan Produksi Air Susu Ibu (ASI). Jakarta : Continuing Professional Development.
·         Lilin Turlina, Rindy Wijayanti. 2015. Pengaruh Pemberian Serbuk Daun Pepaya Terhadap Kelancaran Asi Pada Ibu Nifas Di Bpm Ny. Hanik Dasiyem, Amd.Keb Di Kedungpring Kabupaten Lamongan
·         Yuktiana Kharisma,  Armaya Ariyoga, Herri S. Sastramihardja.  2011. Efek Ekstrak Air Buah Pepaya (Carica papaya L.) Muda terhadap Gambaran Histologi Kelenjar Mamma Mencit Laktasi di laboratorium Farmakologi Klinik Unpad dan laboratorium Unit Penelitian Kesehatan RS Dr. Hasan Sadikin.
·         Shilfi Nur Atika Wardani. 2009. Pengaruh Yoghurt Kurmasebagai Pelancar Air Susu Ibu.
·         Ika Puspita Sari. 2003. Daya Laktagogum Jamu Uyup-Uyup Dan Ekstrak  Daun Katu (Sauropus Androgynus Merr.). Yogjakarta : Bagian Farmakologi dan Farmakoterapi, Fakultas Farmasi UGM.
·         Sri Banun Titi Istiqomah, Dewi Triloka Wulanadari, Ninik Azizah. 2015. Pengaruh Buah Pepaya Terhadap Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Menyusui Di Desa Wonokerto Wilayah Puskesmas Peterongan Jombang Tahun 2014
·         Amalina Tri Susilani,  Hari Kurniawan. 2016. Pemberian Jintan Hitam (Nigella Sativa) Dalam Peningkatan Kadar Hormon Produksi Asi (Prolaktin Dan Oksitosin) Serta Jumlah Neutrofil Neonatus Dari Ibu Post Seksio Sesaria Di Yogyakarta

Pelayanan Penyakit Menular TB di Keluarga

BAB I PENDAHULUAN 1.1               Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang menular, disebabkan oleh kuman...